Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Di Balik Tembok Akademik: Kekerasan Seksual di Kampus
10 November 2024 16:49 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Hotijah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kekerasan seksual di kampus merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian mendesak. Data menunjukkan angka kekerasan seksual di lingkungan pendidikan tinggi cukup tinggi, meskipun angka pelaporan masih rendah . Banyak kasus yang tidak dilaporkan karena berbagai faktor, termasuk rasa takut, stigma sosial, dan kurangnya kepercayaan pada sistem penanganan di kampus . Bahkan, pemahaman tentang apa yang termasuk kekerasan seksual pun masih minim, dengan beberapa tindakan dianggap "biasa" atau "wajar".
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan utama adalah kurangnya prioritas dalam penanganan dan pencegahan kekerasan seksual di banyak kampus . Banyak institusi masih berfokus pada pendefinisian berbagai bentuk kekerasan seksual daripada pada tindakan nyata untuk mencegah dan menangani kasus yang terjadi. Meskipun beberapa kampus telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS), masih banyak yang belum memiliki satgas tersebut, atau satgas yang ada belum efektif .
Kajian menunjukkan bahwa mayoritas kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi tergolong ringan, seperti catcalling dan body shaming . Namun, penting untuk diingat bahwa kekerasan seksual dalam bentuk apapun tidak dapat diabaikan dan harus ditangani dengan serius. Bahkan tindakan yang dianggap ringan dapat berdampak traumatis bagi korban dan menciptakan lingkungan yang tidak aman.
ADVERTISEMENT
Kurangnya pelaporan juga disebabkan oleh kekhawatiran korban akan relasi kuasa dan kurangnya kepercayaan pada tindak lanjut yang akan dilakukan oleh lembaga kampus .Korban seringkali merasa takut akan pembalasan atau stigma negatif yang akan mereka terima. Oleh karena itu, penting untuk membangun sistem dukungan yang komprehensif dan terpercaya bagi korban, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kekerasan seksual di kalangan civitas akademika .
Untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan seksual, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Kampus perlu meningkatkan sosialisasi dan pelatihan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, memberikan pelatihan kepada staf dan dosen untuk mengenali dan merespon kasus kekerasan seksual, serta menjamin perlindungan hukum bagi korban dan saksi . Selain itu, penting juga untuk membangun budaya kampus yang mendukung pelaporan dan memberikan dukungan bagi korban. Upaya pencegahan juga harus mencakup pendidikan seksualitas yang komprehensif dan promosi relasi yang sehat di kalangan mahasiswa.
ADVERTISEMENT