6 Langkah Mudah untuk Melindungi Satwa dari Kepunahan

Konten dari Pengguna
25 Maret 2018 18:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khotijahtus Sadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kematian Sudan (45 tahun), seekor badak putih jantan asal Afrika, pada tanggal 19 Maret lalu menggemparkan dunia, setelah para dokter memutuskan untuk memberikannya suntikan yang mengakhiri hidup Sudan karena kondisi komplikasi yang dialaminya. Jarang sekali berita mengenai badak dapat menjadi berita utama media-media internasional. Namun tidak demikian dengan Sudan, karena ia merupakan badak putih jantan terakhir di muka bumi. Kematiannya di taman konservasi Ol Pejeta, Kenya, menyisakan hanya dua ekor badak putih betina di bumi, yang merupakan anak perempuan dan cucu perempuannya, masing-masing bernama Najin dan Fatu.
Sumber : https://www.thesun.co.uk/news/5852692/worlds-last-male-white-rhino-sudan-dead/
ADVERTISEMENT
Sudan ditempatkan di taman konservasi Ol Pejeta dan dijaga ketat oleh pasukan keamanan untuk mencegah orang-orang jahat mengincar culanya yang bernilai tinggi tersebut. Menurut World Economic Forum, perdagangan satwa liar menempati posisi keempat bisnis yang paling menguntungkan di dunia setelah narkoba, perdagangan manusia (human trafficking) dan senjata (arms trafficking). Meskipun berbagai project/program untuk konservasi satwa telah dilakukan oleh berbagai lembaga pemerintah maupun swasta, alih-alih mengurangi jumlah pemburu gelap tersebut, setiap tahunnya terjadi peningkatan perburuan dan pembunuhan satwa.
Indonesia merupakan rumah bagi berbagai fauna yang sayangnya ada yang berstatus langka, salah satunya adalah badak bercula satu atau Javan Rhino yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Dalam Apendiks I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) mengategorikan badak bercula satu sebagai hewan yang dikhawatirkan akan punah karena jumlahnya terus menyusut di alam. Pada tahun 2017, hasil dari pantauan camera trap di taman nasional tersebut, tercatat ada 67 ekor badak bercula satu. Sekitar 37 diantaranya berjenis kelamin jantan dan 30 bentina. Sementara 14 lainnya berusia remaja serta 54 dalam golongan dewasa.
ADVERTISEMENT
Para ahli menyatakan bahwa ketidakpedulian manusia akan alam merupakan penyebab utama kepenuhan satwa. Jika hal ini terus menerus dilakukan, bisa saja dalam beberapa tahun ke depan kita menjadi saksi atas kepunahan badak bercula satu atau harimau Sumatera kita. Kita harus dapat menjaga alam ini, karena planet bumi dimana kita hidup tidak semata-mata diciptakan untuk manusia saja, namun juga untuk flora dan fauna. Kita semua, tanpa terkecuali, berkewajiban mencegah satwa dari kepunahan.
Berikut adalah hal-hal mudah yang dapat kita lakukan untuk mencegah kepunahan satwa:
1. Teliti Sebelum Membeli Suatu Produk
Sebelum memutuskan membeli suatu kosmetik, pastikan bahwa produk tersebut tidak menggunakan hewan sebagai bahan penelitiannya. Banyak perusahaan kosmetik yang masih menggunakan hewan untuk menguji produknya ataupun membahayakan lingkungan. Selain itu, gunakan produk yang dapat di daur ulang. Pada kemasan suatu produk yang ramah lingkungan, akan ditandai dengan panah yang membentuk segitiga hijau. Hindari produk yang kemasannya terbuat dari plastik, styrofoam, dan kaleng. Telitilah melihat bahan-bahan yang ada pada suatu produk. Pilih juga produk yang memiliki kemasan yang dapat dapat didaur ulang.
ADVERTISEMENT
2. Jangan Membeli Produk yang Terbuat dari Hewan Langka
Jangan pernah membeli produk-produk yang berasal dari hewan langka atau hampir punah. Jika kamu hendak membeli suvenir sebagai tanda mata pada saat bepergian, hindari produk-produk yang terbuat dari gading gajah, cula badak, cangkang kura-kura, bulu harimau, dan hewan yang dilindungi lainnya.
3. Belilah Bahan Makanan Lokal
Perusahaan makanan besar biasanya juga memiliki lahan pertanian yang menggunakan cara-cara bercocok tanam yang membahayakan lingkungan dan pada akhirnya juga berdampak pada hewan langka. Biasakan membeli bahan makanan dari petani lokal yang umumnya menggunakan cara bercocok tanam yang lebih ramah lingkungan.
4. Tidak Mendukung Kegiatan Penyiksaan Terhadap Binatang
Jika di lingkungan kita terdapat kegiatan penyiksaan satwa yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu, seperti menembak, atau dengan sengaja menjebak/menangkap hewan, khususnya yang dilindungi, segera laporkan kepada pihak yang berwajib.
ADVERTISEMENT
5. Menghemat Pemakaian Energi Listrik
Mengurangi pemakaian karbon dapat membantu melindungi lingkungan yang pada akhirnya melindungi habitat satwa. Terkadang, perubahan kecil seperti mengganti bohlam dengan lampu hemat energi, mencabut steker dari sumber listrik ketika tidak digunakan, dapat berdampak besar pada banyaknya energi dan bahan bakar fosil yang digunakan pada rumah tangga.
6. Mengunjungi Taman Nasional, Suaka Marga Satwa
Para ahli menyatakan bahwa cara terbaik untuk melindungi satwa dari kepunahan adalah dengan melindungi tempat tinggal/habitat mereka. Menjadi sukarelawan dari suatu taman nasional atau suaka marga satwa, atau memberikan donasi bagi suatu program, dapat juga Anda lakukan sebagai wujud nyata upaya perlindungan satwa. Semakin Anda terlibat dalam program nyata, semakin Anda memiliki informasi yang dapat Anda gunakan untuk mengedukasi orang lain.
ADVERTISEMENT
Bagaimana? Mudah kan untuk memulai gerakan agar satwa kita tidak punah seperti yang terjadi pada Sudan. Setiap kita bertanggung jawab untuk melakukan perlindungan terhadap satwa. Semoga tidak akan ada Sudan-Sudan berikutnya yang menjadi korban dari kearoganan kita.