Komunikasi dan Opini Publik pada Pemilu Era Digital

Khoirul Anam
Peneliti PUSAD UMSurabaya
Konten dari Pengguna
15 Februari 2024 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khoirul Anam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Tahun Politik”, kebanyakan orang menyebut tahun 2024 dengan sebutan seperti itu. Pemilu kali ini sangat berbeda dengan pemilu sebelumnya yang hanya memiliki 2 pasangan calon presiden saja, pemilu tahun ini terdapat 3 pasangan calon presiden sehingga tangan dan peluang yang ada juga berbeda.
ADVERTISEMENT
Era globalisasi sangat mempengaruhi pola komunikasi saat ini terlebih saat pemilu, sehingga penggunaan media sosial untuk transfer informasi dan komunikasi yang berkaitan dengan pemilu sangat berkembang pesat. Media massa saat ini sangat mendulang opini public mengenai isu-isu positif maupun negative yang dilontarkan oleh pendukung calon, sehingga banyak menimbulkan opini-opini yang berujung menyudutkan salah satu pasangan calon presiden.
Beberapa aspek yang berkaitan dengan opini publik pada pemilu era digital terdapat peran media sosial yang mempermudah akses informasi dan respon yang cepat dalam interaksi kandidat dan pemilih. Berikut merupakan pengaruh komunikasi dan opini public pada pemilu era digital:
1. Viralitas dan Gelembung Informasi
Media sosial sangat berpengaruh terhadap viralitas informasi, sehingga opini public dapat dipengaruhi oleh informasi yang menjadi viral di media sosial dan dapat memberikan perspektif yang luas terhadap opini dan sikap pemilih. Namun, algoritma media sosial juga dapat menimbulkan gelembung informasi yang dapat mempersempit sudut pandang karena FYP yang muncul di media sosial hanya opini yang sejalan dengan apa yang diyakini pengguna.
ADVERTISEMENT
2. Partisipasi publik
Keterlibatan Masyarakat secara online dapat memberikan dampak terhadap keterlibatan Masyarakat sebagai pemilih melalui diskusi, poling dan kampanye online yang dapat membentuk opini public dan memengaruhi dinnamika pemilihan. Selain itu, media digital juga dapat digunakan untuk menggali informasi mengenai isu-isu politik, partai dan pasangan calon yang akan dipilih kedepannya. Selain itu, interaksi secara langsung antara pasangan calon dengan pemilih juga terjadi pada pemilu erga digital ini seperti live tiktok yang dilakukan oleh pasangan calon dan semisalnya. Pemilu era digital juga dapat mendukung partisipasi pemilih dengan memudahkan proses pendaftaran pemilih, memberikan informasi yang mudah diakses, dan menyediakan opsi pemungutan suara yang lebih fleksibel.
3. Disinformasi dan Hoax
Era digital membuka tantangan disinformasi yang sangat lebar, opini public yang beredar dapat terpengaruh oleh disinformasi dan hoax yang menyebar secara online. Masyarakat awam sebagai pemilih pemula dapat disuguhi informasi palsu yang bisa memengaruhi sikap dan keputusannya. Sehingga kesadaran literasi media menjadi krusial untuk membantu memilih dan memilah informasi yang benar.
ADVERTISEMENT
Perlu kita ketahui, bahwa pemilu era digital membawa peluang baru dalam memahami opini publik, selain itu diperlukan juga Upaya untuk mengatasi tantangan yang muncul, seperti disinformasi dan hoax. Kesadaran masyarakat, literasi digital, dan regulasi yang bijaksana adalah kunci untuk memastikan bahwa opini publik tercermin secara akurat dan adil dalam proses pemilihan umum.