2 Campaign kumparanDerma yang Sudah Berakhir dan Disalurkan

Kolaborasi
Mari berkolaborasi
Konten dari Pengguna
7 Januari 2020 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kolaborasi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Campaign Pak Kasmadi. Dok: kumparanDerma
zoom-in-whitePerbesar
Campaign Pak Kasmadi. Dok: kumparanDerma
ADVERTISEMENT
Kepulangan jenazah Kasmadi dari RSUD Soetomo. Dok: Yuni Pinto
Kasmadi adalah seorang pekerja serabutan di Surabaya yang menderita kanker leher stadium 4. Pada Kamis (26/12/2019), dokter dari Poli Bedah Onkologi RS Soetomo memvonis memiliki persentase hidup yang hanya 20 persen, karena benjolan kanker di lehernya sudah pecah dan racunnya telah menyebar ke otak dan paru.
ADVERTISEMENT
Sebelum kanker leher memperparah keadaannya, Kasmadi hidup berpindah-pindah berdua dengan cucunya, Taufik (17). Dialah yang turut merawat kakeknya. Mereka hidup secara berpindah-pindah, menumpang dari masjid satu ke masjid lain.
Seminggu kemudian pada Kamis (2/1), Kasmadi menemui ajalnya pukul 13.00 WIB di ruang rawat inap dahlia RSUD Soetomo. Padahal, satu hari sebelumnya pada Rabu (1/1) mendiang baru saja usai menjalani kemoterapi.
kumparan bekerja sama dengan Kitabisa menggalang dana hingga terkumpul sebesar Rp 21.644.113 dari 428 donatur. Sisa donasi yang berhasil dihimpun, sudah dicairkan sebagian untuk uang duka, biaya penguburan, pengajian dan santunan untuk cucu Pak Kasmadi, Taufik.
Jenazah Mama Maria Ursula yang disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan. Dok: Florespedia
Sudah lebih dari 8 bulan lamanya, Maria Ursula (46) terbaring lemah akibat sakit tumor lidah yang dideritanya. Akibat sakit tumor lidah yang dideritanya, sehari-hari, dia hanya mengonsumsi bubur bayi yang dicampur susu sebagai pengganti nasi. Lidahnya yang sudah membengkak dan rusak, tidak mampu mengunyah makanan yang keras.
ADVERTISEMENT
Sebelum menderita sakit, Maria adalah seorang single mom yang menghidupi kelima anaknya dengan berjualan sirih pinang di Pasar Alok Maumere. Dari aktivitas dagangnya itu, Mama Maria, --panggilannya, bisa menyekolahkan anak perempuannya di SMK Keperawatan di Kota Maumere dan anak bungsunya yang masih kelas 1 SD. Sedangkan ketiga anaknya sudah lama berhenti sekolah karena terkendala biaya.
Mama Maria Ursula direncanakan akan menjalani operasi jika hasil pemeriksaan sampel jaringan lunak di laboratorium di Surabaya sudah diperoleh pihak keluarga. Namun, nasib berkata lain, pada Senin, (23/12/2019) malam, Mama Maria meninggal dunia di kediamannya di di Kampung Baosak, Dusun Kloangaur, Desa Heopuat, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka.
Campaign Mama Maria. Dok: kumparanDerma
Berita duka ini disampaikan oleh Sang adik, Tomianus Moa Buluk kepada florespedia (partner 1001 media kumparan) Senin (30/12/2019) malam.
ADVERTISEMENT
Tomi, demikian ia disapa mengatakan, Mama Maria Ursula meninggal pada pukul 23.00 WITA, usai mengalami muntah darah berulang kali.
"Kakak Ursula meninggal dunia di rumah. Sebelumnya dia muntah darah dan kejang-kejang. Dia meninggal di hadapan anak perempuan dan kami beberapa anggota keluarga di rumah," ungkap Tomi.
kumparan bekerja sama dengan florespedia serta Kitabisa, menggalang dana hingga terkumpul sebesar Rp Rp 3.866.000 dari 31 donatur. Dari donasi yang berhasil dihimpun, sudah dicairkan untuk keperluan biaya pemakaman dan santunan untuk keluarga yang ditinggalkan.
kumparan berterima kasih atas kemurahan hati para donatur yang telah menyumbang, baik untuk Pak Kasmadi maupun Mama Maria. Semoga kebaikan para donatur membawa manfaat bagi penerima donasi yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT