Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Harapan Baru untuk Anak-Anak Muneng: Program P-ATS oleh Mahasiswa KKN Undip
19 Agustus 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari KKN TIM II UNDIP DESA MUNENG tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Magelang, Kumparan - Tim II dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) 2023/2024 telah melaksanakan program Penanganan Anak Tidak Sekolah (P-ATS) di Desa Muneng, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Program ini bertujuan mengatasi masalah anak-anak yang mengalami putus sekolah dan memastikan supaya mereka berkesempatan mendapatkan akses pendidikan yang layak.
ADVERTISEMENT
Dalam program ini, Tim KKN Undip melakukan berbagai kegiatan, termasuk pembuatan tim P-ATS di lingkup Desa Muneng yang akan menjalankan program P-ATS, pendataan anak-anak yang tidak bersekolah, memberikan motivasi kepada anak-anak dan orang tua untuk mengejar pendidikan tinggi, serta bekerja sama dengan pihak sekolah dan pemerintah desa untuk mencari solusi terbaik.
Penyebaran informasi yang semakin luas dan melimpah, mampu menimbulkan berbagai jenis reaksi dan interaksi yang terjadi di masyarakat. Meluapnya sebaran informasi melalui media digital mampu menimbulkan pemahaman yang berbeda, tergantung cara pandang seseorang. Hal tersebut berkaitan erat dengan tingkat literasi seseorang. Malikussholih Alfatih, salah satu anggota tim KKN Undip, berpendapat bahwa, “Minimnya literasi membaca menjadikan faktor anak putus sekolah sangatlah tinggi. Kurangnya kemampuan membaca membuat sebagian masyarakat malas untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi. Mereka juga beranggapan, sekolah hanya membuang waktu karena akhirnya akan menjadi petani”. Selain itu, kurangnya perhatian dan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dari pemerintah, menjadikan masyarakat tidak mendapatkan motivasi untuk belajar dan berpendidikan tinggi. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pendidikan tersebut, menjadikan masyarakat juga tidak mampu menggapai pendidikan yang layak.
ADVERTISEMENT
Kemudian, berdasarkan sudut pandang Briliana Aura Safitri dan Desi Armanda Sari dalam memahami ilmu psikologi industri, pendidikan menjadi suatu hal yang penting dan patut diperjuangkan. “Hal tersebut berkaitan erat dengan kondisi persaingan di dunia kerja yang semakin ketat. Dimana, tingkat pendidikan merupakan salah satu pertimbangan utama bagi pihak perusahaan dalam menyeleksi para pelamar karena hal tersebut berpotensi mempengaruhi kemampuan yang dimiliki seseorang, terlebih dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan tanggung jawabnya,” ujar Briliana.
Selain itu, Desi, menambahkan bahwa “Semakin luas pengetahuan seseorang, semakin besar pula potensi orang tersebut mampu menyikapi suatu kondisi secara bijak. Kemampuan tersebut pula yang menjadikannya mendapatkan kepercayaan dari orang lain sehingga setuju untuk berinvestasi atau memberikan upah yang cukup tinggi”. Oleh karena itu, tingkat pendidikan yang tinggi mampu memberikan peranan yang cukup besar dalam perubahan kondisi kehidupan seseorang secara signifikan.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan hal tersebut, Wisnu Firmansyah, salah satu anggota tim KKN Undip yang meneruskan pendidikan SMK-nya ke jenjang perguruan tinggi, menjelaskan bahwa program ini sangat penting untuk masa depan anak-anak di Desa Muneng. Wisnu berharap dapat memberikan edukasi tentang pentingnya pendidikan yang tinggi, dimana dengan memahami ilmu-ilmu tertentu dan menguasainya, seseorang dapat menghasilkan produk-produk bermanfaat bagi masyarakat. "Saya ingin berbagi pengetahuan dan keterampilan yang saya dapatkan selama melanjutkan pendidikan, agar anak-anak di Desa Muneng juga dapat memahami dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menciptakan produk-produk yang berguna," ujarnya.
Dalam pelaksanaan program P-ATS ini, Kemala, salah satu anggota tim KKn yang merupakan seorang mahasiswa Ekonomi, berujar bahwa ia dapat mengidentifikasi faktor-faktor ekonomi yang menyebabkan anak-anak di desa tidak bersekolah. "Sebagai mahasiswa Ekonomi, saya memiliki kemampuan untuk menelusuri akar permasalahan ekonomi yang menjadi penyebab anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikan. Dari sini, saya dapat merumuskan solusi-solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut dan memastikan anak-anak di desa ini dapat kembali bersekolah," jelas Kemala.
ADVERTISEMENT
Andin, anggota tim KKN lainnya, mengatakan "Sebagai mahasiswa Administrasi Publik, di sini saya berperan menyebarluaskan informasi mengenai kebijakan pemerintah untuk menangani masalah anak tidak sekolah di Desa Muneng. Saya ingin memastikan masyarakat memahami program-program yang tersedia dan dapat memanfaatkannya untuk mendukung anak-anak kembali bersekolah".
Melalui sosialisasi dan koordinasi dengan pihak terkait, Andin berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan mendorong partisipasi mereka dalam mengatasi permasalahan anak tidak sekolah di Desa Muneng. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masa depan anak-anak di desa tersebut.
Dalam rangka program P-ATS di Desa Muneng, Zaki, salah satu anggota tim KKN yang memiliki latar belakang sebagai seorang mahasiswa dari Fakultas Hukum, memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyusunan dua surat keputusan penting dari Kepala Desa. Pertama, Zaki menjelaskan mengenai Surat Keputusan Kepala Desa tentang Pembentukan Tim Pelaksanaan Pendidikan untuk Semua Anak di Desa Muneng. Ia menekankan pentingnya struktur dan isi surat yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, mulai dari pembukaan, dasar hukum, diktum, hingga penutup.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Zaki juga memberikan edukasi terkait Surat Keputusan Kepala Desa tentang Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan (KMPP) Desa Muneng. Hal ini bertujuan agar surat keputusan yang dihasilkan memiliki landasan hukum yang kuat dan dapat diimplementasikan secara efektif dalam upaya mewujudkan pendidikan yang merata bagi seluruh anak di Desa Muneng, serta mendorong keterlibatan masyarakat melalui pembentukan KMPP.
Melalui edukasi yang diberikan Zaki, diharapkan masyarakat Desa Muneng dapat memahami pentingnya penyusunan surat keputusan yang tepat, sehingga program-program pendidikan di desa dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi seluruh anak.
Program P-ATS ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat setempat. Kepala Desa Muneng, Bapak Sudiyono, menyatakan bahwa program ini sangat membantu dalam mengidentifikasi dan menangani masalah anak tidak sekolah di desanya. “Kami sangat berterima kasih kepada Tim KKN Undip yang telah membantu kami dalam upaya ini. Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi anak-anak di desa kami,” ujarnya.
Program ini merupakan bagian dari upaya KKN Undip untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya program ini, diharapkan anak-anak di Desa Muneng dapat kembali bersekolah dan memiliki masa depan yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT
Tim II KKN Undip 2023/2024, berharap bahwa program ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi anak-anak di Desa Muneng. “Kami berharap anak-anak dapat kembali bersekolah dan meraih cita-cita mereka. Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik,” tutup mereka.
Program P-ATS ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan masyarakat dapat memberikan solusi efektif untuk masalah sosial yang kompleks, memberikan harapan baru bagi anak-anak di Desa Muneng, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.