Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Promosi Indonesia di Tacurong City FIlipina
21 Mei 2018 10:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Kjri DavaoCity tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda dalam kegiatan promosi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Davao City di Tacurong City, Filipina. Jika biasanya KJRI melakukan promosi pariwisata dan ekonomi pada event pameran dagang atau trade expo, kali ini KJRI tampil pada event 12th Philippines Bird Festival bersamaan dengan 4th Tacurong Bird Festival yang diselenggarakan di Kota Tacurong, Filipina pada 10-12 Mei 2018.
ADVERTISEMENT
“Kedua Festival yang diselenggarakan secara bersamaan selama 3 hari tersebut merupakan suatu kesempatan penting bagi KJRI Davao City untuk mempromosikan Indonesia dan memajukan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Terima kasih kepada penyelenggara khususnya Walikota Tacurong Mrs. Lina Montilla yang mengundang KJRI untuk berpartisipasi dalam festival burung antar negara ini. Festival merupakan suatu forum yang sangat baik untuk memajukan saling pengertian dan kerja sama antara Indonesia dengan Filipina dan negara-negara peserta, khususnya di bidang social budaya, pariwisata dan people-to-people contact,” demikian ujar Konsul Jenderal (Konjen) Berlian Napitupulu dalam wawancara dengan TV Filipina ABN CBS dan media setempat.
“KJRI harus cermat menangkap setiap kesempatan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia termasuk ekowisata (ecotourism) khususnya aviantourism. Bicara soal flora dan fauna, Indonesia adalah surga. Bagaimana tidak, di Indonesia memiliki 1769 spesies burung dan 512 diantaranya adalah burung endemik, yang hanya ditemukan di Indonesia atau tidak ditemukan di tempat lain,” ujar Konjen Berlian Napitupulu.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Konjen Berlian mengatakan, “dengan mempromosikan keindahan dan keanekaragaman burung di berbagai pulau di Indonesia kepada para pengunjung festival ini, KJRI menawarkan destinasi wisata di sekitar habitat burung-burung tersebut di berbagai tempat di Indonesia. Misalnya, ketika mempromosikan Cendrawasih (Bird of Paradise) misalnya, kita juga mempromosikan destinasi wisata Raja Ampat di Papua. Demikian pula, ketika menjelaskan Jalak Bali, kami juga mempromosikan destinasi Pulau Bali. Sama halnya dengan Burung Kakatua di Maluku dan Burung Merak di Pulau Jawa,” imbuh Konjen Berlian.
“Konjen dan kami terjun langsung menjelaskan dan mempromosikan keanekaragaman dan daya tarik burung yang hidup di berbagai wilayah Indonesia kepada para komunistas bird watching berbagai negara dan masyarakat setempat pengunjung booth Indonesia. Booth KJRI juga menampilkan 10 destinasi utama wisata Indonesia, profile umum Indonesia serta kopi Indonesia. Setidaknya 450 orang telah mengunjungi booth Indonesia yang ditata secara apik dengan dekorasi Bali,”
ADVERTISEMENT
Philippines Bird Festival ke-12 dan Tacurong Bird Festival ke-4 dibuka oleh Walikota Tacurong Mrs. Lina Montilla dihadiri oleh lebih dari 1500 pengunjung, termasuk perwakilan pencinta burung dari Taiwan, Singapore, Malaysia, Thailand, Cambodia, Nepal serta Indonesia diwakili oleh KJRI Davao serta Senator Filipina Mrs. Cynthia Villar, Ketua Komisi perlindungan dan konservasi alam di Filipina sebagai keynote speaker.
Usai membuka acara tersebut, Senator Villar kemudian mengunjungi paviliun Indonesia, dan menyempatkan diri mencicipi kopi khas Indonesia sembari mendengarkan penjelasan Konjen mengenai destinasi unggulan pariwisata Indonesia khususnya yang terkenal dengan ecotourism-nya. Dalam kesempatan itu, Senator Villar menjelaskan bahwa pihaknya ingin berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat untuk menjajaki kerja sama di bidang cocoa.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menampilkan berbagai poster mengenai burung dan destinasi wisata, booth KJRI Davao City yang berlokasi tepat di tengah-tengah activity centre juga menampilkan kopi Indonesia siap saji yang belum memiliki agen atau distrbutor di Filipina seperti Kopi Indo Café, Kapal Api, dan Luwak White Coffee.
Menurut Wahyu Permana Fungsi Ekonomi KJRI Davao City, “Kopi Indonesia ternyata sangat digemari para pengunjung bahkan beberapa diantaranya sampai dua kali antri untuk dapat mencicipi nikmatnya aroma dan rasa kopi Indonesia. Rasa yang nikmat, aroma yang harum, harga yang terjangkau dan kemasan yang menarik merupakan keunggulan kopi Indonesia menurut pengakuan pengunjung yang sempat mencicipi kopi tersebut.”
“Dengan mempromosikan wisata Indonesa dalam Festival ini, kami juga mendapat informasi penting bahwa terdapat peluang bagi produk kopi Indonesia yang belum masuk ke Mindanao untuk penetrasi dan ekspansi ke pasar setempat. Soalnya penduduk setempat juga adalah penggemar kopi,” tambah Konjen Berlian.
ADVERTISEMENT
Konjen menyampaikan bahwa target penetrasi dan ekspansi pasar produk Indonesia di Mindanao tidak hanya Davao City, tapi seluruh kota-kota potensial, salah satu diantaranya adalah Tacurong City. Sasaran itu tak salah, karena terbukti produk Indonesia mendapat sambutan positif dari para pengunjung, khususnya para pelaku usaha setempat.
Catatan:
Pameran ini merupakan salah satu dari delapan kegiatan promosi dalam agenda KJRI Davao pada tahun 2018. Selain joint expo, KJRI Davao juga akan menyelenggarakan the 2nd Indonesian Food and Beverage Expo pada pada akhir 29 Juni - 1 Juli 2018 dan the 2nd Indonesian Manufactured Products Expo pada September 2018.