Konten dari Pengguna

Bakamla Sebut Buku ke-7 Mantan Sekjen Kemenhan Bisa Bantu Perkuat Pertahanan

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
13 November 2024 9:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Menghadapi ketidakpastian dan tantangan dalam perencanaan pertahanan sering kali membuat pejabat militer dan pemerintah harus mengambil keputusan yang sulit. Salah langkah sedikit saja, bisa berakibat pada lemahnya pertahanan negara di tengah ancaman yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Hal ini dialami oleh banyak perwira dalam merancang kebijakan yang tepat untuk menjaga kedaulatan nasional. Keterbatasan anggaran, tekanan politik, dan pengaruh geopolitik sering kali membuat proses pengambilan keputusan semakin rumit.
Tantangan tersevut menjadi sorotan utama dalam buku terbaru berjudul Memoar Jejak Langkah Sang Perwira: Pengambilan Keputusan di antara Ketidakpastian, karya mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Laksamana Madya (Purn) Agus Setiadji. Buku ini mendapat perhatian khusus dari Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya TNI Irvansyah, yang menilai bahwa buku tersebut memberikan perspektif berharga bagi para pemangku kebijakan di tubuh TNI dan Kemenhan.
Dalam acara peluncuran dan bedah buku di Jakarta, Laksdya TNI Irvansyah mengungkapkan, pengalaman Agus sebagai perwira Korps Elektronika TNI Angkatan Laut yang berhasil mencapai pangkat jenderal bintang tiga pertama di Indonesia, menjadi aset berharga dalam memperkaya wawasan para pembaca.
ADVERTISEMENT
“Beliau telah melihat sendiri bagaimana pembangunan kekuatan pertahanan dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari politik ekonomi hingga dinamika geopolitik. Ini adalah pelajaran penting yang bisa dipetik dari buku ini,” ujar Irvansyah.
Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pejabat dan perencana kebijakan dalam menyusun rencana kerja yang lebih efektif, khususnya dalam pengalokasian anggaran untuk pembangunan kekuatan pertahanan. Menurut Irvansyah, buku ini memberikan porsi pembahasan yang seimbang, menguraikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pertahanan.
“Melalui buku ini, kita bisa melihat bagaimana setiap perencanaan dan diskusi yang melibatkan alokasi APBN untuk kekuatan militer diarahkan untuk mencapai kondisi pertahanan yang ideal, yang mampu merespon segala bentuk ancaman,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar memoir, buku ini juga membahas isu-isu strategis dalam pertahanan nasional. Agus Setiadji menuangkan pengalamannya saat bertugas di Kemenhan, memberikan wawasan tentang pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), penyelesaian kontrak bermasalah, hingga pentingnya kerahasiaan dalam tugas militer. Bagi para perwira dan pejabat pemerintah, buku ini menjadi panduan untuk memahami dinamika di balik layar yang sering kali tidak terlihat oleh publik.
Selain itu, Agus juga menyoroti perlunya reformasi birokrasi di kementerian dan lembaga, terutama dalam pengadaan barang dan jasa. Ia mengusulkan pelibatan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) serta auditor eksternal dalam proses tersebut. Tidak hanya itu, Agus menekankan pentingnya penguatan manajemen menengah (middle management) dalam menjaga stabilitas operasional dan efektivitas kebijakan.
ADVERTISEMENT
Dengan delapan bab yang mengupas berbagai aspek strategis dalam pertahanan, buku ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana kepentingan nasional mempengaruhi kebijakan pertahanan suatu negara. Irvansyah berharap buku ini dapat membuka wawasan semua pihak terkait pentingnya pembangunan kekuatan pertahanan yang terencana dan terukur, di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah. "Mudah-mudahan, buku ini mampu memberikan wawasan baru dan menjadi inspirasi bagi para pembuat kebijakan untuk terus memperkuat pertahanan nasional," tutup Irvansyah.
Melalui sudut pandang yang tajam dan penuh wawasan, Memoar Jejak Langkah Sang Perwira menjadi refleksi atas perjalanan seorang perwira tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kedaulatan negara. Buku ini seolah menjadi ajakan bagi pembaca untuk memahami kompleksitas di balik setiap keputusan yang diambil dalam upaya memperkuat pertahanan nasional.
ADVERTISEMENT