Konten dari Pengguna

Layanan Pengendalian Penyakit Tuberkulosis

Rizqi Fadhilah
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju jurusan Kesehatan Masyarakat yang sedang menambah ilmu dengan membuat artikel
10 Agustus 2021 11:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizqi Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber pixabay
zoom-in-whitePerbesar
sumber pixabay
ADVERTISEMENT
Tuberkulosis merupakan penyakit yang bisa menular yang diakibatkan oleh kuman yang bernama Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menempati penyakit mematikan dengan posisi kesepuluh di dunia berdasar pada data organisasi kesehatan dunia. Pengidap penyakit ini di Indonesia pada tahun 2020 masuk ke dalam negara dengan bebas tuberkulosis (TBC) terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu pemerintah mengeluarkan kebijakan kesehatan mengenai layanan pengendalian penyakit tuberkulosis yang dilansir melalui situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan jumlah anggaran 2,8 triliun rupiah. Pengendalian atau penanggulangan penyakit tuberkulosis ini mengedepankan aspek promotif serta preventif dan tetap memperhatikan aspek kuratif juga rehabilitatif yang bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian serta memutus rantai penyebaran tuberkulosis.
Penghilangan tuberkulosis menjadi fokus utama pemerintah, tujuan yang dibentuk yakni dunia bebas dari penyakit, nol kematian serta penderitaan yang diakibatkan oleh penyakit tuberkulosis. Meskipun setiap orang bisa terjangkit tuberkulosis, penyakit tersebut menyebar dengan cepat kepada kelompok miskin, terpinggirkan serta populasi rentan lainnya.
Oleh karena itu, pemerintah membentuk suatu program yang bernama Program Indonesia Sehat sebagai upaya pemerintah dalam menciptakan kesadaran diri masyarakat untuk hidup sehat serta usaha promotif dan preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program ini dilaksanakan dengan pendekatan keluarga, yang menggabungkan usaha kesehatan perorangan serta usaha kesehatan keluarga berdasar pada informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
ADVERTISEMENT
Pemerintah indonesia terus berupaya mempercepat penurunan penyebaran penyakit tuberkulosis dengan menyediakan akses layanan pencegahan berupa diagnosis, pengobatan serta layanan kesehatan untuk semua penderita tuberkulosis dan meningkatkan pendanaan program tuberkulosis yang berkelanjutan juga mandiri.
Selain itu, dalam mencapai target pengeliminasian tuberkulosis pemerintah daerah daerah wajib menentukan pembagian dana daerah. Kemudian, pemerintah juga melakukan berbagai upaya lain seperti promosi kesehatan dalam mendeteksi kasus tuberkulosis aktif dengan pendekatan keluarga.
Pendekatan keluarga merupakan sebuah pilihan yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam usaha meningkatkan lingkup sasaran serta akses pelayanan kesehatan pada wilayah kerja dengan cara mendatangi keluarga. Selain menyediakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, puskesmas juga menyediakan layanan kesehatan di luar gedung dengan cara pendekatan keluarga sebagai usaha menuntaskan permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya.
ADVERTISEMENT
Upaya lainnya yaitu berupa penguatan sistem surveilans yaitu sistem yang dilaksanakan secara terus menerus mencakup pengumpulan, analisis data frekuensi, distribusi penyakit, status penularan, serta ukuran-ukuran lain dalam sebuah kelompok tertentu yang diartikan dengan jelas, sehingga dapat diambil tindakan apabila diperlukan. Sistem tersebut dilakukan dengan menggabungkan sistem informasi penyakit tuberkulosis dan sistem informasi fasilitas pelayanan kesehatan, pengembangan respons cepat untuk akses terhadap alat diagnostik dan obat-obatan, memaksimalkan manfaat dari Jaminan Kesehatan agar sesuai dengan layanan pengobatan tuberkulosis dan jaminan kesehatan nasional serta penguatan penelitian dan pengembangan terkait penanggulangan tuberkulosis.
Oleh karena itu, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten atau kota harus menetapkan target penanggulangan berdasar pada target serta tetap memperhatikan strategi nasional. Strategi nasional tersebut yakni penguatan kepemimpinan program tuberkulosis, peningkatan layanan akses tuberkulosis yang bermutu, pengendalian faktor risiko, peningkatan kemitraan tuberkulosis, peningkatan kemandirian masyarakat dalam menangani tuberkulosis serta penguatan manajemen program tuberkulosis.
ADVERTISEMENT