Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
5 Ramadhan 1446 HRabu, 05 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Apakah Orang Good Looking Dapat Lolos Dengan Banyak Hal? Peran Kecantikan
4 Maret 2025 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kimberly Kayla Kitzie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sering dikatakan bahwa orang yang good looking menerima perlakuan khusus, baik dalam lingkungan sosial, tempat kerja, atau bahkan sistem peradilan. Gagasan ini berasal dari fenomena yang dikenal sebagai privilege yang dimiliki orang cantik, di mana orang yang dianggap good looking secara fisik lebih mungkin disukai, dimaafkan, atau bahkan dimaafkan atas perilaku yang mungkin akan dikritik. Namun, seberapa benarkah hal ini? Dan apa konsekuensinya?
ADVERTISEMENT
Efek Halo: Ketika Kecantikan Setara dengan Kebaikan
Salah satu alasan utama mengapa orang yang good looking tampaknya "lebih mudah lolos dengan banyak hal" adalah efek halo, bias psikologis yang membuat orang menganggap dirinya memiliki sifat positif seperti kebaikan, kecerdasan, atau kompetensi hanya berdasarkan penampilan. Ini berarti bahwa seseorang yang menarik secara fisik mungkin dianggap lebih dapat dipercaya atau bermaksud baik, meskipun tidak ada bukti yang mendukungnya.
Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa siswa yang good looking cenderung memperoleh nilai lebih baik, bahkan ketika prestasi mereka sama dengan teman sebayanya. Di tempat kerja, karyawan yang good looking mungkin dianggap lebih cakap atau karismatik, sehingga mengarah pada promosi dan peluang kerja yang lebih baik. Dalam lingkungan sosial, orang yang berpenampilan good looking mungkin menghadapi lebih sedikit konsekuensi atas perilaku kasar atau yang dipertanyakan karena orang lain berasumsi mereka "tidak bermaksud seperti itu."
ADVERTISEMENT
Sistem Peradilan: Hukuman yang Lebih Ringan untuk Orang yang Good Looking
Anehnya, penelitian menemukan bahwa orang yang good looking cenderung menerima perlakuan yang lebih lunak dalam lingkungan hukum:
- Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdakwa yang cantik secara fisik lebih mungkin menerima hukuman yang lebih ringan dibandingkan dengan mereka yang dianggap kurang menarik.
- Individu yang good looking yang dituduh melakukan kejahatan dianggap lebih kecil kemungkinannya untuk bersalah atau bahkan lebih kecil kemungkinannya untuk mengulangi pelanggaran mereka.
- Sebaliknya, mereka yang dinilai kurang good looking lebih mungkin dianggap mengancam atau tidak jujur.
Hal ini menunjukkan betapa bias kecantikan sangat mengakar dalam pengambilan keputusan, bahkan dalam masalah serius seperti penegakan hukum dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Faktor Media Sosial: Bias Kecantikan di Era Digital
Dengan media sosial yang memperkuat standar kecantikan, dampak dari keistimewaan kecantikan menjadi lebih kentara dari sebelumnya. Para influencer dan selebritas yang menarik sering kali menerima:
- Lebih sedikit kritik atas perilaku kontroversial dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang kurang menarik.
- Lebih banyak engagement, likes, dan peluang hanya karena penampilan mereka sesuai dengan standar kecantikan konvensional.
- Akses yang lebih mudah ke jaringan dan sponsor, yang mengarah pada keuntungan finansial dan karier.
Hal ini memicu perbincangan tentang bagaimana platform seperti Instagram dan TikTok memperkuat bias kecantikan, sehingga makin sulit bagi mereka yang tidak cocok dengan pola tersebut untuk meraih tingkat kesuksesan yang sama.
ADVERTISEMENT
Meskipun orang yang good looking mungkin menerima keuntungan di bidang tertentu, pretty privilege ini tidak selalu positif. Beberapa orang menghadapi objektifikasi, ekspektasi yang tidak realistis, atau asumsi bahwa kesuksesan mereka semata-mata didasarkan pada penampilan dan bukan kerja keras. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan mungkin kesulitan untuk dianggap serius dalam lingkungan profesional. Pada akhirnya, meskipun pretty privilege itu nyata, penting untuk mengenali dan menantang bias berbasis kecantikan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara—di mana peluang dan perlakuan didasarkan pada prestasi, bukan hanya penampilan.