Konten dari Pengguna

Opini : Gen Z - Dipandang Rapuh Terhadap Beban

Khonsa Kamilah
Mahasiswi Universitas Pamulang, Jurusan Ilmu Komunikasi
10 November 2024 13:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khonsa Kamilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Generasi Z, Foto; Khonsa Kamilah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Generasi Z, Foto; Khonsa Kamilah
ADVERTISEMENT
Kian marak diperbincangkan oleh masyarakat tentang mental Gen Z yang rapuh, sebelumnya Generasi Z (Gen Z) merujuk pada kelompok orang yang lahir setelah generasi Milenial, umumnya antara tahun 1997 hingga 2012. Gen Z tumbuh dalam era digital, dengan jangkauan internet yang luas, media sosial, dan juga teknologi yang canggih sejak dini. Mereka cenderung lebih terhubung dengan teknologi dan lebih terbiasa menggunakan smartphone, aplikasi, dan platform digital. Generasi Ini juga dikenal karena memiliki pandangan yang lebih progresif terkait isu-isu sosial,lingkungan, dan keberagaman.
ADVERTISEMENT
Gen Z tumbuh didunia yang serba cepat dengan standar sosial yang tinggi, terutama yang dipengaruhi oleh media sosial. Mereka seringkali melakukan perbandingan diri dengan orang lain, paparan yang terus menerus terhadap kehidupan, standar kecantikan, atau prestasi yang ideal yang menambah tekanan emosional dan psikologis yang menimbulkan kecemasan dan tekanan. Namun mengapa Gen Z dipandang lemah terhadap beban yang diterima?
Perbedaan Cara Menghadapi
Kasus keterbukaan Gen Z yang tinggi untuk membicarakan masalah mental dan emosional, seperti kecemasan atau depresi, seringkali dianggap sebagai tanda kelemahan oleh generasi sebelumnya. Meskipun mereka terhubung secara digital, mereka seringkali merasa kesepian atau kurang memiliki dukungan sosial yang kuat dalam kehidupan nyata. Karena hubungan virtual tidak selalu bisa menggantikan interaksi sosial yang nyata dan mendalam untuk membantu mereka mengatasi tantangan hidup. Ada hal positif dimana keterbukaan dipandang sebagai kesadaran diri yang lebih tinggi dan keberanian untuk meminta bantuan.
ADVERTISEMENT
Tantangan Ekonomi
Untuk pekerjaan saat ini Gen Z memilih fleksibilitas dan keseimbangan hidup kerja (work-life balance), berbeda dengan generasi sebelumnya yang akhirnya memandang Gen Z sebagai generasi yang terlalu santai. Karena Gen Z tumbuh dalam dunia yang penuh ketidakpastian ekonomi, pandemi global, dan pergeseran dalam pasar tenaga kerja. Ini membuat mereka lebih realistis dan pragmatis dalam memilih pekerjaan. Mereka juga memiliki perilaku hidup yang konsumtif hal tersebuat yang membuat perekonomian mereka tidak terlalu baik.
Kesimpulan
Setiap generasi memiliki tantangannya sendiri, meskipun Gen Z sering disebut lebih sensitif atau rapuh, namun mereka juga menunjukan banyak kekuatan dalam hal kesadaran sosial, adaptasi, dan kreatifitas. Sebagai contoh banyak Gen Z yang aktif dalam gerakan sosial dan yang menunjukan ketahanan juga keberanian dalam menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT