Drama Irjen Ferdi Sambo Masuk Era Post-truth

Khoirul Anam
Peneliti PUSAD UMSurabaya
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2022 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khoirul Anam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satu bulan sejak tewasnya Brigadir Joshua Hutabarat masih banyak menyisakan beberapa pertanyaan dari publik, termasuk motif dari terjadinya pembunuhan terhadap Joshua
ADVERTISEMENT
Kasus ini sekarang memasuki babak baru dimana beberapa oknum sudah menjadi tersangka, skenario Irjen Ferdi Sambo satu persatu mulai terungkap setelah gelombang besar menaruh curiga atas kejanggalan yang terjadi
Keluarga dan tim kuasa hukumnya juga menaruh curiga bahwa Brigadir Joshua Hutabarat meninggal bukan karena terjadi peristiwa baku tembak dengan Barada E mereka yakin ada rencana pembunuhan yang dilakukan kepada Joshua Hutabarat karena beberapa kejanggalan yang dialami seperti peti korban tidak boleh dibuka, luka tembak yang ada ditubuh korban
Tidak berhenti disitu Irjen Ferdi Sambo berusaha memberikan informasi bahwa peristiwa itu terjadi murni karena ada peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir Joshua Hutabarat kepada istrinya sehingga ketika istrinya berteriak sang ajudan terkejut dengan secara spontan terjadi baku tembak
ADVERTISEMENT
Narasi tentang telah terjadi baku tembak antara Brigadir Joshua Hutabarat dengan Barada E berulang-ulang disampaikan oleh pihak kepolisian, kompolnas dan beberapa pihak tertentu yang termakan skenario keji Irjen Ferdi Sambo
Di era yang serba digital ini tidak dapat dipungkiri bahwa cepatnya arus informasi yang mengalir di tengah masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk menyebarluaskan informasi bohong atau yang disebut hoax
Lewat omongan tanpa data, persepsi dibangun, dan pelan-pelan fakta diciptakan, Irjen Ferdi Sambo melakukan drama, berbagai pencitraan dilakukan, termasuk berusaha menghilangkan barang bukti demi menekuk kenyataan harapanya rakyat pun akan percaya bahwa yang terjadi adalah peristiwa pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir Joshua Hutabarat kepada istrinya sehingga ketika istrinya berteriak sang ajudan terkejut dan secara spontan terjadi baku tembak
ADVERTISEMENT
Jika ternyata kebenaran merupakan kecocokan antara pikiran/persepsi dengan kenyataan maka kita sekarang masuk di era yang aneh. Era yang penting bikin pikiran/persepsi realitanya nanti disusul dengan disesuaikan, inilah yang disebut dengan era post-truth
Sebenarnya, era post-truth sendiri lebih cenderung digunakan dalam ajang politik tertentu, terutama ketika pemilihan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang panas-panasnya.
Era ini bukan hanya gerakan yang mengedepankan fakta yang tidak relevan, tetapi juga merujuk pada fakta yang selalu dapat menutupi, memilih, dan menyajikan fakta dalam konteks politik yang mendukung penjelasan tentang kebenaran dan penjelasan lainnya
Kita percaya bahwa ini telah menjadi tren, banyak orang memandang post-truth sebagai bagian dari tren internasional yang berkembang, termasuk di Indonesia tren ini sering terjadi ketika momen politik tertentu atau kepentingan tertentu, dimana beberapa orang merasakan keberanian untuk mencoba mengubah realitas agar sesuai dengan pandangan mereka sendiri
ADVERTISEMENT
Kasus Irjen Ferdi Sambo ini bagian dari era post-truth yang sedang berkembang di Indonesia, karena berbagai drama dilakukan, beberapa pihak vital dikondisikan, bahkan narasi diulang-ulang lewat konferensi pers lembaga resmi negara seolah-olah sebagai realitas sosial
Apabila kemudian masyarakat terus menerus disuguhkan dengan sebuah informasi yang sengaja dirancang untuk menutupi sebuah realitas maka kemudian ke depan realitas hanya menjadi sebuah kata-kata indah yang pernah muncul di semua benak manusia.