Konten dari Pengguna

Vaksin Booster vs Vaksin Dosis Ketiga, Apakah Sama?

Khanza Nur Padma A
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia dengan peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
25 Juli 2022 21:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khanza Nur Padma A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar: Vaksin COVID-19, Sumber: istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Vaksin COVID-19, Sumber: istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 yang terus meningkat dan munculnya varian baru membutuhkan respons cepat terutama dalam hal vaksinasi. Dalam pelaksanaannya, masyarakat mengenal istilah vaksin dosis ketiga dan vaksin booster. Namun, apakah keduanya memiliki arti dan bentuk yang sama?
ADVERTISEMENT
Vaksin dosis ketiga diperuntukkan bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang hingga parah (immunocompromised). Orang-orang yang berhak menerima vaksin dosis ketiga contohnya adalah yang sedang menjalani pengobatan kanker aktif untuk tumor atau kanker darah, orang yang menerima transplantasi organ dan minum obat untuk menekan sistem kekebalan tubuh, atau orang yang memiliki infeksi HIV lanjut atau tidak diobati. Orang yang mengalami gangguan kekebalan umumnya akan memiliki respons antibodi yang lebih rendah (kurang perlindungan) dari dua dosis vaksin COVID-19. Studi menunjukkan bahwa memberikan vaksin dosis ketiga untuk melengkapi rangkaian vaksin utama dapat membantu orang-orang tersebut untuk membuat antibodi yang cukup dalam melindungi mereka dari COVID-19.
Sedangkan vaksin booster adalah dosis vaksin tambahan yang diberikan pada semua orang berusia 12 tahun ke atas. Dosis booster membantu mempertahankan dan memperpanjang perlindungan terhadap COVID-19 karena kekebalan sebagian besar orang umumnya menurun seiring waktu. Studi menunjukkan bahwa antibodi terlihat menurun 6 bulan setelah mendapatkan vaksin COVID-19 seri primer lengkap, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan. Selain itu, vaksin ini juga dapat mengurangi potensi individu yang terinfeksi untuk menularkan virus ke orang lain.
ADVERTISEMENT
Pemberian dosis ketiga dilakukan 2 hingga 6 bulan setelah dosis kedua vaksin COVID-19 pada orang dengan kelainan sistem kekebalan. Sementara itu, vaksin booster diberikan secara heterolog (dapat berbeda dengan jenis vaksin 1 dan 2), 6 bulan setelah menyelesaikan seri primer. Seri primer adalah seri vaksinasi awal yang diberikan secara homolog (jenis vaksin 1 dan 2 sama) untuk memberi perlindungan terhadap COVID-19.
Untuk jenis vaksin dosis ketiga dapat berbeda tergantung dari umur dan vaksin primer yang diterima. Misalnya anak-anak usia 6 bulan hingga 11 tahun dengan sistem imun lemah dapat menerima vaksin dosis ketiga jenis Pfizer atau Moderna. Tidak jauh berbeda, vaksin booster juga disesuaikan dengan vaksin primer yang diterima. Namun jenisnya beragam mulai dari Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, Sinopharm, Sinovac, Zifivax, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, istilah vaksin booster dan vaksin dosis ketiga tidak dapat disamakan karena memiliki arti dan bentuk yang berbeda. Perbedaan tersebut perlu diketahui oleh masyarakat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Jangan lupa untuk melakukan vaksin booster maupun dosis ketiga bagi yang membutuhkan demi melindungi diri dan orang lain dari COVID-19!