Konten dari Pengguna

Sego Berkat dan Ritus Kemakmuran Bumi Blora

Sugie Rusyono
Korda Blora Akademi Pemilu dan Demokasi, Ketua LHKP Muhammadiyah Blora
18 Agustus 2023 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sugie Rusyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sego berkat dibuntel (bungkus) daun jati yang diletakkan di atas tampah. Tampak berjajar di sepanjang Jl Pemuda Blora, Rabu (16/8). Dibelakangnya juga berjajar Pria dan Wanita mengenakan baju samin menunggu berkat siap disantap. Tak hayal Jl Pemuda menjalang sore itu, dipenuhi warna hitam serta warna-warni motif batik dan ribuan berkat yang siap di santap oleh masyarakat yang hadir di jalan protokol kotai satai ini.
ADVERTISEMENT
Ribuan sego berkat itu dibuat untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke78 dengan tajuk Sedekah Desa Bumi Blora. Sego Berkat, mengapa tidak panganan yang lain, satai, soto, pasung, dumbek atau panganan khas Blora lainnya yang lebih familier.
Sedekah Desa Bumi Desa, Tapi lebih enak menyebutnya dengan sedekah bumi Blora. Sedekah Bumi Desa (Gasdeso)nampaknya diambil dari tradisi sedakah bumi yang rutin digelar tiap desa. Biasanya di bulan Apit penanggalan Jawa. Setiap desa bahkan dusun dengan kearifan lokal masing-masing mengelar sedekah desa, mulai dari berkatan sampai pertunjukan dari Tayub, Ketoprak, hingga Wayang Kulit.
Momentum itulah yang kini dihadirkan oleh Pemkab Blora melalui Sedekah Bumi Blora dengan sego berkat dan pakaian Samin. Sego berkat dan pakaian samin sejatinya adalah sebuah symbol yang harus dipahami oleh masyarakat dan tentunya birokrasi di Blora. Bukan sekedar hanya makan sego berkat dengan balutan samin. Mendapatkan penghargaan dari MURI semata. Tetapi sejatinya harus diresapi dan dimaknai mendalam. Sehingga tidak hanya sensasi yang tersaji.
ADVERTISEMENT
Apalagi ada ritual menyatukan tanah dan air yang berasal dari 295 Desa/kelurahan, semakin menegaskan akan symbol-simbol yang ingin di sampaikan kepada masyarakat Blora. Bahwa Sedekah Bumi Blora bukan hanyaa sekedar menikmati sego berkat berkat bersama-sama.
Dalam tradisi jawa, sego berkat umumnya hanya dijumpai pas acara tertentu saja. Seperti hajatan, syukuran atau wetonan. Yang punya hajatan menyajikan sego berkat dibungkus daun jati. Ada do’a-do’a yang selalu mengiringinya sebagai ungkapan rasa Syukur dan diharap selalu mendapat keberkatan dan keberuntungan. Tak heran jika saat dimakan sego berkat pasti enak. Sudah diberikaan doa jadi enak, begitu kata warga yang menikmati nasi berkat.
“Sedekah bumi ini bentuk warga Blora selalu bersedekah, selalu bersyukur, rukun serta memberi dan menerima dengan Ikhlas,” ungkap Bupati Blora Arief Rohman.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai sosial kemasyarakat tercermin dari sego berkat ini, jika seorang tidak ada jiwa sosial tentu sego berkat tidak akan pernah tersaji. Bahkan sampai ribuan, dan di buat dari masing-masing Desa dan instansi yang ada di Blora. Nilai-nilai sosial dan kemanusiaan ini menjadi penting untuk selalu di tradisikan.
Semangat gotong royong, semangat saling berbagi, saling menghormati dan setara inilah yang muncul. Kalau di sedekah desa ada sego berkat yang dipakai perang-perangan, kalai kali ini tidak terjadi. Semuanya dimakan langsung ada juga yang dibawa pulang. Berharap mendapat keberkahan dari sego berkat yang didoakan seluruh masyarakat Blora.
Moral, Dengan balutan pakaian samin, diharapakan ajaran-ajaran luhur samin tentang kehidupan, kesederhaaan, sosial, kebersamaan tumbuh di hati masyarakat Blora. Menjadi satu kesatuan yang jika di terapkan dalam rasa dan jiwa tentu akan menjadi sumber daya yang baik. Laku kehidupan di Blora tentu bisa Tentrem kertaraharja.
ADVERTISEMENT
Bumi adalah pijakan hidup bagi semua. Bumi menjadi sentral dan menjadi sumber penghidupan bagi semuanya. Merawat bumi bukan hanya merawat kehidupan tetapi juga merawat kemakmuran dan keabadian.
Sedekah bumi adalah bagian dari manusia untuk merawat bumi. Jika bumi terus dirawat maka kehidupan akan terus berjalan. Bumi akan selalu memerikan penghidupan bagi makhluknya. Diperlakukan seburuk apapun, bumi akan tetap menerima. Jika saat ini di Blora mulai kekeringan tentu itu bagian dari bumi memberikan kehidupan agar tetap menjaganya.
Sego berkat dan symbol-simbol samin yang kini mulai di tradisikan Masyarakat Blora, hendaknya menjadi pengingat. Untuk mendapatkan sego berkat tidak perlu saling berebut, saling menyikut apalagi saling menjatuhkan. Sego berkat sudah disiapkan sesuai dengan porsinya, dengan iringan do’a akan semakin memberikan manfaat dan barokah. Juga jangan membuat sego berkat sendiri terus di bagikan kepada orang-orang dengan tujuan tertentu. Apalagi tahun politik sudah berjalan.
ADVERTISEMENT
Penyatuan air dan tanah dari 295 Desa/Kelurahan yang sudah dilakukan, jangan hanya menjadi seremoni segala. Harus menjadi pengharapan bahwa kemerdekaan, kesejakteraan dan kemakmuran harus bisa diwujudkan di Blora.
(Sugie Rusyono, S.I.P)
Masyarakat Blora bersama sego berkat yang ditata disepanjang Jl Pemuda Blora untuk dimakan bersama-sama dalam Sedekah Bumi Blora, dalam rangka Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78.