Konten dari Pengguna

Memahami Pencatatan Akuntansi Persediaan Berdasarkan PSAK No. 14

Kiki Hardiansyah
Mahasiswa semester 8 di Universitas Teknologi Digital Bandung program studi Akuntansi
16 Februari 2025 9:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kiki Hardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gudang Perusahaan (Sumber: https://media.istockphoto.com/id/824351914/id/foto/gudang-distribusi-dengan-truk-dengan-kapasitas-yang-berbeda.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=o20JFUHDyv1MVLLkcd6AQIS8Jt6OAoRrfgHGgtRYGf8=)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gudang Perusahaan (Sumber: https://media.istockphoto.com/id/824351914/id/foto/gudang-distribusi-dengan-truk-dengan-kapasitas-yang-berbeda.jpg?s=612x612&w=0&k=20&c=o20JFUHDyv1MVLLkcd6AQIS8Jt6OAoRrfgHGgtRYGf8=)

Mengenal Akuntansi Persediaan dan PSAK No. 14 dalam Cerita Bisnis

ADVERTISEMENT
Di sebuah perusahaan dagang bernama PT Sukses Sejahtera, banyak keputusan penting yang perlu diambil setiap harinya. Salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah kondisi persediaan barang yang dimiliki perusahaan. Mereka menjual barang dagangan seperti pakaian dan aksesoris yang selalu berubah sesuai tren pasar. Karena itu, mereka sangat mengandalkan informasi yang akurat tentang persediaan untuk menjaga kelancaran operasional dan keuangan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Di sinilah pentingnya akuntansi persediaan, yang berfungsi untuk mencatat dan mengukur aset yang ada, khususnya persediaan barang. Bagi PT Sukses Sejahtera, ini bukan hanya tentang angka-angka yang tercatat di laporan keuangan, tetapi lebih dari itu—akuntansi membantu mereka untuk memahami seberapa efisien mereka mengelola persediaan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja keuangan.

Apa itu Persediaan?

Bagi PT Sukses Sejahtera, persediaan adalah semua barang yang mereka miliki untuk dijual, serta bahan yang mereka butuhkan untuk membuat produk yang akan dijual. Sesuai dengan PSAK No. 14, persediaan bisa berupa barang dagangan siap jual, barang dalam proses, dan bahan baku. Jadi, mereka tidak hanya mencatat barang dagangan yang sudah jadi, tetapi juga bahan yang sedang diproses untuk menjadi barang jadi.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk perusahaan manufaktur, seperti PT Pabrik Maju, persediaan akan sedikit lebih rumit. Mereka memiliki tiga jenis persediaan: Bahan Baku, Barang Dalam Proses, dan Barang Jadi. Misalnya, di pabrik mereka, bahan baku berupa kain akan diproses menjadi pakaian yang kemudian dijual ke pasar.

Pengukuran Persediaan: Biaya Perolehan vs. Nilai Realisasi Neto

Dalam akuntansi, perusahaan perlu mengetahui berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh persediaan tersebut, dari harga pembelian barang sampai biaya pengangkutan dan penanganannya. Biaya perolehan ini penting untuk memastikan bahwa setiap barang yang ada di persediaan tercatat dengan nilai yang benar.
Namun, tidak hanya biaya yang dihitung. Terkadang, barang yang sudah dimiliki perusahaan mungkin akan kehilangan nilainya—misalnya karena rusak, usang, atau harganya turun. PSAK No. 14 mengharuskan perusahaan untuk mengukur persediaan dengan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto (NRV), yang merupakan harga jual yang diharapkan dikurangi biaya untuk menyelesaikan atau menjual barang tersebut. Misalnya, jika pakaian di PT Sukses Sejahtera sudah usang atau tidak terjual, maka perusahaan harus menurunkan nilai persediaan agar mencerminkan kenyataan pasar.
ADVERTISEMENT

Metode Penilaian Persediaan

PT Sukses Sejahtera harus memilih salah satu dari dua metode penilaian persediaan yang diakui oleh PSAK No. 14. Metode pertama adalah FIFO (First-In, First-Out). Misalnya, mereka membeli pakaian di bulan Januari dan Februari. Metode FIFO akan mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli (di Januari) adalah yang pertama kali dijual. Jadi, pakaian yang dibeli di bulan Januari akan dicatat sebagai barang yang terjual lebih dulu, dan yang dibeli di bulan Februari akan tersisa di persediaan.
Metode kedua adalah Rata-Rata Tertimbang. Dalam metode ini, PT Sukses Sejahtera akan menghitung rata-rata biaya dari seluruh persediaan yang ada dan menggunakan angka rata-rata tersebut untuk menghitung biaya barang yang terjual dan sisa persediaan.
ADVERTISEMENT

Akuntansi Persediaan yang Membantu Pengambilan Keputusan

Dengan memahami dan mengimplementasikan PSAK No. 14, PT Sukses Sejahtera dapat menyusun laporan keuangan yang akurat, yang mencerminkan kondisi persediaan mereka. Laporan ini sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan, seperti investor atau manajemen, untuk membuat keputusan yang tepat. Mereka dapat melihat apakah perusahaan memiliki cukup persediaan untuk memenuhi permintaan pasar, atau apakah ada persediaan yang sudah tidak terpakai dan perlu segera dijual atau diturunkan nilainya.
Sebagai contoh, jika laporan menunjukkan adanya banyak persediaan yang sudah usang, PT Sukses Sejahtera bisa memutuskan untuk memberikan diskon besar-besaran untuk menjualnya lebih cepat, daripada mempertahankan barang tersebut di gudang yang hanya akan semakin turun harganya.

Kesimpulan:

Di dunia yang serba cepat ini, terutama dalam bisnis yang penuh persaingan, informasi yang akurat dan relevan sangat dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang cerdas. PSAK No. 14 memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana persediaan harus dikelola dalam laporan keuangan. Bagi PT Sukses Sejahtera, dengan mematuhi standar ini, mereka tidak hanya mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi persediaan mereka, tetapi juga dapat membuat keputusan yang lebih baik yang pada akhirnya akan membawa perusahaan pada keberhasilan finansial yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Akuntansi persediaan, lebih dari sekadar pencatatan angka, merupakan alat yang vital dalam menjaga kesehatan keuangan perusahaan, dan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil berdasarkan data yang tepat dan terpercaya.