Konten dari Pengguna

Spirit Blora di Tugu Pancasila

Sugie Rusyono
Korda Blora Akademi Pemilu dan Demokasi, Ketua LHKP Muhammadiyah Blora
23 September 2023 14:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sugie Rusyono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengendara memutari bundaran Tugu Pancasila Blora saat siang hari. (Foto: Sugie Rusyono)
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara memutari bundaran Tugu Pancasila Blora saat siang hari. (Foto: Sugie Rusyono)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tugu Pancasila yang berdiri dengan tegak di tengah-tengah simpang empat jalan protokol Blora. Jl. Pemuda, Jl. A Yani, Jl. Gundanar, dan Jl. Jenderal Sudirman Blora, seakan menjadi penanda bahwa Blora, memiliki nilai historis perjuangan sebelum kemerdekaan atau sesudah kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Tugu Pancasila bahkan menegaskan menjadi landmark Blora, siapapun pasti tahu akan keberadaan tugu tersebut. Dengan beberapa patung dan ornamen relief semakin membuktikan bahwa satu peristiwa besar pernah terjadi di "kota satai" ini. Ada ungkapan kalau pulang ke Blora sebelum memutari Tugu Pancasila serasa belum pulang kampung. Memang tepat ungkapan itu.
Namun, ternyata literasi sejarah dibangunnya Tugu Pancasila jarang diketahui oleh generasi sekarang. Sayangnya narasumber yang tahu akan berdirinya juga sangat minim.
Untuk mencari tahu dan menjawab rasa penasaran, saya mencoba melihat prasasti peresmian tugu itu. Karena biasanya dalam monumen atau bangunan di Indonesia pasti ada prasasti tanggal peresmiannya. Di situ terpampang dan terbaca, “Tugu Garuda Pancasila” itulah yang tertulis di prasastinya. Lalu dikenal dengan Tugu Pancasila, lebih gampang dan singkat diucapkan mungkin seperti itu.
ADVERTISEMENT
Dari prasasti peresmian, Tugu Garuda Pancasila di resmikan pada 5 Oktober 1977 yang bertepatan dengan Hari ABRI sekarang TNI. Diresmikan langsung oleh Bupati Blora waktu itu Soepadi Joedodarmo.
Dari sejumlah literatur menyebutkan, keberadaan Tugu Garuda Pancasila selain untuk mengenang perjuangan masyarakat Blora mempertahankan kemerdekaan juga mengambarkan semangat dan etos kerja masyarakat Blora.
Dalam buku Menuju Dalam Perjuangan yang diteritkan oleh Dewan Harian Cabang Angkatan 45 Kabupaten Blora. Buku ini aku baca dari Perpustakaan Blora, itupun bukunya berupa foto copy dijilid biasa, tetapi sangat penting dan berharga. Sebab ada banyak cerita tentang perjuangan masyarakat Blora khususnya saat adanya agresi Belanda ke-II.
Di situ tercatat bahwa perang kemerdekaan II pada tahun 1948 yang terjadi di Blora ada di beberapa tempat, seperti Cepu, Randublatung, Ngawen, Muraharjo, Jomblang, Bangkleyan, Randualas dan beberapa tempat menjadi saksi sejarah di mana TNI, Polisi dan masyarakat secara bergotong royong mengusir Belanda dari tanah Blora.
ADVERTISEMENT
Sebagai Landmark Blora, tugu yang menjulang tinggi ke atas dan berada di tengah-tengah kota Blora itu sangat ikonik. Tugu yang menjulang itu menggambarkan pohon jati menempel dua buah lambang Garuda menghadap ke timur dan barat.
Mengartikan kalau warga Blora siap menyambut terbitnya fajar dan tenggelamnnya matahari. Sekaligus memberi pesan kalau masyarakat Blora, adalah masyarakat pejuang, pekerja keras dan terus berkarya dalam segala bidang. Khususnya pertanian, perhutanan dan mengolah sumber daya alam yang tersedia di Blora.
Mengapa pohon jati, bukan yang lain seperti menara minyak, tentu karena pohon jati adalah identik dengan Blora, yang memiliki hutan jati cukup luas. Jika akan masuk kota Blora tentu harus melintas di jalanan yang membelah hutan jati, serta aktivitas masyarakat yang tidak lepas dari hutan jati.
ADVERTISEMENT
Gambaran itu semua, terpahat jelas dari beberapa patung yang ada di sekelingnya. Bahkan relief-relief yang bisa bercerita tentang aktivitas warga Blora.
Hingga saat ini, Tugu Garuda Pancasila masih awet berdiri tegak dan bisa disaksikan dari semua penjuru jalan protokol. Terlebih di sebelah timur laut Tugu kini ada ruang publik Taman Mustika di mana banyak pelajar, masyarakat memanfaatkan taman itu untuk beraktivitas. Termasuk lokasi paling sering digunakan Satlantas saat operasi zebra tertib berlalu lintas.
Yang berubah kini ada air mancur dan kolam yang mengelilingi tugu. Sebelumnya tanaman hias melingkar dengan asri di bawahnya. Adanya air mancur tentu makin menambah keelokan Tugu Pancasila. Meski sebenarnya tanam hias tidak perlu dibongkar, sebab akan makin menambah kesan sejuk dan damai.
ADVERTISEMENT
Keelokan Tugu Pancasila kerap menjadi objek visual bagi warganet untuk di upload pada canal masing-masing baik di IG, FB atau YouTube. Momentum saat fajar, senja, malam hari atau saat hujan dan gerimis menjadi objek foto dan visual yang memanjakan mata. Bukan hanya itu, sejumlah aksi demonstrasi oleh aktivitis juga memilih di kawasan Tugu Pancasila.
Keberadaan Tugu Pancasila bukan saja pemanis di Blora, tetapi bisa memberikan spirit bagi generasi muda. Terlebih saat ini sedang gencar-gencarnya Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau P-5. Tugu Pancasila bisa menjadi sarana pembelajaran untuk selalu memiliki jiwa nasionalisme, patriotisme, gotong-royong, toleransi, pekerja keras dan merawat bumi. Anda boleh tidak setuju!