news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menerapkan Pembelajaran Sejarah yang Bermakna Menggunakan E-comic

Khoirun Nisa
Mahasiswa Univeristas Jember Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah Angakatan 21
Konten dari Pengguna
19 November 2022 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khoirun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembelajaran sejarah yang bermakna menggunakan E-comic (Sumber: Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pembelajaran sejarah yang bermakna menggunakan E-comic (Sumber: Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, pada abad 21 capaian pembelajaran di Indonesia disesuaikan dengan Taksonomi Bloom yang terdiri dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Pembelajaran yang dilakukan harus mampu memberikan kemampuan yang tercantum dalam Taksonomi Bloom. Tak terkecuali dalam pembelajaran sejarah yang diharuskan mampu memberikan pengetahuan tentang masa lampau, memperagakannya, dan mengambil nilai dalam setiap peristiwa historis.
ADVERTISEMENT

Pembelajaran Bermakna Cocok Digunakan dalam Pembelajaran Sejarah

Upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai target dalam Taksonomi Bloom dapat dilakukan dengan mengembangkan pembelajaran sejarah yang bermakna, menyenangkan, dan berteknologi. Karena dengan pembelajaran sejarah yang bermakna, peserta didik tidak hanya diajarkan secara teoretis. Tetapi juga diajarkan untuk berkolaborasi dengan teman, aktif di kelas, dan mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan (Howland et al, 2014:1).
Berkaitan dengan pembelajaran sejarah yang selalu mendapat julukan sebagai pelajaran kuno, membosankan, dan menghafal memunculkan permasalahan yang cukup serius. Pembelajaran sejarah yang membosankan sering kali mendorong peserta didik memutuskan untuk mempelajari sejarah hanya sebagai formalitas. Peserta didik hanya mempelajari peristiwa sejarah untuk mendapatkan nilai tinggi. Sehingga pembelajaran sejarah yang tujuannya untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam peristiwa historis hilang begitu saja.
ADVERTISEMENT
Apabila ditelisik lebih jauh, pembelajaran bermakna berfungsi untuk membentuk tujuan dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Howland et al (2014: 1) pembelajaran bermakna dikatakan berhasil ketika peserta didik memiliki tujuan dan motivasi yang tidak hanya mengejar nilai. Melainkan peserta didik mampu mengambil nilai kehidupan dan menjadikan peristiwa historis sebagai pengalaman hidup.
Oleh karena itu, pembelajaran bermakna cocok digunakan untuk menciptakan pembelajaran sejarah yang aktif, kolaboratif, menyenangkan, dan mampu mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Selain itu, dengan mengembangkan pembelajaran sejarah yang bermakna, pembelajaran sejarah dapat mencapai target capaian pembelajaran yang berpedoman pada Taksonomi Bloom.

Pembelajaran Sejarah Berteknologi pada Pembelajaran Sejarah yang Bermakna Menggunakan E-comic

Membicarakan tentang pembelajaran sejarah yang mampu mengikuti perkembangan zaman. Maka akan selalu berkaitan dengan pemanfaatan teknologi digital. Dalam menerapkan pembelajaran sejarah yang bermakna, pendidik dapat memanfaatkan teknologi digital yang digemari oleh kalangan remaja.
ADVERTISEMENT
Inovasi baru yang bisa digunakan pendidik adalah dengan menggabungkan pembelajaran sejarah yang bermakna dengan menggunakan media E-comic. Melalui E-comic pendidik dapat menjelaskan peristiwa sejarah dengan gambar dan karakter yang digemari remaja. Penyampaian dalam alur cerita E-comic tidak harus bergaya klasik layaknya sejarah asli. Pendidik dapat memberikan inovasi baru yang populer di kalangan remaja.
Selain itu, pendidik juga dapat mengambil inspirasi melalui aplikasi Webtoon yang di dalamnya memublikasikan peristiwa sejarah yang dikemas menarik. Salah satunya, cerita tentang Kerajaan Singasari melalui kisah cinta Ken Dedes, Ken Arok, dan Tunggul Ametung yang berjudul “Dedes”. Cerita yang termuat dalam E-comic tersebut tidak hanya menjelaskan tentang Kerajaan Singasari, tetapi juga dipercantik dengan kisah percintaan. Sehingga dapat dipastikan lebih menarik perhatian siswa dan pembelajaran sejarah menjadi menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Pendidik juga bisa menggunakan aplikasi yang tersedia di internet atau Play Store yang bisa dimanfaatkan untuk membuat E-comic. Beberapa aplikasi yang dapat digunakan adalah Ibis Paint, Pixton App, Canva, Clip Studio Paint Pro, Comica, dan Storyboard. Dari beberapa aplikasi yang disebutkan, pendidik dapat memilih sesuai kemampuan.
Pendidik yang minim dalam bidang desain dapat menggunakan aplikasi E-comic yang mudah dibuat. Salah satunya menggunakan Pixton App dan Storyboard. Apabila menggunakan dua aplikasi yang disebutkan, pendidik hanya perlu mendesain E-comic dengan menyusun desain latar belakang, karakter, dan objek yang disediakan.
Bagi pendidik yang ingin menciptakan E-comic yang didesain sendiri, maka pendidik bisa menggunakan aplikasi Ibis Paint, Canva, dan Clip Studio Paint Pro. Dengan tiga aplikasi tersebut, pendidik bisa berkreasi sesuai kriteria yang diinginkan. Selain aplikasi yang disebutkan, pendidik juga bisa menggunakan aplikasi lain yang bisa digunakan untuk membuat E-comic. Aplikasi di atas hanya acuan yang bisa pendidik manfaatkan untuk membuat E-comic.
Media e-comic menggunakan aplikasi Storyboard untuk pembelajaran sejarah yang bermakna (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Cara Mengembangkan Pembelajaran Sejarah yang Bermakna dengan E-comic

Dari penjelasan sebelumnya, mungkin akan memunculkan pertanyaan mengenai cara mengembangkan pembelajaran sejarah yang bermakna menggunakan E-comic. Oleh karena itu, berikut adalah cara yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan pembelajaran sejarah yang bermakna dengan E-comic:
ADVERTISEMENT
Media pembelajaran menggunakan E-comic dan metode pembelajaran menggunakan pasangan bermakna. Pembelajaran menggunakan K.D 3.1 kelas XII tentang materi “Upaya Mengatasi Disintegrasi Bangsa Indonesia pada Awal Kemerdekaan”.
Langkah Pertama: Pendidik menyampaikan tujuan dan materi dari topik yang diajarkan secara konseptual dan mengambil intisari dari pembelajaran tersebut. Misalnya, menjelaskan sekilas konsep dari disintegrasi bangsa pada peristiwa pemberontakan PKI Madiun pada 1948, DI/TII, RMS, Andi Azis, APRA, dan pemberontakan lainnya menggunakan E-comic yang sudah dibuat.
Langkah Kedua: Pendidik membentuk atau menentukan pasangan bermakna yang terdiri dari dua peserta didik tanpa melihat latar belakang peserta didik. Setiap pasangan bermakna akan diberi E-comic tentang peristiwa pemberontakan.
Langkah Ketiga: Pendidik memberi tugas kepada peserta didik dalam pasangan bermakna untuk membaca percakapan dalam E-comic secara bergantian.
ADVERTISEMENT
Tahap Keempat: Pendidik memberi tugas pada setiap pasangan bermakna untuk bertukar pendapat dan pemahaman tentang faktor pemberontakan, dan upaya mengatasi pemberontakan pada awal kemerdekaan pada masa sekarang.
Tahap Kelima: Pendidik mempersilakan setiap pasangan bermakna untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas.
Tahap Keenam: Pendidik memberikan penguatan dan evaluasi jawaban dari setiap pasangan bermakna, kemudian memberikan hadiah pada pasangan bermakna terbaik.
Tahap Ketujuh: Pendidik menutup pembelajaran dan melakukan refleksi pembelajaran kepada peserta didik.
Penjelasan di atas merupakan salah satu acuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan pembelajaran sejarah yang bermakna. Pendidik dapat menggunakan pembelajaran sejarah yang bermakna dengan E-comic untuk pembelajaran sejarah yang inovatif dan berteknologi. Selain mengasah kemampuan IPTEK, pembelajaran sejarah yang bermakna memberikan peluang kepada pendidik untuk mengurangi pembelajaran sejarah yang membosankan, kuno, dan menghafal. Sehingga nantinya sejarah menjadi pembelajaran yang menyenangkan, tidak ketinggalan zaman, dan mudah dipahami.
ADVERTISEMENT