Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
36 Jam di Beograd
11 Maret 2018 23:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Khotijahtus Sadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagian besar dari kita mungkin tidak banyak tahu mengenai Beograd sebaik kita mengenal kota-kota lain di Eropa. Beograd merupakan ibu kota Serbia (dahulu Yugoslavia) yang terletak di Eropa Tenggara.
ADVERTISEMENT
Begitu mendengar nama Serbia, sebagian orang mungkin akan mengasosiasikan peperangan yang terjadi pada akhir tahun 90-an yang memicu NATO melakukan serangan ke Serbia, sehingga banyak yang tidak tertarik untuk mengunjungi Serbia. Setelah peperangan selesai, Serbia mulai menata kembali negaranya, dan saat ini Serbia tengah berupaya untuk masuk menjadi anggota Uni Eropa.
Beograd memiliki penduduk sebanyak 1,8 juta jiwa yang mendiami wilayah seluas 360 km2. Seperti ibu kota lainnya, Beograd merupakan kota yang paling maju di Serbia yang menyumbang 40% GDP Serbia secara keseluruhan. Beograd juga dijuluki sebagai New York-nya Balkan karena kota ini tidak pernah ‘mati’, bahkan pada malam hari sekalipun. Jumlah wisatawan mancanegara ke kota ini juga mengalami kenaikan sebesar 10% pada tahun lalu, dengan turis asal Italia yang terbesar (7%). Destinasi favorit para pelancong di antaranya wisata budaya dan sejarah, juga keindahan alam dan kuliner.
ADVERTISEMENT
Serbia merupakan salah satu negara yang memberikan pembebasan visa bagi turis asal Indonesia sejak 14 Oktober 2017, sebagai balasan dari kebijakan Pemerintah Indonesia yang telah memberikan kebebasan visa bagi warga negara Serbia yang akan melakukan kunjungan wisata ke Indonesia. Artinya kamu bisa pergi ke Serbia hanya dengan bermodalkan paspor saja dan tinggal selama 30 hari. Tapi kalau kamu memilliki kesempatan berkunjung ke Serbia hanya dalam waktu singkat (36 jam), Beograd bisa menjadi tujuan kamu.
Apa saja tempat tujuan wisata di Beograd yang harus kamu kunjungi jika hanya memiliki waktu 36 jam? Referensi berikut bisa membantu kamu untuk menyusun itinerary selama kamu di sana.
Hari Pertama
10.00 – House of Flower / Museum of Yugoslav History
ADVERTISEMENT
Kamu bisa mengawali tour di hari pertama ke House of Flower/Museum of Yugoslav History, di mana kamu juga dapat menemui makam Presiden Josip Broz Tito yang wafat pada tahun 1980, serta istrinya, Jovanka Broz Tito yang meninggal pada Oktober 2013. Selain itu, kamu juga bisa menyaksikan souvenir-suvenir yang diberikan oleh Kepala Negara kepada Presiden Tito sewaktu dia berkuasa, termasuk angklung dan beberapa souvenir dari Indonesia lainnya yang diberikan oleh Presiden Sukarno yang merupakan sahabat Presiden Tito.
12.00 – Gereja Orthodoks “Saint Sava”
Mayoritas penduduk Serbia beragama Kristen Orthodoks (85%). Gereja Orthodoks Saint Sava merupakan bangunan terindah di Beograd, dan merupakan gereja orthodox terbesar di kawasan Balkan. Atap pada gereja-gereja Orthodoks di Serbia berbentuk kubah, seperti kubah masjid. Saat ini Gereja Saint Sava tengah mengalami renovasi untuk interiornya, namun tetap terbuka untuk umum.
13.00 – Makan Siang di Kalemegdan Teraza
ADVERTISEMENT
Restoran ini terletak di pusat sejarah kota Beograd, yaitu di tengah Benteng Kalemegdan. Restoran ini juga memiliki pemandangan langsung ke dua sungai yang membentang di Beograd, yaitu Danube dan Sava. Restoran ini memiliki menu tradisional Serbia dan juga menu modern.
15.00 – Benteng Kalemegdan
Benteng Kalemegdan dibangun untuk melindungi kota dari penjajah Ottoman Turki yang akhirnya menginvasi Serbia yang masih berbentuk kerajaan selama 500 tahun. Benteng ini berada di bukit yang langsung menghadap ke Sungai Danube dan Sava. Di Benteng ini juga terdapat monumen Victor yang merupakan simbol kemenangan kerajaan Yugoslavia (saat itu) atas kerajaan Astro-Hungary pada Perang Dunia Pertama. Selain itu, di benteng ini terdapat Museum Militer Serbia yang menyuguhkan sejarah militer Serbia, lengkap dengan tank-tank dan senjata yang digunakan. Saat ini Benteng Kalemegdan merupakan tempat favorit warga Beograd untuk berkumpul dan mengagumi pemandangan yang disuguhkannya.
ADVERTISEMENT
18.00 – Republic Square
Tidak sah rasanya kalau ke Beograd tidak pergi ke Republic Square yang berlokasi tepat di tengah kota. Di kawasan khusus pejalan kaki ini, terdapat monumen Pangeran Mihailo yang tengah menunggang kuda untuk mengenang jasanya yang memimpin pertempuran di abad 19. Di kawasan ini juga terdapat bangunan-bangunan bersejarah lainnya, seperti Museum Nasional dan Teater Nasional. Republic Square juga merupakan spot favorit bagi warga Beograd karena terdapat banyak kedai kopi, restoran serta toko barang-barang bermerek.
20.00 – Skadarlija
Dari Republic Square, kamu bisa berjalan kaki menuju Skadarlija, kawasan yang bernuansa bohemian untuk menikmati makan malam tradisional Serbia sambil diiringi oleh alunan musik khas Serbia (mirip seperti dangdut Indonesia) yang dimainkan oleh kelompok orchestra tradisional lengkap dengan alat musiknya. Salah satu restoran yang paling banyak dikunjungi adalah Tri Sesira, yang menyajikan makanan khas tradisional Serbia, seperti Karadjordje's Steak, Sarma, Cevapcici, dan tidak lupa keju muda ‘Kajmak’ yang dinikmati dengan roti jagung hangat.
ADVERTISEMENT
22.00 – Beton Hala
Jika kamu ingin menikmati Beograd di waktu malam sambil menikmati alunan musik jazz, maka kamu bisa pergi ke Iguana Restaurant and Jazz Club di kawasan Beton Hala yang berada di pinggir pelabuhan yang buka hingga pukul 03.00 pada akhir pekan. Atau jika kamu ingin merasakan sensasi malam di Beograd, berbagai klub musik di kawasan tersebut dapat menjadi alternatif pilihan.
Hari Kedua
10.00 – Museum Nikola Tesla
Nikola Tesla, ilmuwan yang terkenal sebagai penemu listrik arus bolak-balik, memilih untuk berhijrah ke Amerika Serikat untuk dapat mengembangkan penemuannya. Hingga akhir hayatnya, ia tetap tinggal di AS. Untuk mengenang jasanya dan hasil karyanya, Pemerintah Serbia membangun museum Nikola Tesla.
ADVERTISEMENT