Konten dari Pengguna

Pengaruh 'Toxic Parents' terhadap 'Insecurity' Anak

Khusnul Adinda
Mahasiswa UIN Jakarta
16 November 2021 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khusnul Adinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi insecure, Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi insecure, Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Selama ini kita tidak asing dengan toxic parents, kata “toxic”' dalam bahasa Indonesia yang berarti “racun” bukan berarti melakukan kekerasan secara fisik saja, tetapi juga secara mental dan psikis sehingga dapat memdengaruhi perilaku anak dan dapat mengubah kepribadian seorang anak, salah satunya yaitu dengan menurunkan tingkat kepercayaan diri dan rasa tidak aman terhadap lingkungan sekitar pada seorang anak atau yang biasanya dikenal dengan sebutan insecure.
ADVERTISEMENT
Orang tua pastinya menginginkan semua hal terbaik untuk anaknya, akan tetapi masih banyak orangtua yang tidak paham dan tidak peduli kepada sang anak sehingga menciptakan kondisi dan keadaan yang menimbulkan pola asuh yang buruk. Orang tua tidak paham bagaimana pola asuh yang baik, sehingga berlaku semaunya untuk mencapai keinginannya dan mengarahkan anak sesuai apa yang mereka harapkan.

Apa Itu Toxic Parents?

Toxic parents atau orang tua "beracun" merupakan orang tua dengan pola asuh yang buruk sehingga dapat merusak kemampuan sang anak dalam membentuk hubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Kesalahan dalam pola pengasuhan lumrah dilakukan oleh orang tua, akan tetapi kesalahan yang dibiarkan berlarut dan bertambah parah seiring waktu dapat berdampak negatif pada perkembangan anak, khususnya dalam lingkup emosional. Dampak yang ditimbulkan pun dapat berlangsung dengan jangka waktu yang panjang, serta berpengaruh terhadap harga diri, persahabatan, serta hubungan antara orang tua dan anak.
ADVERTISEMENT

Insecurity dan Toxic Parents

Kalian pasti sudah tidak asing dengan kata insecure. Tetapi kalian tau gak si apa itu insecure? Insecure atau insecurity merupakan sebuah tindakan yang disebabkan adanya emosi ketika menilai dan merasa diri kita lebih rendah dibandingkan dengan orang lain. Insecure merupakan perasaan dan emosi berupa rasa kekurangan pada kemampuan diri, malu, rasa bersalah, dan rasa tidak mampu dalam melakukan suatu hal. Perasaan tersebut akan memicu serta menaikkan rasa tidak percaya diri dan rendah diri.
Tindakan-tindakan orang tua yang dapat memunculkan rasa insecure pada anak yaitu :
1. Berlebihan Dalam Mengontrol
Orang tua memang seharusnya mengontrol anak dalam melakukan kegiatan sehingga anak tidak terjerumus dalam hal-hal yang menyimpang norma dan hukum. Akan tetapi memaksakan kehendak dan over protective serta posessive pada anak dapat menyebabkan anak merasa selalu salah dengan pilihannya dan merasa tidak percaya diri. Salah satu contoh yang banyak ditemukan pada orang tua di Indonesia yaitu dengan memaksakan anaknya untuk masuk ke jurusan sesuai dengan kemauan mereka, dan tidak mendukung sang anak ketika mereka memilih jurusan yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
2. Melukai Secara Fisik Maupun Perkataan
Melukai secara fisik dan verbal seperti mencubit, memukul, mengatakan kata-kata kasar, keras, mengejek, dan menyalahkan anak atas tindakan yang tidak mereka lakukan dapat merusak kesehatan mental anak dalam jangka waktu yang panjang. Hal tersebut dapat mengakibatkan anak cenderung menarik diri dari lingkungan luar, menurunkan rasa percaya diri, kesulitan untuk memercayai orang lain, dan bahkan menimbulkan rasa keinginan untuk menyakiti diri sendiri sampai bunuh diri.
3. Berlebihan Dalam Mengkritik
Ada kalanya kritikan dibutuhkan anak dari orang tua untuk mengatur dan memperbaiki diri agar menjadi lebih baik. Akan tetapi, kritikan yang salah dan tanggapan orang tua yang seakan-akan menyalahkan dan menodong dapat menyenggol serta menghancurkan rasa percaya diri anak, hal tersebut dapat mengakibatkan anak merasa tidak becus dan tidak mampu melakukan apapun dengan benar.
ADVERTISEMENT

Dampak Insecurity

Dampak yang dapat ditimbulkan dari insecurity pada anak dapat berupa gangguan kecemasan, karakter asertif, maltreatment, gangguan perkembangan sosial serta emosi, rasa percaya diri yang rendah, prestasi belajar menurun, dan kemandirian anak yang berkurang. Jika insecurity pada anak terus terjadi maka, akan sangat berdampak untuk perkembangan diri dan kemampuan anak di masa mendatang. Lebih parahnya lagi, hal tersebut dapat mengakibatkan anak merasa takut untuk berinteraksi dengan dunia luar, sulit mengatur emosi, mengalami stress berlebihan, dan diliputi rasa waspada hingga mengalami ganguan kecemasan parah.
Semua orang tua ingin anaknya mendapatkan yang terbaik di hidupnya namun, orang tua juga merupakan manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan. Pola asuh yang buruk dan toxic parenting dapat memengaruhi kepribadian anak dan dapat meningkatkan rasa ketidakpercayaan diri serta rasa tidak aman terhadap lingkungan sekitar pada anak. Perlakuan orang tua bahkan akan selalu diingat oleh anak hingga dewasa. Oleh karena itu, mari kita ubah kebiasaan toxic parenting dan pola asuh buruk untuk masa depan yang baik bagi anak.
ADVERTISEMENT