Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
KKN 17 UMD UNEJ: Bergerak Manfaatkan Sampah Anorganik Tertolak
20 Januari 2024 14:01 WIB
Tulisan dari KKN 17 DUKUH DEMPOK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jember – Desa Dukuh Dempok, desa yang tidak hanya peduli dengan para pekerja migran namun gigih terhadap kepedulian lingkungan. Desa ini bercita-cita menjadi zero waste village, hal ini mulai diwujudkan dengan pengelolaan sisa sampah dapur yaitu sampah organik. Sampah organik dikelola agar bisa memberikan nilai jual sekaligus tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan dan pengolahan sampah ini dilakukan di TPST Harapan Baru.
ADVERTISEMENT
“Saat ini sisa hasil dapur, makanan sisa, sayuran sisa, paling banyak dari rumah sakit, rumah makan, dan pasar. Semua dikelola agar bisa dimanfaatkan dan diolah untuk produksi magot. Masyarakat tinggal memilah sampahnya, petugas nanti akan mengambil jadi saling memudahkan satu sama lain.” ujar Adi, Senin (/01/2024)
“Sudah dianggarkan untuk pengadaan mesin pembuat bubur yang lebih besar agar bisa memenuhi permintaan pasar yang semakin besar juga karena sekarang ini semakin jelas ada nilai rupiahnya dari pengolahan sampah organik itu.” ujar Miftahul Munir, Selasa (16/01/2024)
TPST Harapan Baru ini tidak hanya tempat pemilahan, pengelolaan, dan pengolahan sampah namun juga memiliki fasilitas untuk bersantai, nongkrong dengan sekeliling persawahan yang sejuk dengan beberapa pilihan makanan dan minuman. Tersedia juga kolam pancing untuk memeriahkan sehingga TPST ini bisa memberikan stumulus masyarakat untuk datang dan sekaligus sadar akan sampah.
ADVERTISEMENT
“Masih ada ‘pr’ disampah anorganik. Sampah itu masih belum optimal dimanfaatkan, terkendala alat, biaya operasional, dan tenaga kerja belum ada yang mau konsisten menekuni hal tersebut karena belum ada kepastian kalau sampah anorganik tertolak tersebut bisa bernilai jual.“ ujar Miftahul Munir, Selasa (16/01/2024)
Kondisi pengelolaan sampah anorganik di TPST Harapan Baru ini tidak berjalan dengan baik. Sampah anorganik masih banyak yang tertolak, sampah tersebut saat ini hanya dibakar. Sampah anorganik tertolak seperti bungkus makanan ringan dengan alumunium foil, plastik kresek, kemasan plastik tepung, dan gelas.
Sampah anorganik tertolak tersebut semakin hari volumenya semakin banyak dan jika dibiarkan maka pencemaran lingkungan akibat polusi dari pembakaran akan semakin mengganggu kenyaman masyarakat desa. Untuk itu, perlu adanya solusi untuk mengolah samah tertolak tersebut. Salah satu pengolahan sampah anorganik bisa dengan cara reuse dan recycle. Reuse dengan cara menggunakan kembali menjadi kerajinan seperti ecobrick sedangkan recycle dengan mengolah menjadi produk baru. Recycle ini dilakukan dengan cara melelehkan sampah tersebut kemudian lelehan dicetak. Alat untuk melelehkan sampah anorganik tentunya tidak boleh mencemari lingkungan dengan polusi akibat dari pembakaran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
“Buat desain kerja yang komrehensif, mulai dari sampling sampah kemudian tentukan volume dan kapasitas sampah anorganik tertolak tersebut untuk mengetahui sampah ini jika diolah apakah bisa berkelanjutan atau tidak sehingga tidak hanya berfokus pada penciptaan alat saja” ujar Eko, Sabtu (13/01/2024)
Tidak sampai TPST saja, untuk mencapai keberlanjutan ini, maka harus membangun pemahaman kepada gen Z akan pentingnya peduli dengan sampah yang bersumber dari diri nya sendiri dan di lingkungan sekitar. Tentunya hal ini tidak bisa terwujud dalam semalam, perlu konsisten untuk mengedukasi tentang kepedulian sampah sehingga nantinya para generasi muda memiliki mindset kuat mengenai kebiasaan baik ini.