Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Budaya Asing dalam Kehidupan Anak Muda: Antara Hiburan dan Cinta Tanah Air
2 Desember 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Khansa Mujahidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
K-Pop sebagai Fenomena Global: Tantangan bagi Nasionalisme Indonesia
ADVERTISEMENT
K-Pop sebagai Fenomena Global dan tantangan bagi Nasionalisme Indonesia
(Jember, 2 Desember 2024)K-Pop, singkatan dari Korean Pop, adalah genre musik populer asal Korea Selatan yang mencakup beragam elemen seperti musik, tarian, fashion, hingga konsep visual yang unik. Dalam satu dekade terakhir, K-Pop berhasil menjadi fenomena global, termasuk di Indonesia. Popularitas K-Pop di Indonesia tidak lepas dari strategi pemasaran yang cerdas, seperti peluncuran video musik berkualitas tinggi di platform seperti YouTube dan promosi intensif di media sosial. Grup-grup idola seperti BTS, BLACKPINK, dan NEWJEANS menjadi ikon K-Pop yang digemari oleh jutaan penggemar di Indonesia. Mereka tidak hanya menghadirkan musik yang catchy, tetapi juga gaya hidup yang menarik bagi generasi muda. Konser-konser K-Pop di Indonesia, seperti BLACKPINK dan SEVENTEEN, selalu dipenuhi oleh ribuan penggemar, menunjukkan antusiasme yang luar biasa.
Pada tahun 2024, Indonesia menjadi salah satu destinasi utama bagi artis K-Pop, dengan lebih dari 20 konser besar dijadwalkan sepanjang tahun. Nama-nama besar seperti SEVENTEEN, Stray Kids, hingga IU masuk dalam daftar artis yang menggelar konser di kota Jakarta. Salah satu alasan utama banyaknya konser ini adalah besarnya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap K-Pop, yang terlihat dari cepatnya penjualan tiket yang sering kali habis hanya dalam hitungan jam. Respon masyarakat pun sangat positif, baik dari kalangan penggemar yang antusias, maupun dari pihak penyelenggara yang melihat pasar Indonesia sebagai ladang ekonomi yang potensial.
ADVERTISEMENT
Namun, seperti dua sisi mata uang, fenomena K-Pop ini membawa dampak positif sekaligus negatif. Secara positif, K-Pop menginspirasi banyak anak muda untuk lebih kreatif, mempelajari budaya Korea, hingga mengadopsi nilai-nilai seperti kerja keras dan disiplin dari idola mereka. Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa dominasi K-Pop dapat mengurangi apresiasi terhadap musik dan budaya lokal. Selain itu, musisi lokal sering kali merasa tersaingi karena antusiasme yang lebih besar terhadap konser dan produk musik K-Pop. "Sebagai fans K-Pop, saya merasa K-Pop memberikan hiburan yang luar biasa. Tapi saya juga sadar, kita harus tetap mendukung musisi lokal," ujar salah satu penggemar K-Pop yang tidak ingin disebutkan namanya.
Di tengah fenomena global ini, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan antara menikmati budaya asing dan mencintai budaya lokal. PKN mengajarkan nilai-nilai nasionalisme, seperti cinta tanah air dan identitas bangsa, yang menjadi dasar bagi generasi muda untuk tetap bangga dengan budayanya. Seorang mahasiswa non-fans K-Pop dari Jember berpendapat, “Saya tidak masalah dengan orang yang suka K-Pop, tapi jangan sampai melupakan budaya kita sendiri, kita harus memahami bahwa menjadi warga Indonesia, artinya tetap harus diimbangi dengan kecintaan pada budaya Indonesia.” Dengan pemahaman ini, generasi muda bisa menikmati hiburan K-Pop sekaligus terus mendukung dan melestarikan budaya lokal.
ADVERTISEMENT
Sebagai kesimpulan, K-Pop adalah fenomena global yang membawa dampak besar di Indonesia, baik secara budaya maupun ekonomi. Namun, penting bagi generasi muda untuk tetap membagi perhatian mereka antara menikmati budaya asing dan mendukung budaya lokal. Saran bagi penggemar K-Pop adalah untuk tidak hanya menikmati musik dan hiburan dari Korea, tetapi juga aktif dalam mempromosikan budaya Indonesia, seperti menghadiri konser musik lokal atau mempelajari kesenian tradisional. Dengan cara ini, kita dapat menunjukkan bahwa kecintaan terhadap budaya asing dan lokal dapat berjalan beriringan, menciptakan generasi muda yang terbuka sekaligus bangga akan identitas bangsanya.
Penulis
Khansa Mujahidah, Mahsiswa Universitas Jember