5 Cara Merokok yang Salah

Merokok adalah aktifitas legal yang menyenangkan. Sejumlah tokoh keren di Indonesia seperti Pramoedya Ananta Toer, Agus Salim, Soekarno, Chairil Anwar, dan yang lain tentu punya kebiasaan dan gaya yang khas dalam menikmati aktifitas menyenangkan ini. Dan bukan tidak mungkin, kita pernah mengalami cara merokok yang salah pada suatu kesempatan.

Di bawah ini adalah cara merokok yang sebaiknya tidak Anda tiru. Karena selain tidak mendapatkan kesenangan dan manfaat dari mengkonsumsi nikotin, Anda bakal dianggap punya bakat main sirkus. Inilah lima cara merokok yang salah:

1. Salah Bakar

Bagi perokok yang pernah mengalami salah bakar seperti ini, apalagi sampai berulang pasti bukan lagi karena lupa atau terburu-buru. Boleh jadi karena tidak ada yang beri tahu. Kalau salah bakar itu terjadi pada kretek non filter tentu bukan masalah. Nah kalo terjadi pada kretek yang berfilter, bukan main deh. Di mana enjoynya ?

2. Salah Cara Mengakhiri

Cara mengakhiri nyala rokok dengan gunting adalah cara yang kebangetan konyol. Secara umum, menikmati sebatang rokok setidaknya seperti menikmati segelas kopi; nikmatilah sampai batas tegukan terakhir.

3. Salah Porsi

Merokok dengan jumlah keterlaluan yang masuk ke mulut terbilang cara merokok yang ekstra lebay. Tapi boleh jadi itu pernah dialami di masa-masa sekolah yang ditanggung sebagai hukuman dari guru. Dan hukuman semacam itu tentu sangatlah kontrev alias tidak mendidik.

4. Salah Lubang

Please don’t try this at home. Cara merokok seperti ini terbilang kebangetan salah. Jika Anda bukan pemain debus apalagi seniman sirkus, jangan coba-coba deh cara yang kebangetan ini. Kebanyakan gaya bisa berujung petaka. Merokok dengan sewajarnya itu sudah cukup nikmat kok. Percaya deh, merokok adalah aktifitas manusiawi yang keren sampai kapan pun.

5. Salah Tempat

Merokok adalah hak. Dan yang tidak merokok pun punya hak. Jadi marilah kita merokok pada waktu dan tempat yang pantas. Yang ini serius loh, bro…

Jika dari lima cara merokok yang salah ini pernah terjadi pada Anda, bukan berarti itu dosa besar yang patut direnungi apalagi diratap-ratapi. Biar bagaimana pun merokok bukanlah kejahatan. Mendapat kesenangan dari mengkonsumsi tembakau sama halnya dengan mensyukuri anugerah yang Ilahi berikan. Terlebih jika itu kretek yang kita hisap. Kita layak disebut pahlawan devisa.