Konten dari Pengguna

Mengenal Potensi Desa Bocek Kec. Karangploso Kab. Malang bersama Tim UM 2021

KKN UM 2021 Bocek Malang
Kuliah Kerja Nyata oleh Mahasiswa Universitas Negeri Malang 2021 yang bertempat di Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
9 Desember 2021 18:32 WIB
clock
Diperbarui 24 Desember 2021 13:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KKN UM 2021 Bocek Malang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemandangan di wilayah Desa Bocek
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan di wilayah Desa Bocek
ADVERTISEMENT
Desa Bocek merupakan salah satu desa unggulan di wilayah Kabupaten Malang, lebih tepatnya terletak di ketinggian sekitar 715 meter di atas permukaan laut dan masih termasuk pada wilayah Kecamatan Karangploso. Sejak Rabu (6/10), sebanyak 14 mahasiswa dari Universitas Negeri Malang telah melakukan berbagai macam pengabdian di Desa Bocek dan bekerja sama dengan seluruh masyarakat yang mendiami wilayah tersebut. Bersama dengan pemuda-pemudi desa yang tergabung dalam Karang Taruna DANURWENDA, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari Universitas Negeri Malang telah menelusuri berbagai macam aspek dari Desa Bocek untuk dikenalkan lebih dalam pada khalayak publik. Berikut ini adalah aspek-aspek dari Desa Bocek yang ingin diperkenalkan:
ADVERTISEMENT

Kondisi Geografis dan Sejarah Desa Bocek

Kondisi perkebunan milik warga desa
Desa Bocek didirikan pada tahun 1870 oleh Sastro Wiguno dan Mbah Buru (Istrinya). Desa Bocek memiliki wilayah yang luar biasa yakni seluas hampir 1,5 juta hektar. Namun dikarenakan wilayah yang luas, tempat tinggal penduduk cenderung terpencar-pencar di seluruh penjuru desa sehingga pada perkembangannya wilayah Desa Bocek menjadi tiga dusun yakni Dusun Supiturang, Dusun Bocek Krajan, dan Dusun Manggisari.
Wilayah desa yang hampir seluas 1,5 Hektar berupa lahan tanah hitam, sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian seluas 130.991 Ha dan perkebunan seluas 12.350 Ha. Selain pertanian dan perkebunan, lahan desa juga dimanfaatkan sebagai pemukiman seluas 150.000 Ha, hutan produksi seluas 437.750 Ha, perkantoran seluas 0,50 Ha, sekolah seluas 2,5 Ha, tempat olahraga seluas 1,56 Ha, tempat pemakaman umum seluas 2,1 Ha, dan lainnya.
ADVERTISEMENT

Masyarakat Desa Bocek

MI Nasyrul Ulum dan MTs Al-Maarif merupakan dua sekolah yang ada di Desa Bocek
Berdasarkan data administrasi desa pada tahun 2009, terdapat hampir 8 ribu jiwa yang hidup dan mendiami wilayah Desa Bocek dengan 55% diantaranya berada di usia produktif sehingga mampu mengolah sumber daya alam yang ada dengan sangat baik. Dengan wilayah desa yang cocok untuk pertanian dan perkebunan, sebanyak 2.114 orang masyarakat desa memilih untuk menjadi petani. Selain menjadi petani, ada juga yang bekerja di sektor jasa/perdagangan seperti jasa pemerintahan sebanyak 87 orang, jasa perdagangan sebanyak 20 orang, jasa angkutan sebanyak 23 orang, jasa keterampilan sebanyak 13 orang, dan jasa lainnya. Adapun masyarakat desa bekerja di sektor industri dan sektor lainnya.
Masyarakat di Desa Bocek pun sudah menyadari pentingnya pendidikan sejak dini. Hal ini terbukti dengan banyaknya sekolah yang beroperasi dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun sekolah non-formal seperti Madrasah Diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ). MI Nasyrul Ulum merupakan salah satu sekolah di Desa Bocek yang berada di jenjang Sekolah Dasar (SD). MI Nasyrul Ulum memiliki 400 siswa dan 14 orang tenaga pendidik yang kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan di 12 ruang kelas yang dimiliki. Selain itu ada juga MTs Al-Maarif yang merupakan sekolah di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). MTS Al-Maarif memiliki hampir 130 siswa dan 14 orang tenaga pendidik.
ADVERTISEMENT

Potensi Alam dan Non-Alam Desa Bocek

Hasil potensi alam yang dilestarikan oleh masyarakat Desa Bocek
Banyak cara yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Bocek untuk memanfaatkan sumber daya alam dan lahan yang tersedia menjadi sesuatu yang menguntungkan serta dapat dijadikan sebagai mata pencaharian yang mampu menyokong kehidupan sehari-hari. Hasil dari pemanfaatan lahan dan sumber daya alam adalah sebagai berikut:
Berasal dari 1.300 Ha kebun kopi yang dimiliki oleh beberapa warga, panen kopi mampu menghasilkan lebih dari 30 ton kopi setiap tahunnya. Penjualan kopi difokuskan ke pasar mikrolog yang memiliki target penjualan sebesar 10 milyar rupiah pada tahun 2021 ini.
Berasal dari 1.500 Ha kebun kopi yang juga dimiliki oleh beberapa warga. Panen jeruk biasanya mencapai 10 ton dalam sekali periode panen. Hasil panen jeruk dan cabai didistribusikan ke wilayah Pare, Blitar, Surabaya, dan Solo.
ADVERTISEMENT
Di salah satu kandang milik Pak Ahmad, terdapat 2.400 ekor ayam petelur yang mampu menghasilkan hampir 25 Kg telur ayam setiap harinya. Ayam petelur dibesarkan di kandang sejak berusia 1 hari sehingga ayam nyaman dengan lingkungan kandang dan mampu menghasilkan telur dengan kualitas terbaik. Selain itu, ada juga kandang burung puyuh milik Mas Wahyu yang memiliki 6.000 ekor burung puyuh petelur yang menghasilkan 60 Kg telur puyuh setiap harinya. Telur-telur ini didistribusikan di pasar wilayah Batu, Dinoyo, dan Singosari.
Banyak kandang sapi perah yang ada di Desa Bocek, salah satunya adalah milik Pak Yudi. Kandang tersebut memiliki 13 sapi dewasa dan 3 anak sapi. Pemerahan sapi dilakukan setiap pagi dan sore serta mampu menghasilkan 70 liter susu sapi segar tiap pagi dan 40 liter susu sapi segar tiap sore. Per November 2021 ini, susu segar memiliki harga sekitar 6 ribu rupiah per liternya.
ADVERTISEMENT
Produksi kedelai yang melimpah di desa juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menjadi olahan tahu dan tempe. Di salah satu pabrik industri, tahu dipasarkan dalam dua jenis yakni tahu mentah dengan produksi sebesar 165 bak tahu per harinya dan tahu goreng yang diproduksi dalam tiga jenis ukuran dengan harga 400 rupiah, 500 rupiah, dan 600 rupiah. Berbeda dengan tahu yang diproduksi di pabrik, produksi tempe biasanya dilakukan di rumah-rumah warga. Satu rumah produksi biasanya mampu menghasilkan 40 alir tempe tiap harinya. Tahu dan tempe biasanya dipasarkan di wilayah Desa Bocek sendiri atau ke pasar-pasar di wilayah Kabupaten Batu.
Selain hasil-hasil yang telah disebutkan sebelumnya, masyarakat desa juga mampu memanfaatkan potensi-potensi lain seperti budidaya lele, budidaya kambing, perkebunan tomat, perkebunan terong, dan lainnya.
ADVERTISEMENT

Profil Desa Bocek di Sosial Media

Untuk mengenal Desa Bocek lebih dalam lagi, kita bisa mengakses video dan instagram yang telah dibuat oleh Tim Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang 2021 yang terdiri dari Fitri Ilmayasari dan Irma Fatkhiatin beserta Karang Taruna DANURWENDA Desa Bocek. Pengambilan foto dan video profil desa dimulai sejak Jumat (29/10) sampai Sabtu (13/11) dan disusun selama tiga hari sejak Jumat (3/12) hingga Minggu (5/12) dengan arahan dari Bapak Andika Bagus Nur Rahma Putra, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan dari Kuliah Kerja Nyata.
Video Profil Desa:
Instagram Profil Desa: