Konten dari Pengguna

Seks Bebas Menuju Indonesia Cemas

Khonsa Kamilah
Mahasiswi Universitas Pamulang, Jurusan Ilmu Komunikasi
10 November 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khonsa Kamilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar tentang pasangan, Foto; Khonsa Kamilah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar tentang pasangan, Foto; Khonsa Kamilah
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini marak terjadi kasus seks bebas dimana pasangan yang berpacaran secara terbuka dan melakukan hubungan terlarang, bahkan kini tidak lagi memandang usia dan lingkungan. Banyak anak-anak yang masih memerlukan bimbingan dalam proses peralihan menuju kedewasaannya, dapat menghindar atau tergoda oleh pergaulan bebas. Seks bebas sungguh banyak terjadi khususnya di kalangan para remaja, namun ternyata banyak anak-anak yang duduk di bangku sekolah yang sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan dewasa sebelum umurnya. Apa yang menjadi latar belakang dari banyaknya kasus seks bebas?
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berkembangnya globalisasi dan pengaruh budaya Barat
Norma-norma sosial yang mengatur perilaku seksual di masyarakat kini menjadi lebih longgar. Dalam banyak kasus, seks bebas dianggap lebih diterima atau bahkan menjadi bagian dari gaya hidup modern, terutama di kalangan remaja dan orang muda.
Kondisi Ekonomi dan Sosial
Dalam beberapa kasus, tekanan ekonomi atau ketidakstabilan sosial dapat membuat individu lebih rentan terhadap hubungan yang tidak sehat atau seks bebas. Misalnya, dalam situasi yang sulit, seperti kemiskinan atau kekurangan akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, beberapa orang mungkin mencari pelarian atau cara untuk merasa dihargai melalui seks.
Media sosial dan internet
Media sosial memainkan peran besar dalam membentuk pandangan tentang seks. Pornografi yang mudah diakses dan idealisasi hubungan seksual tanpa komitmen di platform-platform digital sering kali membuat individu merasa terpengaruh untuk mencoba hal serupa.
ADVERTISEMENT
Seks bebas merujuk pada hubungan seksual antara dua orang yang tidak terikat oleh komitmen atau ikatan pernikahan, dan biasanya tidak memperhatikan norma atau aturan sosial yang berlaku. Dalam konteks ini, "bebas" berarti melakukan hubungan seksual tanpa pertimbangan tanggung jawab jangka panjang, seperti dalam hubungan yang lebih serius atau monogami. Seks bebas bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti hubungan kasual atau sementara, hal tersebut berdampak pada risiko penularan penyakit menular seksual, kehamilan tidak diinginkan, dampak emosional negatif seperti penyesalan, serta merusak norma sosial dan moral yang ada dalam masyarakat.
Seks bebas dapat membawa suatu hal yang positif dimana seks bebas menjadi sorotan agar Sex Education atau pendidikan seks diajarkan di sekolah dasar karena dapat memberikan pemahaman dasar tentang tubuh, perubahan fisik, dan batasan pribadi sejak dini. Hal ini membantu anak-anak mengenali tanda-tanda pelecehan seksual, memahami pentingnya privasi, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi perubahan tubuh dan perasaan mereka selama masa remaja. Dengan pendidikan seks yang sesuai usia, anak-anak dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan lebih terlindungi dari risiko kesehatan dan penyalahgunaan juga menyadari pentingnya menjaga kehormatan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
“Apakah seks bebas dan nilai-nilai Pancasila memiliki keterkaitan?” Tentu seks bebas memiliki kaitan dengan nilai-nilai Pancasila, dalam konteks norma sosial,moral, dan etika. Hal tersebut dapat dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, terutama yang berkaitan dengan norma agama, kemanusiaan, dan persatuan. Pancasila mengajarkan bahwa hubungan seksual sebaiknya terjadi dalam ikatan pernikahan yang sah, yang mencerminkan tanggung jawab dan penghormatan terhadap nilai moral, sosial, dan agama yang berlaku di Indonesia.
Terkait masalah seks bebas tentu ada solusinya seperti :
peningkatan peran keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan norma yang baik pada anak. Orang tua perlu lebih terbuka dalam memberikan pemahaman tentang seks dan hubungan yang sehat, serta menjadi teladan yang baik dalam menjalani kehidupan keluarga.
ADVERTISEMENT
Kampanye Kesadaran Publik
Pemerintah dan lembaga non-pemerintah dapat mengadakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko seks bebas, seperti penularan penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan yang tidak diinginkan. Kampanye ini juga bisa menekankan pentingnya komitmen dalam hubungan seksual yang sehat dan bertanggung jawab.
Penerapan Hukuman yang Tegas
Menegakkan hukum terkait pelanggaran yang berhubungan dengan seks bebas, seperti perdagangan manusia atau eksploitasi seksual anak, agar masyarakat tahu bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima dan akan ada konsekuensi hukum.
Penguatan Nilai-Nilai Agama dan Moral
Masyarakat perlu diperkuat dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang mengajarkan pentingnya kesucian, penghormatan terhadap diri sendiri, dan saling menghormati dalam hubungan antar manusia. Pendidikan agama yang baik di sekolah maupun di masyarakat dapat membentuk karakter yang lebih kuat terhadap pengaruh negatif seks bebas
ADVERTISEMENT