Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Legenda Petinju Kelas Berat " THE GREATES" Muhammad Ali
24 Desember 2020 19:17 WIB
Tulisan dari Kishan Rajendra Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Muhammad Ali atau yang terlahir dengan nama Cassius Marcellus Clay Junior merupakan petinju professional yang pernah dikenal dunia, ia merupakan petinju yang paling fenomenal pada masanya, Ali merupakan petinju pertama yang mampu mendapatkan sabuk gelar juara dunia kelas berat dengan 3 kali kesempatan yang berbeda dan mempertahankan gelarnya sebanyak 19 kali.
ADVERTISEMENT
Muhammad Ali yang lahir pada 17 januari 1942, tumbuh dan besar di Louisville, Kentucky, Amerika Selatan. Orang tua dari Muhammad Ali memang sangat berbeda profesi nya dengan sang anak, sang ayah yang bernama Cassius Marcellus Clay Senior merupakan pelukis papan reklame, dan sang ibu yang bernama Odessa Grady Clay menjadi pekerja rumah tangga. Muhammad Ali juga memiliki adik laki-laki yang bernama Radolph Valentino Clay yang kemudian berganti nama menjadi Rahman Ali.
Ali sudah mengenal tinju sejak berumur 12 tahun, lalu ia di latih oleh seorang petugas polisi yang bernama Joe Martin. Pertandingan Ali yang pertama pun dimulai pada tahun 1954 dan hal itu masih amatir, dimana dia meraih kemenangan perdanannya dengan penjurian. Karir tinju Muhammad Ali melaju dengan sangat mulus pada 1959, dia menjuarai tournament sarung tinju emas nasional dan juara nasional Uni Atletik Amatir juga di kelas yang sama. Dilanjutkan pada pertandingan medali emas dalam olimpiade di Roma pada tahun 1960.
ADVERTISEMENT
Setelah Ali masuk dan terjun sebagai petinju amatir, ia akhirnya meninggalkan tinju amatir dan beralih ke tinju professional. Setelah itu Ali membuktikan kualitasnya bermain di ring tinju dengan memenangkan pertandingan professional pertamanya sebanyak 19 kali, 15 diantaranya menang dengan KO.
Ali melakukan pertandingan tinju professional nya cukup lama dan pada akhirnya mendapatkan gelar juara dunia pertamanya pada 25 februari 1964. Saat itu Ali masih menggunakan nama nya yaitu Cassius Clay dan menang atas lawannya juara kelas berat Sonny Liston. Ali menang setelah pertandingan berjalan selama 6 ronde dan Liston tidak mampu melanjutkan pertandingan pada ronde ke 7.
Di tahun yang sama tepatnya pada 1964, Ali resmi memilih agama islam untuk menjadi pedomannya dan merubah namanya dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali. Dengan penuh keyakinan yang tinggi, Ali semakin membuktikan bawha dia layak mempertahankan gelar juara dunia dalam tinju kelas berat professional nya, dengan bukti bahwa ia bertemu kembali dengan Liston dan Ali mengalahkannya pada ronde pertama.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Ali berhasil mempertahankan gelar juara dunia nya sebanyak 8 kali tak terkalahkan. Namun setelah adanya wajib militer untuk mengikuti perang dan bergabung untuk perang Vietnam pada 28 april 1967, dengan alasan peperangan tersebut dan tentunya bertentangan dengan keyakinan Muhammad Ali, ia menolak untuk bergabung. Akibat dari perbuatan Ali tersebut, Ali ditahan dan komisi atletik negara bagian New York langsung menghentikan izin bertinjunya, dan mencabut gelar sabuk nya sebagai juara kelas berat tinju professional.
Diputuskan bersalah karena menghindari kewajiban pada negara, Ali dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dan denda sebanyak 10.000 dolar AS. Namun dia tidak di tahan setelah mengajukan banding. Saat itu Ali mendapatkan perhatian yang buruk dari masyarakat karena dikira telah melepas tanggung jawabnya, dan saat itu juga popularitas Ali menurun, terlebih lagi ia mendapatkan larangan untuk bertanding.
ADVERTISEMENT
Selama Ali tidak melakukan pertandingan, ia menjadi bahan perbincangan di forum, dan setelah pandangan mengenai perang tersebut sudah padam, Ali kembali menjadi perbincangan dan mendapatkan dukungan dari orang-orang kembali. Akhirnya pada tahun 1970, mahkamah agung new york memberikan izin kembali kepada Muhammad Ali untuk melakukan pertandingannya, dan hasil pada tahun berikutnya Mahkamah Agung AS membatalkan putusannya kepada Ali.
Tak lama setelah Ali mendapatkan kembali izinnya, ia meraih kemenangan di pertandingan pertama setelah di larang oleh pemerintah selama 43 bulan, dia mengalahkan Jerry Quarry pada 26 oktober 1970 di ronde ketiga. Kemudian Ali melanjutkan pertandingannya melawan Joe Frazier pada 8 maret 1971, namun Ali mengalami kekalahan angka.
Pada tahun 1974, Ali mendapatkan kesempatan kembali untuk meraih gelar juaranya dan berhadapan dengan George Foreman, dan Ali mengalahkannya di ronde kedelapan. Ini menjadi kali kedua Ali meraih gelar sabuk juara tinju kelas berat yang sempat dicabut tujuh tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1978, Ali kehilangan sabuk juaranya ketika dikalahkan oleh petinju kelas berat Leon Spinks setelah kalah pada ronde ke 15 karena poin, Namun Ali kembali berhasil mendapatkan gelar juaranya kembali 7 bulan berselang, dan menjadi petinju pertama di dunia yang berhasil mendapatkan gelar sabuk juara kelas berat sebanyak tiga kali.
Pada tahun 1984, Muhammad Ali di diagnosa menderita gejala Parkinson yang diduga terkait dengan trauma pada kepala yang dialaminya sejak ia menjadi petinju. Penyakit tersebut perlahan membuat fungsi otak motoric sang juara menurun. Meski sudah tak lagi bertinju, Ali masih menjadi pusat perhatian di seluruh dunia, dan namanya sangat dikenang oleh semua orang.
Semua mengingat Ali dimana Ali pernah melakukan kegiatan kemanusiaan, termasuk saat menjadi negosiator dalam pembebasan sandera Amerika oleh Irak pada tahun 1990. Sepanjang hidupnya, Muhammad Ali telah menikah sebanyak empat kali, dan dikaruniai tujuh orang anak perempuan, dan dua anak laki-laki. Pernikahan keempatnya dengan menikahi Yolanda pada tahun 1986.
ADVERTISEMENT
Di akhir hayat nya Ali akhirnya meninggal pada 3 juni 2016 di umurnya yang sudah 74 tahun. Upacara pemakaman Ali digelar dengan prosesi penempuh jarak 32 kilometer melintasi kota kelahirannya Louisville.
Sebelum Ali benar benar tidak ada di dunia ini, ia sempat berpesan kepada semua orang khususnya untuk anaknya, dimana Ali berkata “Hargailah orang lain, cintailah mereka seperti kamu mencintaimu sendiri, dan taat lah kepada sang pencipta Allah, sembah lah dia, karena tanpa nya, kau bukan apa-apa”.
Lalu sahabat-sahabat dekat Ali banyak yang menghampiri Ali ketika sedang sakit, seperti Petinju kelas berat dan salah satu sang juara di dunia, yang bernama Mike Tyson, kemudian lawan yang ia pernah kalahkan sebelumnya, rival-rival nya saat masih di ring tinju.
ADVERTISEMENT
Sahabat Ali pun sangat mengagumi bagaimana Ali bermain di atas ring saat menaklukan lawannya, Ali dikenal dengan kecepatannya, itulah kelebihan dari Ali “The Greatest”, dimana Ali sangat sulit untuk ditaklukan karena kecepatannya dalam menghindar dan memukul, kata ‘Mike Tyson’.