Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Tato dalam Budaya Mainstream: dari Pemberontakan hingga Pernyataan Fashion
31 Januari 2025 11:06 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kimberly Kayla Kitzie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tato telah mengalami transisi besar dari simbol pemberontakan dan kontra-budaya menjadi bentuk ekspresi diri dan fashion yang diterima secara luas. Saat ini, tato tidak lagi terbatas pada subkultur seperti pengendara sepeda motor, pelaut, atau punk rocker, tetapi malah dianut oleh selebritas, profesional, dan bahkan influencer. Pergeseran ini mencerminkan perubahan masyarakat yang lebih luas dalam sikap terhadap modifikasi tubuh, identitas pribadi, dan seni.
ADVERTISEMENT
Selama sebagian besar abad ke-20, tato dikaitkan dengan penjahat, kriminal, dan gerakan bawah tanah. Di masyarakat Indonesia, tato yang terlihat sering kali menimbulkan penilaian negatif, dengan para pengusaha, pendidik, dan bahkan anggota keluarga yang menganggapnya tidak profesional atau tidak pantas. Tato dianggap sebagai tanda pembangkangan, yang sering dikenakan oleh mereka yang menantang norma-norma masyarakat. Orang-orang bertato tidak diragukan lagi tidak dapat hidup tanpa dihakimi secara berat oleh orang lain saat itu.
Budaya Pop dan Pengaruh Selebriti
Akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 menyaksikan perubahan besar, sebagian besar karena pengaruh para selebritis, musisi, dan atlet. Para bintang seperti David Beckham, Rihanna, Angelina Jolie, dan Post Malone telah membuat tato lebih terlihat dan diminati. Platform media sosial seperti Instagram dan TikTok juga telah memainkan peran penting dalam menormalkan budaya tato, memungkinkan seniman tato untuk memamerkan karya mereka dan menginspirasi jutaan orang untuk membuat tato.
ADVERTISEMENT
Tato sebagai Bentuk Ekspresi Diri
Alih-alih simbol pemberontakan, tato kini dipandang sebagai ekspresi pribadi dan artistik. Orang-orang membuat tato untuk memperingati peristiwa dalam hidup, menghormati orang terkasih, atau sekadar menunjukkan preferensi estetika mereka. Tato garis halus, desain minimalis, dan gaya cat air telah membuat seni tubuh lebih menarik bagi khalayak yang lebih luas, termasuk mereka yang sebelumnya memandang tato terlalu berani atau ekstrem. Jika ada, kini tato pada dasarnya adalah bentuk seni yang secara estetika menyenangkan untuk dilihat, yaitu lukisan di atas kanvas kosong. Setiap tato memiliki makna tersendiri, anggap saja sebagai sebuah cerita untuk diceritakan. Sama seperti setiap orang memiliki latar belakang dan kehidupan mereka sendiri untuk diceritakan, ini adalah cara untuk menunjukkan apa yang telah mereka lalui, apa yang mereka pegang teguh, apa yang mereka nanti-nantikan.
ADVERTISEMENT
Sekarang, tato merupakan bentuk seni, tato juga berperan dalam industri fashion. Merek dan desainer fashion telah menggunakan tato sebagai bagian dari pencitraan merek dan estetika mereka. Model bertato tidak lagi dianggap tidak profesional, dan desainer kelas atas telah memasukkan karya seni yang terinspirasi tato ke dalam pakaian, aksesori, dan peragaan busana.
Meningkatnya popularitas tato, bentuk seni ini kemungkinan akan terus berkembang, merangkul teknologi, gaya, dan pengaruh budaya baru. Generasi muda lebih mengutamakan individualitas dan ekspresi diri, karena itu tato akan tetap menjadi bagian penting dari identitas modern, mengaburkan batasan antara seni, fashion, dan kisah pribadi.