Fintech, Pengaplikasiannya bagi Generasi Millenial ?

Komang Adhya
Direktur Utama CV Elang Mandiri Berkarya
Konten dari Pengguna
25 April 2022 17:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Komang Adhya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels
ADVERTISEMENT
Aplikasi fintech sedang ramai diperbincangkan karena banyaknya bermunculan startup-startup yang membantu generasi millenial mengelola finansial di masa kini. Pada umumnya bagi generasi millenial, aplikasi fintech biasanya hanya seputar dompet digital atau e-wallet saja, ternyata banyak jenis lainnya seperti crowdfunding, P2P lending, dan micro finance.
ADVERTISEMENT
Menjadi salah satu bentuk inovasi teknologi terkini, maka dari itu aplikasi fintech kian diminati. Kemudahannya untuk mendukung bisnis dengan bantuan teknologi nyaris menjadi daya pikat dari masing-masing aplikasi tersebut. Terlebih lagi, saat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) sudah memiliki lisensi tersendiri untuk industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi ini. Maka tingkat kepercayaan generasi millenial pada startup-startup tersebut semakin meningkat.
Sewaktu aku masih bekerja sebagai seorang bankir, jobdesk yang wajib dikerjakan yaitu melayani antrean ratusan nasabah pada suatu bank BUMD. Sistem konvensional yang masih dianut untuk mekanisme transaksi keuangan menjadi terlihat rumit karena masih menggunakan fotokopi berlembar-lembar dokumen dalam bentuk kertas, verifikasi data manual, sampai menuliskan kembali data-data transaksi yang ingin dijalankan. Padahal sekarang ini sudah memasuki zaman industri 4.0, yang harusnya sudah mengadaptasi sistem paperless. Yakni, upaya untuk mengurangi pemakaian kertas, namun bukan berarti meniadakan pemakaian kertas sama sekali.
ADVERTISEMENT
Jujur selama mengarungi dunia kerja secara pribadi, aku belum merasakan kemajuan digital pada 8 tahun yang lalu. Untungnya, saat ini aplikasi fintech sudah hadir sebagai alat pembayaran yang memudahkan siapa saja. Beberapa aplikasi fintech juga menjadi alat alternatif berinvestasi. Beberapa lainnya hadir dengan akses tanpa batas untuk layanan jasa keuangan yang lebih praktis, efisien, nyaman, dan ekonomis.

Eksistensi fintech

Eksistensi aplikasi fintech terkini tentu mempengaruhi gaya hidup masyarakat ekonomi. Efisiensi dan efektivitas teknologi memberi dampak positif pada masyarakat secara umum. Sajian atau layanan dari sebuah aplikasi Fintech bisa dinikmati sensasinya hanya dengan sentuhan jari. Semua bersanding dengan relevansi pertumbuhan teknologi finansial yang begitu tinggi.
Pembaca pasti bisa merasakan seperti apa kondisi transaksi di masa pandemi. Saat situasi terbilang serba tidak pasti, kita dituntut untuk menjalani aktivitas secara daring. Bisa dibilang, aplikasi-aplikasi fintech mampu mengurangi antrean nasabah di suatu bank atau kerumunan dan keramaian yang sering terjadi hanya untuk transaksi.
ADVERTISEMENT
Padahal, terlihat saat ini sudah banyak aplikasi fintech di Indonesia yang memberikan fasilitas layanan transfer antar bank. Selain memudahkan transaksi bagi masyarakat, kabarnya aplikasi tersebut ikut mendorong inklusi keuangan yang masif. Ternyata benar, biasanya aplikasi yang berani menghadirkan fitur transfer ini banyak dipakai semua kalangan masyarakat, termasuk mereka yang berada di pelosok tanah air.
Meski inklusi keuangan sudah menjangkau daerah-daerah terpencil, tapi coba kita cermati kembali. Lihatlah aplikasi fintech mana yang paling unik layanannya secara real-time. Aku pun memakai aplikasi Flip karena tergolong jadi solusi bisnis yang menghadirkan layanan international transfer.
Saat proses pendaftaran akun baru, aplikasi ini tergolong ketat melakukan verifikasi data pengguna. Hal ini dikarenakan konsep yang diusung yaitu B2B Flip for Business. Artinya, setiap perusahaan yang tergabung bisa mengirim uang sampai ke 1.000 rekening di luar negeri sekaligus. Keunggulannya, biaya transfer terjangkau, baik ke rekening pribadi maupun rekening bisnis secara real-time. Sepengalamanku, fitur international transfer ini sudah bisa dinikmati sejak awal tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat juga, demi mencapai pemerataan teknologi finansial, masyarakat harus selalu diedukasi tentang literasi keuangan. Jangan sampai proses transaksi menjadi terhambat ketika pengguna tak membaca lagi syarat dan ketentuannya. Seperti contoh, Flip for Business yang menerapkan biaya transaksi tanpa ada biaya tak terduga lainnya atau penyesuaian kurs pengiriman uang yang lebih kompetitif. Pengiriman uang ke luar negeri semacam ini dapat dilakukan secara aman. Beberapa transaksi juga dirasakan lebih cepat. Bila memakai aplikasi fintech jenis ini, bukti transfer bisa langsung dikirim melalui surel ke penerima sehingga semua transaksi keuangan terkontrol.
Sebenarnya ada beberapa aplikasi fintech lain yang juga murni pernah aku pakai dalam transaksi keuangan. Tapi, aku lebih fokus untuk kontrol penuh pengelolaan keuangan hanya dalam satu aplikasi. Integrasi dan penetrasi teknologi yang makin tinggi nyatanya bisa mempermudah semua layanan perbankan sehingga bisa dilakukan dari mana saja.
ADVERTISEMENT
Jatuh hati dengan aplikasi fintech adalah keniscayaan di tengah perkembangan teknologi digital yang menyediakan ragam layanan tak hanya sebatas kirim uang semata. Pengguna juga bisa membayar tagihan pulsa, paket data, dan bayar tagihan listrik. Tidak perlu repot mengantre di PLN lagi untuk membayar listrik atau menempuh perjalanan ke toko penjual pulsa hanya untuk isi pulsa dan kuota.
Aplikasi fintech yang tengah naik daun bisa dimanfaatkan semua bisnis atau bidang usaha yang sedang berkembang. Proses transaksi keuangan akhirnya mampu menjangkau ranah domestik dan luar negeri. Tidak salah kalau aplikasi fintech selalu mempunyai terobosan baru tiap tahunnya, terutama untuk efisiensi dan menghemat waktu para penggunanya.