Eksistensi Multikulturalisme Pada Mahasiswa Pengguna Dating Apps di Yogyakarta

Isnaini Nurul Khasanah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, tergabung dalam komunitas radio kampus (Ikom Radio). Berminat dalam bidang broadcasting dan menulis.
Konten dari Pengguna
3 Januari 2023 17:18 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Isnaini Nurul Khasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berbagai dating apps yang dapat diunduh melalui app store (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Berbagai dating apps yang dapat diunduh melalui app store (Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada era globalisasi, proses interaksi manusia bisa terjadi melalui berbagai medium. Masifnya penggunaan teknologi menjadi salah satu pendorong terjadinya interaksi manusia melalui berbagai platform di dunia digital.
ADVERTISEMENT
Salah satu wadah yang sedang menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat digital adalah dating apps. Aplikasi ini merupakan tempat yang memadai interaksi secara online tanpa melakukan tatap muka secara langsung. Penggunaan dating apps dapat dilakukan dengan cara menggeser kanan (swipe right) foto profil yang muncul di beranda apabila menyukai foto dan profil singkat orang tersebut. Sebaliknya foto profil bisa digeser ke kiri (swipe left) ketika tidak merasa cocok dengan profil singkat yang ditampilkan pengguna.
Daerah Istimewa Yogyakarta sering kali disebut sebagai kota pelajar, dimana mahasiswa dari berbagai penjuru dunia bersua di kota ini untuk menimba ilmu. Dalam hal ini, dating apps menjadi salah satu media yang memberi wadah untuk mahasiswa yang merantau di Yogyakarta berjumpa melalui situs online. Hal ini menunjukkan adanya eksistensi masyarakat multikultur yang menggunakan dating apps.
ADVERTISEMENT
Berbagai penelitian terkait penggunaan dating apps sudah banyak dipublikasikan. Adanya penelitian-penelitian tersebut tentu berangkat dari berbagai keresahan di tengah masyarakat. Adanya multikultur di dalam kehidupan masyarakat sosial menjadi salah satu alasan adanya berbagai perbedaan dalam cara pandang, berkomunikasi, perbedaan budaya, maupun agama.
Di Yogyakarta, tata krama masih sangat dijunjung tinggi, hal ini menjadi pondasi dasar untuk mencegah terjadinya berbagai hal yang menyimpang dari aturan yang ada.
Dengan adanya media yang menjadi jembatan untuk menyebarkan informasi, banyaknya kasus negatif mengenai pengguna dating apps beredar dengan sangat mudah. Hal tersebut menunjukkan bahwa arus media merupakan salah satu pendukung munculnya berbagai stereotype negatif di tengah masyarakat, khususnya masyarakat Yogyakarta.
Stereotype tersebut tentu muncul bukan tanpa dasar. Meskipun demikian, tak semua hal bisa dipandang secara general, karena masih banyak hal-hal positif yang bisa didapatkan melalui aplikasi ini, sebagai contoh untuk menambah relasi, mengisi waktu luang dengan berbincang mengenai hal hal random dengan stranger, dan juga menjadi modal awal untuk menambah wawasan dengan bertukar pikiran dengan banyak orang yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan diri kita.
ADVERTISEMENT
"Aku main Bumble karena cari teman untuk ngobrol sih, kebetulan temanku ada yang bermain aplikasi ini juga, jadi dia mengajak dan ngasih aku rekomendasi untuk bermain apllikasi ini juga" Ungkap Aldi, salah satu pengguna dating apps bernama Bumble (31/12).
Selain itu, beberapa penggguna dating apps menerangkan bahwa mereka bermain aplikasi ini karena sedang liburan di Yogyakarta untuk jangka waktu yang tak lama, sehingga beberapa dari mereka download aplikasi ini dengan tujuan mencari tour guide sekaligus teman untuk jalan-jalan secara random.
Setiap individu tentu mempunyai berbagai intensi yang berbeda, oleh karena itu kita tidak bisa menggeneralisasikan bahwa semua orang yang bermain dating apps adalah sesuatu yang negatif. Meskipun demikian, kita tetap harus waspada dan memilah setiap orang yang kita temui, karena tidak semua orang itu baik, pun tidak semua orang itu buruk.
ADVERTISEMENT