Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Keterkaitan Fenomena Fatherless dengan Perkembangan Anak
3 Desember 2024 21:56 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kharisma Annisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Fatherless" adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang merujuk pada keadaan di mana seorang individu tumbuh tanpa kehadiran ayah dalam hidupnya. Menurut (Smith, 2011), seseorang dikatakan mengalami kondisi fatherless apabila seseorang tidak memiliki ayah atau tidak memiliki hubungan dengan ayahnya, dapat disebabkan karena perceraian atau permasalahan pernikahan yang dimiliki oleh orang tua. Dalam konteks ini, "fatherless" tidak hanya berarti ketiadaan fisik ayah, tetapi juga bisa merujuk pada kurangnya hubungan emosional atau dukungan yang biasanya diberikan oleh seorang ayah.
ADVERTISEMENT
Kondisi fatherless di Indonesia sangat memprihatinkan, pasalnya Indonesia merupakan negara peringkat ketiga dalam fenomena fatherless. Lalu apa saja yang menjadi penyebab fatherless selain perceraian orang tua? Fatherless memiliki banyak penyebab diantaranya dapat berupa kematian sang ayah, ayah dan ibu tinggal terpisah, ayah tidak terlalu peduli, serta ayah terlalu sibuk bekerja sehingga tidak hadir dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Seharusnya dalam kondisi ini ayah dapat meluangkan waktu beberapa menit dalam sehari atau beberapa jam dalam seminggu untuk quality time dengan sang anak.
Fenomena ini dapat memiliki berbagai dampak psikologis dan sosial bagi anak-anak yang mengalaminya. Beberapa studi menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah mungkin menghadapi tantangan dalam mengembangkan identitas diri, membangun hubungan secara sehat, intuisi dalam memecahkan suatu masalah, dan mengelola emosi mereka. Selain itu, mereka juga mungkin lebih rentan terhadap masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya prestasi akademik, atau keterlibatan dalam perilaku negatif seperti kenakalan remaja.
ADVERTISEMENT
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun ketiadaan ayah dapat memengaruhi kehidupan seorang anak, banyak faktor lain juga berperan dalam perkembangan mereka, seperti dukungan dari ibu, keluarga besar, teman-teman, dan lingkungan sosial yang sehat.