Mahasiswa KKN UMD 276 UNEJ Meninjau Potensi Kerajinan Bakiak di Desa Jambeanom

Esther Ezera
Mahasiswa Universitas Jember Angkatan 2019
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2022 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Esther Ezera tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bondowoso, 31 Juli 2022 一 Mahasiswa KKN UMD 276 UNEJ dalam bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Esti Utarti, SP., M.Si., mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi beberapa lokasi produksi bakiak lokal di Dusun Karang Tengah, Desa Jambeanom, Kecamatan Jambesari Darus sholah, Bondowoso yang masih bertahan di tengah gempuran maraknya sandal modern yang beredar di pasaran.
Pengrajin Bakiak di Desa Jambeanom (Sumber : Dokumen Pribadi)
Desa Jambeanom, Kecamatan Jambesari Darus Sholah memiliki potensi untuk menjadi salah satu sentra produksi kerajinan bakiak di Bondowoso. Hal ini dikarenakan terdapat banyak pengrajin bakiak di desa tersebut, terutama di kawasan Dusun Karang Tengah.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, para pengrajin di Dusun Karang Tengah masih mendapatkan banyak pesanan kerajinan bakiak. Pesanan tersebut datang dari masyarakat setempat hingga keluar wilayah Bondowoso, seperti Jember, Probolinggo, Situbondo, bahkan hingga ke wilayah Bali dan Madura.
Sandal bakiak merupakan jenis alas kaki tradisional yang bahan bakunya masih berasal dari kayu mentah. Oleh karenanya, produksi sandal ini sangatlah bergantung pada suplai bahan baku kayu
Proses produksi bakiak diawali dengan pemilihan kayu sebagai bahan utama. Biasanya, para pengrajin menggunakan kayu mehdi yang memang sering digunakan untuk pembuatan kerajinan. Selain kayu mehdi, para pengrajin bakiak juga kerap kali menggunakan kayu waru sebagai pilihan bahan utama lainnya karena lebih mudah dicari dan juga harganya yang cenderung lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Proses selanjutnya adalah pemotongan kayu membentuk telapak kaki dengan variasi ukuran yang berbeda-beda. Potongan kayu tersebut kemudian dihaluskan dan diberi lubang sesuai dengan kebutuhan. Lubang tersebut dibuat untuk menempatkan karet yang nantinya berfungsi sebagai penyangga jari kaki. Bakiak yang telah dilubangi kemudian melalui proses pengecatan guna meningkatkan nilai ekonomi dari bakiak tersebut.
Kayu Mehdi Yang Sudah Dibentuk dan Dilubangi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Proses pengecatan yang dilakukan sebelumnya turut meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap produk yang dihasilkan. Dengan meningkatkan kualitas bakiak yang bisa bersaing di pasaran, masyarakat Jambeanom berhasil memasarkan barangnya hingga keluar Bondowoso.