Pembelajaran Inkuiri yang Memang Efektif atau Pendidik yang Kurang Kreatif

Khoirun Nisa
Mahasiswa Univeristas Jember Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah Angakatan 21
Konten dari Pengguna
28 November 2022 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khoirun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana pembelajaran Inkuiri (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembelajaran Inkuiri (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada abad 21 pendidikan di Indonesia mulai dituntut untuk mengembangkan teknologi digital dan implementasi 4C dalam pembelajaran. Tuntutan untuk mencapai pendidikan yang berkembang memang selalu berkaitan dengan dunia digital dan capaian pembelajarannya. Konsep 4C dalam pembelajaran abad 21 terdiri dari Creativity and Innovation, Collaboration, Communication, Critical Thinking and Problem Solving yang masing-masing berperan sebagai alat peserta didik untuk beradaptasi pada abad 21. Melalui konsep 4C peserta didik diharapkan mampu menciptakan ide kreatif dan inovatif, mampu bekerja sama dan meningkatkan jiwa kepemimpinan serta tanggung jawab, mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan multimedia, serta mampu berpikir kritis dan menyelesaikan masalah di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya mencapai target dalam pembelajaran abad 21 yang fokus pada penanaman konsep 4C. Maka pembelajaran haruslah mencapai instrumen 4C yang telah dijelaskan. Ada beberapa strategi pembelajaran yang disarankan digunakan dalam pembelajaran abad 21. Salah satunya adalah pembelajaran inkuiri. Alasan mengapa pembelajaran inkuiri dianggap efektif untuk pembelajaran abad 21 adalah tujuan dalam pembelajaran yang berusaha mengembangkan student centered learning dengan memberi kesempatan luas untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan dengan temannya, memecahkan masalah dalam kehidupan, dan memunculkan pandangan siswa sendiri (berpikir kritis) (Sanjaya, 2017: 191).
Banyak penelitian yang mengatakan bahwa pembelajaran inkuiri memang efektif dan cocok digunakan di abad 21. Salah satunya dalam penelitian Irmanita, (2020) tentang pengaruh lpembelajaran inkuiri yang mampu mengembangkan cara berpikir kritis pada karakter peserta didik melalui kesadaran akan pentingnya persatuan, perjuangan, patriotisme dan nasionalisme. Selain itu, terdapat penelitian Kurniawati dkk, (2014) menghasilkan bukti bahwa pembelajaran inkuiri mampu meningkatkan kepekaan kritis peserta didik. Sehingga dari beberapa penelitian yang dilakukan, pembelajaran inkuiri secara singkat dapat dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran abad 21.
ADVERTISEMENT
Namun, yang menjadi permasalahan dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri adalah tentang kebenaran pembelajaran inkuiri yang memang efektif atau hanya sebagai alasan guru menjadi tidak kreatif. Dalam permasalahan tersebut, bukan berarti pembelajaran inkuiri tidak mampu mengatasi persoalan dalam pembelajaran abad 21. Tetapi pendidik yang mengimplementasikan pembelajaran inkuiri dinilai tidak kreatif. Alasan mengapa muncul persepsi tersebut dapat dikaitkan dengan persoalan di lapangan atau di kelas. Banyak dari pendidik yang menggunakan pembelajaran inkuiri kurang memfokuskan pada peningkatan minat dan motivasi untuk belajar.
Apabila melihat dari karakteristik peserta didik yang berada di zaman digital. Maka pembelajaran inkuiri yang hanya diimplementasikan untuk studi kasus, memecahkan masalah, dan berdiskusi bersama dinilai kurang menyenangkan. Padahal banyak alternatif lain yang bisa digunakan pendidik untuk mengimplementasikan pembelajaran inkuiri yang lebih modern.
ADVERTISEMENT
Permasalahan lainnya terdapat dalam diri pendidik yang memang terbilang memanfaatkan strategi inkuiri untuk meringankan bebannya. Hal tersebut dapat dilihat ketika pendidik yang seharusnya melakukan inkuiri terbimbing, malah hanya membebaskan peserta didiknya berkreasi sendiri. Padahal bimbingan dalam pembelajaran inkuiri perlu difokuskan (Kurniawati, 2014). Keberhasilan dan keefektifan pembelajaran inkuiri seharusnya tidak hanya dilihat dari hasil akhir peserta didik. Melainkan dilihat dari proses dan kemauan peserta didik menyelesaikan pembelajaran tersebut. Sehingga dalam menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran inkuiri perlu pertimbangan dan evaluasi dari pendidik.
Berkaitan dengan pembelajaran di abad 21 yang mengharuskan pendidikan berperang melawan globalisasi dan ikut berkembang di era digital. Maka pembelajaran inkuiri yang hanya fokus pada pengembangan berpikir kritis dan Problem Solving perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut. Pendidik dapat menggabungkan pendekatan inkuiri dengan strategi pembelajaran yang menyenangkan dan memberikan hasil yang nyata. Misalnya dengan menugaskan peserta didik untuk menyusun essay yang mengkritik permasalahan terkini yang kemudian di upload di media sosial. Sehingga nantinya pembelajaran inkuiri tidak hanya mengajarkan kepekaan kritis, tetapi juga mengajarkan peserta didik untuk berkomunikasi serta memanfaatkan media digital.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi pembelajaran inkuiri dalam pendidikan di Indonesia memang cenderung mengarah pada pemecahan masalah yang seragam. Contohnya studi kasus, kerja kelompok, dan praktikum. Maka sebagai upaya menjadi pendidik yang kreatif di abad 21, maka diperlukan cara-cara inovatif yang membuat pendidik lebih fokus dalam memanfaatkan media digital. Pendidik tidak hanya menyusun rencana pembelajaran secara klasik, tetapi pendidik juga perlu memanfaatkan media-media modern yang sejalan dengan generasi peserta didiknya. Strategi pembelajaran inkuiri yang biasa digunakan untuk peserta didik sebelumnya perlu digantikan dengan konsep baru. Sehingga selain mampu meningkatkan kepekaan kritis, peserta didik mampu mengasah soft skill dan komunikasi ke publik melalui media langsung atau media digital.