Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Asosiasi Startup Ajak Pengusaha Indonesia Kembangkan Potensi Dunia Pendidikan
20 Januari 2023 16:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ketua Umum Asisosiasi Startup Teknologi Indonesia (ATSINDO) Handito Joewono.](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gq78k0xbnwq5bf09tfw7c51x.png)
ADVERTISEMENT
Perusahan rintisan atau startup menjadi salah satu usaha yang paling terdampak saat pandemi Covid-19. Seperti diketahui sejumlah startup di Indonesia terpaksa gulung tikar, namun tak sedikit yang tetap bertahan dan terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (ATSINDO) Handito Joewono menilai fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juag di seluruh dunia kecuali beberapa negara tertentu.
"Kenapa ini terjadi? Karena sepertinya setelah pandemi banyak pemegang dana atau investor sadar bahwa bisnis tidak bisa hanya kebut-kebutan, inginnya langsung dapat duit banyak. dan itu mulai berkurang," kata Handito kepada SEVIMA, Jumat (20/1/2023).
Menurut Handito ada berapa sektor yang masih menjanjikan untuk dikembangkan oleh startup, salah satunya di bidang pendidikan atau edutech, serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Para pengusaha harus pintar-pintar untuk mengambil peluang agar tak mudah gulung tikar.
"Saya rasa masih terbuka peluang yang terkait dengan pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari akan tetap prospektif. Dunia pendidikam masih seksi dan potensinya masih berjalan dengan baik," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Handito yang juga sebagai Kepala Sekolah Ekspor ini mengatakan kini startup tidak bisa lagi mengandalkan basis konsumen banyak tetapi tidak berbayar. Pengusaha startup harus mencari platform yang basis konsumennya mempunyai daya beli.
"Memang butuh kecermatan untuk membuat program-program yang agar konsumen mau membayar. Karena saat ini tidak bisa lagi mengharapkan dari yang basis konsumen banyak tapi tidak bayar," ucapnya.
Sehingga menurutnya harus ada penataan ulang pada industri startup di Indonesia, baik yang sudah terlanjur berdiri maupun yang baru ingin masuk. Mengingat kemudi pengembangan startup ada dua sumber utama yakni inovasi teknologi dan injeksi dari investor.
"Perlu ada kata inovasi, karena teknologi saja tanpa inovasi tidak akan berbunyi apa-apa. Sekarang kita tidak bisa mengharapkan euforia investor masuk cepat-cepat," tandasnya.
ADVERTISEMENT