Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
7 Fakta Unik mengenai Pesawat Terbang
22 April 2018 23:51 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Khotijahtus Sadiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesawat terbang seperti yang kita ketahui sekarang ini telah mengalami banyak perubahan dari bentuk awal yang diciptakan oleh Wrights Bersaudara. Kontruksi pesawat pertama yang menggunakan kayu dan kain sudah sepenuhnya berbeda dari Boeing Dreamliner saat ini. Dengan kemajuan teknologi kedirgantaraan yang terus menerus, sulit untuk mengikuti semua hal menakjubkan yang dapat dilakukan oleh pesawat saat ini.
ADVERTISEMENT
Di bawah ini, 7 hal yang mungkin tidak anda ketahui mengenai pesawat terbang.
1. Pesawat Dirancang untuk Tahan terhadap Petir
Rata-rata setiap harinya, Bumi dihantam 40 ribu petir. Petir biasanya terjadi saat hujan deras melanda suatu wilayah di Bumi. Namun, karena luasnya Bumi, maka kemungkinan petir mengenai suatu pesawat sangat kecil. Diperkirakan petir menyambar setiap pesawat sekali dalam setahun — atau satu kali setiap 1.000 jam penerbangan.
Meskipun petir memiliki sifat untuk mencari konduktor terdekat di bawahnya, namun pesawat yang tengah terbang jarang mengalami sambaran petir. Menurut 'Kisah 1001 Fakta Science Tersuper di Dunia', pesawat dilengkapi oleh sistem Static Discharge (SD) pada badannya, sehingga kemungkinan tersambar petir menjadi sangat minim. Energi yang dilepaskan sambaran petir konon lebih besar daripada yang dihasilkan pusat pembangkit tenaga listrik.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, petir terjadi karena adanya perbedaan muatan listrik di udara. Akibat gesekan antara awan atau benda dengan udara, maka timbul muatan listrik statis pada benda itu. Sama halnya dengan pesawat, saat bergerak di udara akan terbentuk listrik statis di badan pesawat. Namun, SD segera membuang listrik ke udara, sehingga kecil kemungkinan tersambar petir.
2. Tidak Ada Tempat Duduk yang Paling Aman di Pesawat
Tidak ada kursi yang benar-benar aman di pesawat. The Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat, mengungkapkan setiap kejadian atau kecelakaan itu unik, dan bisa terjadi ketika di udara, saat pendaratan, dan kejadian lainnya. Namun demikian, hasil studi yang dilakukan oleh FAA pada tahun 2015 dengan melakukan analisa terhadap 17 kecelakaan pesawat yang terjadi sejak tahun 1985, menunjukkan hasil yang beragam.
ADVERTISEMENT
Penumpang ataupun awak yang duduk di bagian depan pesawat memiliki 38 persen kemungkinan kematian ketika terjadi kecelakaan. Penumpang yang duduk pada bagian sayap atau tengah pesawat, kemungkinan kematiannya adalah sebesar 39 persen. Sementara itu, pada bagian belakang cenderung lebih tipis angkanya, yaitu sebesar 32 persen.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan seorang penumpang dapat bertahan hidup lebih besar ketika duduk di bagian belakang pesawat. Ada begitu banyak variabel yang berperan, sehingga mustahil mengetahui tempat duduk untuk selamat dari kecelakaan
3. Ruang Tidur Rahasia
Penerbangan jarak jauh cukup menantang bagi para penumpang, jadi bayangkanlah apa yang dialami para pilot atau awak kabin yang bertugas dalam perjalanan jauh dengan waktu belasan jam.
ADVERTISEMENT
Demi membantu mengatasi kelelahan, beberapa pesawat, seperti Boeing 777 dan 787 Dreamliners, dilengkapi dengan kamar-kamar kecil di mana kru penerbangan bisa sedikit menutup mata. Kamar tidur biasanya diakses melalui tangga tersembunyi yang mengarah ke kamar kecil berlangit-langit rendah dengan 6 hingga 10 tempat tidur, kamar mandi, dan terkadang hiburan di pesawat.
4. Ban Pesawat Terbang Didesain Tidak Untuk Melompat Ketika Mendarat
Ban pesawat dirancang untuk menahan berat beban yang luar biasa (38 ton!) Dan dapat menyentuh tanah dengan kecepatan 170 mil per jam, ban pesawat dipompa ke 200 psi, yaitu sekitar enam kali tekanan yang digunakan pada ban mobil. Jika sebuah pesawat membutuhkan ban baru, awak darat hanya mendongkrak pesawat seperti Anda menginginkan mobil.
ADVERTISEMENT
5. Cabin Crew Mematikan Lampu ketika akan Mendarat
Ketika pesawat melakukan pendaratan, awak kabin akan meredupkan lampu interior. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya pendaratan yang tidak baik, yang mengharuskan penumpang untuk segera keluar dari pesawat, maka mata penumpang sudah akan terbiasa dengan kegelapan.
Pramugari juga akan meminta penumpang menaikkan jendela mereka sebelum mendarat, sehingga mereka akan dapat menyesuaikan diri untuk dapat melihat situasi di luar pesawat, jika terjadi keadaan darurat dan menilai apakah satu sisi pesawat lebih baik untuk melakukan evakuasi.
6. Fungsi Lubang di Jendela Pesawat
Amati baik-baik jendela pesawat terbang dan kita akan melihat ada yang aneh, yaitu lubang kecil di bagian bawah jendela. Ketika diperhatikan lebih saksama, ternyata jendela pesawat terbang terdiri dari 3 lapis dan lubang tersebut ada di lapisan tengah.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut berfugsi sebagai perlindungan terhadap penurunan tekanan udara ketika pesawat terbang semakin tinggi di atmosfer. Ketika sebuah pesawat terbang mengurangi ketinggian, maka tekanan udara pun turun mendadak. Padahal kabin dirancang agar tetap memiliki tekanan udara yang nyaman sehingga ada perbedaan besar tekanan udara di luar pesawat dan di dalam kabin.
Nah, di situlah peran lubang di jendela lapisan tengah, yaitu untuk membantu menyeimbangkan perbedaan tekanan udara. Jendela lapisan dalam berguna untuk melindungi lapisan tengah.
7. Makanan di Pesawat Tidak Enak
Makanan pesawat memiliki reputasi yang buruk, tetapi kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya makanan di pesawat tersebut. makanan itu sendiri tidak sepenuhnya dapat disalahkan — kesalahan sebenarnya terletak pada pesawatnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi Universitas Cornell tahun 2015, yang dilaporkan oleh Time, menemukan bahwa lingkungan di dalam pesawat terbang dapat benar-benar mengubah selera makan dan minum seseorang - makanan manis terasa kurang manis, sementara rasa asin akan semakin tinggi.
Udara yang kering di dalam kabin pesawat tidak membantu karena kelembapan rendah dapat semakin mengurangi rasa dan bau yang membuat segala sesuatu di dalam pesawat tampak hambar. Menurut sebuah studi 2010 dari Fraunhofer Institute for Building Physics di Jerman, itu sekitar 30 persen lebih sulit untuk mendeteksi rasa manis dan asin ketika Anda berada di udara.