news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Deforestasi yang Dapat Menghilangkan Paru – Paru Dunia

KHANSA KAULIKA REGINA PINKAN
Khansa Kaulika adalah Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan. Ia adalah seorang Wanita kelahiran Sukabumi. Ia juga memiliki keinginan untuk menjadi seorang pembisnis, selain memiliki ketertarikan dalam bidang bisnis ia juga memiliki hobi mamasak.
Konten dari Pengguna
2 Januari 2023 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KHANSA KAULIKA REGINA PINKAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Austin, K., Schwantes, A. & Kasibhatla, P. S. (2019). What causes deforestation in Indonesia? OurWorldInData
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Austin, K., Schwantes, A. & Kasibhatla, P. S. (2019). What causes deforestation in Indonesia? OurWorldInData
ADVERTISEMENT

Saat ini, kondisi hutan di Indonesia semakin lama semakin menipis. Salah satu ancaman yang dihadapi oleh hutan Indonesia adalah deforestasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) deforestasi adalah kegiatan penebangan kayu komersial dalam skala besar. Forest Watch Indonesia (2020) deforestasi diartikan sebagai keadaan kehilangan hutan dan menjadi permasalahan yang sulit diatasi, sehingga perlu pengetahuan dan kerjasama antar berbagai elemen yang mampu menggerakkan masyarakat untuk dapat terlibat dalam pengurangan kegiatan atau mendukung program yang dinilai mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi bersama. Hilangnya area hutan baik secara permanen maupun sementara tetap memberikan perhatian pada degradasi hutan.

Laju deforestasi di Indonesia tercatat berada pada posisi ke-4 pada tahun 2020 lalu. Mayoritas dari penyebab deforestasi di Indonesia adalah aktvitas manusia yang berdampak pada hutan. Salah satunya adalah konversi lahan hutan untuk menjadi permukiman, perkebunan, kawasan industri dan pembangunan jalan atau infrastruktur. Tujuan dari konversi lahan tersebut tentunya tidak terlepas dari kesejahteraan manusia. Alih fungsi lahan tersebut terjadi akibat memenuhi kebutuhan lahan manusia seiring berkembangnya zaman dan meningkatnya populasi.
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya hutan di Indonesia hilang sebanyak 72% atau 684 ribu hektar. Hal tersebut terjadi karena pembakaran lahan hutan untuk pembangunan, pertanian dan perkebunan. Kebakaran hutan tersebut juga dapat terjadi karena faktor alam. Faktor alam yang menyebabkan kebakaran hutan adalah saat terjadinya kemarau panjang. Musim kemarau yang panjang di Indonesia menyebabkan jumlah titik panas meningkat. Pengaruh tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Oleh karena itu, diharapkan sikap siap siaga dan waspada masyarakat setempat akan potensi kebakaran hutan serta waspada akan bencana lainnya yang terjadi akibat musim kemarau panjang tersebut.
Adanya deforestasi tidak terlepas dari akibat yang dirasakan baik oleh manusia, hewan, maupun lingkungan sekitar. Dampak tersebut dapat berupa pengurangan luas hutan, tingginya potensi bencana hidrometeorologi, kehilangan berbagai jenis flora dan fauna, kerusakan sistem sumber air, serta hilangnya tempat tinggal bagi satwa hutan. Akibat dari deforestasi tentunya tidak dapat dihindari, berbagai bencana alam seperti tanah longsor dan bencana lainnya yang timbul akan berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Kehilangan sumber air juga ancaman yang tidak dapat dipandang sebelah mata oleh manusia. Karena kehilangan sumber air bersih dapat membuat terganggunya keberlangsungan kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Selain berdampak pada keberlangsungan hidup manusia, deforestasi juga menjadi ancaman flora dan fauna yang hidup di hutan. Hutan merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis flora dan fauna. Selain sebagai tempat hidup, hutan juga tempat untuk mencari makan dan berkembang biak. Apabila deforestasi terus berlangsung dan dibiarkan habitat asli mereka akan berganti menjadi tempat yang menguntungkan sebagian pihak saja. Mereka juga menjadi sasaran dari keserakahan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab akan sekitar. Hilangnya sejumlah spesies langka yang hidup di hutan juga dapat membuat spesies tersebut punah.
Untuk mencegah dampak yang ditimbulkan butuh kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Ketegasan pemerintah juga dibutuhkan untuk meminimalisir dampak yang akan terjadi. Salah satu program pemerintah dalam mencegah hal tersebut adalah dengan mengeluarkan Undang-Undang Kehutanan pasal 78 ayat 3 yang akan mempidana serta mendenda bagi oknum yang melanggar. Dikeluarkannya undang-undang tersebut sebagai antisipasi dan menambah efek jera bagi pihak yang melanggar. Selain itu, pemerintah juga melakukan sinergi dengan beberapa pihak untuk berpatroli guna mencegah timbulnya titik api yang menjadi penyebab kebakaran hutan.
ADVERTISEMENT
Selain peran pemerintah, masyarakat juga dapat melakukan tindakan untuk mencegah deforestasi. Pengelolaan secara bijak dan tepat diperlukan untuk menghindari kerusakan yang ditimbulkan. Masyarakat juga dapat melakukan penanaman kembali (reboisasi) hutan yang telah rusak. Pencarian alternatif untuk membuka lahan baru yang berhubungan langsung dengan pertanian, perkebunan, maupun kawasan sekitarnya. Masyarakat juga diharapkan dapat mengikuti peraturan dan undang-undang mengenai hutan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan adanya sinergi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan masalah deforestasi dapat menurun dan teratasi dengan baik. Menurut pendapat saya, dengan adanya penanganan yang baik tentunya akan meminimalisir dampak jangka panjang yang akan terjadi jika tidak teratasi dengan sebagaimana mestinya. Karena kondisi hutan yang saat ini sangat memperihatinkan terlebih di wilayah Kalimantan dan Sumatera mencapai lebih dari tiga juta hektar dalam kurun waktu 2001-2020. Deforestasi di dua pulau itu paling tinggi dibanding pulau lainnya. Harapan saya agar kedepannya masalah hutan tidak dikesampingkan lagi. Dimulai dari diri sendiri dengan melakukan contoh kecil yang berdampak bagi sekitar.
ADVERTISEMENT
Daftar Pusaka
Tami. (2021) . Mengenal apa itu deforestasi penyebab dan solusinya. Mutuinstitute.
Mikaela, W dan Liz, G. (2022). Kehilangan hutan tetap tinggi dihutan. Global Forest Watch.
Butler A (2022) Amazon deforestation on pace to roughly match last year’s rate of loss. Mongabay.
Ariana, A. (2013). 3 cara untuk mengatasi deforestasi hutan tropis hingga 2022. Wri-indonesia.
Raden, A, W. (2022) . Mengenal apa itu deforestasi penyebab dan solusinya. Lindungihutan.