Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Voice dan Tone dalam UX Writing
3 Oktober 2024 18:30 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kamilia Salsabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di dalam UX Writing, terdapat voice dan tone yang berfungsi sebagai panduan membuat copy agar sesuai dengan citra sebuah brand. Bagi UX Writer , mengetahui lebih dalam mengenai voice dan tone sangatlah diperlukan agar bisa menciptakan copy yang tepat sasaran.
ADVERTISEMENT
Pengertian Voice dan Tone
Voice adalah karakter atau kepribadian brand saat berkomunikasi dengan pengguna. Secara sederhana, voice dapat diibaratkan sebagai cara brand "berbicara". Sama halnya dengan bagaimana seseorang punya gaya bicara khas, brand juga memerlukan voice yang konsisten agar mudah dikenali oleh pengguna. Voice ini bersifat tetap dan konsisten di setiap interaksi dengan pengguna, baik di aplikasi, website, maupun media sosial. Voice ini akan digunakan di setiap pesan yang disampaikan oleh brand untuk menjaga identitas mereka. Dengan voice yang kuat dan konsisten, brand akan lebih mudah dikenali dan dipercaya oleh pengguna.
Sementara itu, tone adalah cara menyampaikan pesan yang bisa berubah-ubah tergantung pada konteks atau situasi tertentu. Tone bisa menyesuaikan emosi yang ingin disampaikan atau situasi di mana pesan tersebut muncul. Dalam UX Writing, tone memainkan peran penting dalam membentuk bagaimana pesan diterima oleh pengguna. Tone lebih fleksibel dibanding voice. Tone harus bisa menyesuaikan konteks dan keadaan emosional pengguna pada saat itu.
ADVERTISEMENT
Perbedaan Voice dan Tone
Untuk memperjelas perbedaan antara voice dan tone, berikut adalah analogi sederhananya. Bayangkan, voice sebagai kepribadian seorang teman. Ia memiliki kepribadian yang ramah dan perhatian. Kepribadian ini konsisten—baik saat ia sedang bersemangat atau dalam suasana serius. Sementara itu, tone adalah cara teman tersebut berbicara dalam situasi yang berbeda. Saat suasana hatinya sedang bahagia, ia mungkin berbicara dengan nada yang bersemangat. Namun, dalam situasi yang serius, nada bicaranya bisa lebih tenang dan mendalam. Begitu juga dengan brand. Voice mencerminkan identitas tetap yang menjadi ciri khas, sementara tone menyesuaikan cara bicara berdasarkan konteks atau situasi.
Peran Voice dan Tone
Pengguna digital saat ini tidak hanya sekadar berinteraksi dengan produk, tetapi juga dengan brand di balik produk tersebut. Ketika voice dan tone dipakai dengan baik, pengguna akan merasa bahwa brand memahami kebutuhan mereka. Ini akan membantu membangun koneksi emosional yang lebih dalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas dan kepercayaan pengguna.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam UX Writing untuk aplikasi bank , voice yang tenang dan profesional akan membuat pengguna merasa aman saat melakukan transaksi. Kemudian, ketika ada masalah teknis, tone yang empatik dan menenangkan bisa membantu meredakan kekhawatiran pengguna.
Cara Menentukan Voice dan Tone
1. Kenali audiens
Pahami siapa pengguna produk. Apakah mereka anak muda yang suka dengan bahasa gaul dan santai, atau profesional yang lebih menghargai bahasa formal? Audiens akan sangat mempengaruhi cara brand berkomunikasi.
2. Tentukan kepribadian brand
Bayangkan, jika brand ini adalah seseorang, bagaimana ia akan berbicara? Apakah mereka ramah, tegas, atau humoris? Kepribadian ini akan menjadi dasar dari voice yang digunakan.
3. Sesuaikan tone dengan situasi
Sesuaikan tone berdasarkan situasi atau emosi yang dialami pengguna. Ketika pengguna merasa bingung atau kesulitan, gunakan tone yang informatif dan bersahabat untuk memberikan panduan yang jelas dan membantu mereka menemukan solusi. Di sisi lain, saat merayakan pencapaian pengguna, gunakan tone yang suportif dan penuh semangat agar mereka merasa dihargai dan termotivasi.
ADVERTISEMENT
Contoh Penggunaan Voice dan Tone
[Aplikasi Transportasi]
Voice: Casual, Friendly, Helpful
Tone berdasarkan situasi:
1. Saat pesanan berhasil:
"Driver akan tiba dalam waktu 1o menit. Pastikan kelengkapan barang bawaanmu dan selamat menikmati perjalanan!
(Tone: Cheerful, Positive)
2. Saat pengemudi membatalkan pesanan:
"Maaf, driver membatalkan pesananmu. Tenang ya, kami akan segera menemukan driver lain untukmu"
(Tone: Empathetic, Helpful)
3. Saat ada promo:
"Dapatkan potongan harga 10% setiap bepergian ke tempat favoritmu. Promo hanya berlaku hari ini, lho"
(Tone: Enthusiastic, Informative)
Voice dan tone dalam UX writing bukan sekadar pilihan kata, tetapi bagian dari strategi komunikasi brand. Voice yang konsisten membantu brand membangun identitas yang mudah dikenali, sementara tone yang fleksibel memastikan pesan disampaikan dengan cara yang sesuai dengan situasi. Penggunaan voice dan tone yang tepat bisa meningkatkan branding dan menjaga hubungan baik dengan pengguna.
ADVERTISEMENT