Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pelatihan Rebana kepada Anak-Anak Desa Payung: Upaya Meningkatkan Kreativitas
21 Agustus 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari KKN MIT COMEL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desa Payung merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal. Desa ini sangat menjaga tradisi dan budaya setempat seperti kesenian Barongan. Dengan antusias warga terhadap suatu tradisi dan kebudayaan ini, Kelompok Kerja Nyata (KKN) MIT 18 Posko 27 UIN Walisongo Semarang telah juga memberikan pelatihan rebana kepada anak-anak setempat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, melestarikan tradisi, dan mengenalkan kesenian Islam kepada generasi muda.
ADVERTISEMENT
Rebana adalah alat musik yang telah tumbuh dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-13 bersamaan dengan penyebaran agama Islam. Alat musik ini digunakan sebagai metode dalam berdakwah dan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di nusantara, terutama di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Program pelatihan rebana di Desa Payung dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MIT 18 Posko 27 UIN Walisongo. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari Jumar, dimulai dari pukul 13.00 WIB, bertempat di Balaidesa Desa Payung, anak-anak desa ini sangat antusias dengan adanya pelatihan ini dan bersemangat mengikuti kegiatan.
Memainkan musik rebana tidak hanya sekedar bernyanyi dan menabuh gendang, melainkan juga belajar mengaji, mengasah daya ingat, dan konsentrasi. Kesenian rebana juga memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari, seperti meningkatkan kreativitas, memperkuat keimanan, dan melestarikan tradisi.
ADVERTISEMENT
Implementasi pelatihan rebana dilakukan dengan metode yang interaktif dan menyenangkan. Pelatih menggunakan metode yang ramah dan program instruksi untuk menyampaikan materi, seperti variasi pola tabuh dan lagu yang akan dinyanyikan. Anak-anak diberikan kebebasan untuk mencari referensi baik di internet maupun buku, sehingga mereka lebih aktif dan kreatif dalam memainkan musik rebana.
Ada beberapa teknik dasar yang diajarkan dalam memukul rebana yang perlu dipelajari:
Pukulan Bas (Tung) : Pukulan ini dilakukan dengan menepuk bagian tengah kulit rebana menggunakan telapak tangan penuh. Pukulan bas menghasilkan suara yang dalam dan berat.
Pukulan Tek (Cing): Pukulan ini menggunakan ujung jari, terutama jari telunjuk dan tengah, yang menepuk bagian tepi kulit rebana. Pukulan ini menghasilkan suara yang lebih tinggi dan tajam.
ADVERTISEMENT
Pukulan T (Tap): Ini adalah pukulan ringan dengan jari pada tepi kulit, memberikan efek ritmis yang lebih halus dan melengkapi pukulan lainnya.
Latihan awal dimulai dengan mencoba setiap jenis pukulan ini secara berulang hingga merasa nyaman dengan suara dan ritme yang dihasilkan. Setelah menguasai teknik pukulan, tahap selanjutnya adalah mempelajari pola ritme dasar yang biasa dimainkan dengan rebana. Berikut beberapa ritme dasar yang sering dipakai:
Ritme Qasidah : Ritme ini sederhana dan sering digunakan dalam lagu-lagu keagamaan. Polanya biasanya terdiri dari kombinasi pukulan bas dan tek yang berulang.
Ritme Marawis : adalah ritme yang lebih cepat dan sering dimainkan dalam kelompok dengan beberapa pemain rebana. Ritme ini lebih dinamis dan memerlukan koordinasi yang baik.
ADVERTISEMENT
Ritme Hadroh : Ritme ini sering digunakan dalam perayaan Maulid Nabi dan acara keagamaan lainnya, dengan variasi pukulan yang lebih kompleks.
Dampak pelatihan rebana di Desa Payung telah memberikan dampak positif yang signifikan. Anak-anak menjadi lebih antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan. Mereka juga lebih mudah menghafalkan lagu-lagu dan variasi cengkok yang khas dalam dunia perhadrohan. Selain itu, program ini juga membantu meningkatkan kemampuan rebana dan mengenalkan kesenian Islam kepada kalangan remaja.
Dengan demikian, pelatihan rebana kepada anak-anak Desa Payung tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga meningkatkan kreativitas dan keimanan mereka. Program ini diharapkan dapat melanjutkan syiar-syiar agama Islam melalui kesenian rebana dan lagu-lagu qosidah.