Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Ahli Gizi dalam Mengatasi Wasting terhadap Perkembangan Anak
12 Desember 2024 14:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Kiyasah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wasting (gizi kurang) merupakan kondisi berat badan balita tidak sepadan dengan tinggi badannya. Hal ini masih menjadi masalah gizi anak yang serius di Indonesia. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif anak dan pertumbuhan mereka.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya wasting. Hal ini dimulai dari rendahnya pemberian ASI eksklusif kepada balita. ASI eksklusif merupakan tahapan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan balita. Selain itu, balita yang mengalami wasting atau gizi kurang, secara langsung juga disebabkan oleh penurunan asupan gizi secara drastis atau menderita penyakit infeksi sehingga berat badannya berkurang. Kekurangan asupan makan ini bisa disebabkan karena keterbatasan akses terhadap makanan bergizi, yakni pemberian makanan pendamping ASI yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup.
Selain faktor asupan, penyakit infeksi juga dapat memperburuk keadaan gizi. Infeksi yang berlanjut menyebabkan anak menderita wasting karena pertumbuhan fisik anak terhambat. Terlebih di daerah dengan kondisi sanitasi yang buruk, risiko terjadinya infeksi akan meningkat dan menyebabkan kondisi gizi anak menurun.
ADVERTISEMENT
Wasting sangat berdampak pada kesehatan dan keberlangsungan hidup anak. Kondisi tubuh yang kurus dan kekurangan gizi, menyebabkan pertumbuhan fisik anak terganggu. Tak hanya itu, perkembangan otak balita juga akan terganggu sehingga menyebabkan anak memiliki kesulitan belajar dan mengurangi produktivitas mereka di masa depan.
Wasting menyebabkan anak memiliki sistem imunitas tubuh yang lemah sehingga anak menjadi lebih mudah terkena penyakit infeksi. Infeksi yang terjadi berulang kali dapat menyebabkan kondisi semakin buruk dan lebih sulit untuk sembuh. Hal ini menyebabkan anak yang mengalami wasting memiliki risiko kematian tinggi.
Selain itu, anak yang mengalami wasting juga berisiko untuk mengalami penyakit tidak menular pada usia dewasa, seperti kegemukan (obesitas), penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke, dan diabetes.
ADVERTISEMENT
Wasting (gizi kurang atau gizi buruk) merupakan masalah gizi yang tidak boleh disepelekan. Disinilah ahli gizi berperan dalam mengurangi kasus wasting di masyarakat. Diawali dengan melakukan upaya pencegahan berupa mengedukasi orang tua, ahli gizi dapat memberikan saran bagaimana konsumsi gizi yang lengkap dan seimbang bagi anak. Setelah itu, ahli gizi dapat melakukan monitoring dengan mewawancarai ibu terkait konsumsi anak di rumah dan kemudian dievaluasi dengan menimbang berat badan anak. Dengan kolaborasi antara orang tua dan tenaga kesehatan gizi ini, diharapkan dapat menurunkan angka wasting di Indonesia.