Konten dari Pengguna

Rosalind Franklin Wanita dalam Dunia Sains: Sejarah Mengabaikan Ilmuwan Wanita

Kimberly Kayla Kitzie
Bersekolah di Citra Berkat Citra Raya
30 Januari 2025 15:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kimberly Kayla Kitzie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pexels/Yaroslav Shuraev
zoom-in-whitePerbesar
Pexels/Yaroslav Shuraev
ADVERTISEMENT
Kita semua tahu bagaimana wanita sangat diremehkan sebelum tahun 2000-an, tidak seperti sekarang di mana wanita lebih dipandang setara di era modern. Sepanjang sejarah, banyak ilmuwan wanita telah memberikan kontribusi yang luar biasa, namun pencapaian mereka sering kali dibayangi, diartikan secara keliru, atau dihapus sama sekali. Salah satu kasus paling terkenal dari hal ini adalah Rosalind Franklin, yang karya pentingnya tentang struktur DNA sebagian besar diabaikan selama hidupnya. Kisahnya adalah salah satu dari banyak wanita dalam sains yang menghadapi tantangan serupa karena bias gender dan ekspektasi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Siapa Rosalind Franklin?
Rosalind Franklin adalah seorang ahli kimia dan ahli kristalografi sinar-X asal Inggris yang karyanya sangat penting untuk memahami struktur DNA. Saat bekerja di King's College London pada awal tahun 1950-an, Franklin mengambil Foto 51, gambar difraksi sinar-X yang mengungkap struktur heliks ganda DNA. 
Namun, tanpa izinnya, rekan prianya, James Watson dan Francis Crick, mengakses datanya dan menggunakannya untuk menyelesaikan model DNA mereka. Sementara Watson, Crick, dan Maurice Wilkins menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1962, Franklin tidak mendapatkan sedikit pun penghargaan atas karyanya yang dicuri dan tidak pernah diakui, meskipun faktanya penelitiannya memberikan dasar bagi penemuan mereka.
Mengapa Ilmuwan Wanita Diabaikan?
ADVERTISEMENT
Kisah Franklin mencerminkan pola yang lebih luas dalam sejarah di mana kontribusi perempuan terhadap sains sering diabaikan atau dianggap sebagai kontribusi kaum pria. Kasus ini mengungkap bagaimana diskriminasi gender sistemik dalam komunitas ilmiah telah menyebabkan terhapusnya karya perempuan. Tapi mengapa?
Sayangnya, banyak lembaga ilmiah bergengsi, termasuk Komite Nobel, secara historis lebih mengutamakan ilmuwan pria dan sering mengabaikan kontribusi rekan wanita mereka. Belum lagi, pada abad ke-19 dan ke-20, wanita sering kali tidak bersemangat mengejar pendidikan tinggi atau karier ilmiah, sehingga peluangnya pun berkurang. Oleh karena itu, wanita di bidang sains sering kali harus bekerja di bawah pengawasan laki-laki atau dalam tim yang dipimpin laki-laki, sehingga kontribusi mereka lebih mudah dikaitkan secara salah atau dicuri.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Pengakuan terhadap Perempuan dalam Dunia Sains
Gagalnya pengakuan terhadap ilmuwan perempuan tidak hanya mendistorsi sejarah tetapi juga menghambat generasi perempuan masa depan untuk memasuki bidang STEM. Untungnya, kesadaran telah tumbuh, dan upaya untuk mengoreksi kelalaian historis ini semakin meningkat. Sekarang, kontribusi Rosalind Franklin terhadap penelitian DNA telah diakui secara luas di zaman modern, dengan penghargaan, gedung, dan program penelitian yang dinamai dengan namanya. Sekolah dan universitas kini juga menyoroti pencapaian ilmuwan perempuan untuk menginspirasi perempuan muda untuk mengejar karier di bidang STEM.
Kisah Rosalind Franklin adalah contoh kuat tentang bagaimana kontribusi perempuan terhadap sains sering kali diremehkan dan tidak diakui. Ia akhirnya telah membuka jalan bagi para perempuan di bidang STEM. Meskipun kita tidak dapat mengubah masa lalu, kita dapat memastikan bahwa masa depan mengakui dan merayakan perempuan di bidang STEM. Dengan menghadirkan sosok-sosok yang tersembunyi ini, kita membantu menciptakan dunia ilmiah tempat penghargaan diberikan sebagaimana mestinya, tanpa memandang jenis kelamin.
ADVERTISEMENT