Konten dari Pengguna

Haji Muhdi PGRI Jateng: Kualitas SDM, Optimalkan Potensi Bonus Demografi

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
23 Juni 2023 10:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Haji Muhdi PGRI Jateng: Kualitas SDM, Optimalkan Potensi Bonus Demografi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada tahun 2045 mendatang. Ada tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam rangka menyiapkan generasi emas, atau yang sering disebut sebagai generasi 5.0. Sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan persiapan yang matang guna menghindari potensi bencana yang mungkin timbul dari situasi ini.
ADVERTISEMENT
Ketua PGRI Jawa Tengah Dr. H. Mukti SH., M.Hum mengatakan pentingnya kebijakan pendidikan bangsa dalam memastikan bahwa bonus demografi saat ini mampu membawa negara ini menuju kondisi yang disebut sebagai kondisi emas. Dunia meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mencapai kondisi tersebut, bahkan pada tahun 2035. Kunci dari pemanfaatan bonus demografi terletak pada sumber daya manusia, bukan hanya dari segi jumlah, melainkan juga dari segi kualitas.
"Kualitas sumber daya manusia ini akan sangat ditentukan oleh political will bangsa ini dalam membangun generasi yang unggul. Sejauh ini, keberhasilan implementasi kebijakan yang baik sangat tergantung pada kemampuan pengelolaan dan implementasinya," kata Dr. Mukti dalam Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke-42 Universitas PGRI Semarang yang dikutip dari Youtube, Jumat (23/6/2023).
ADVERTISEMENT
Dr. Mukti menekankan bahwa Indonesia dapat mencapai prestasi emas jika generasinya unggul. Menurutnya, generasi unggul adalah mereka yang kompeten dan berkarakter. Untuk mewujudkan generasi emas tersebut, diperlukan profil pelajar Pancasila. Menurutnya pelajar Pancasila adalah anak-anak pembelajar sejati yang terus belajar sepanjang hayat. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan berpikir yang baik, yang dikenal sebagai habit of Mind.
Implementasi Kurikulum Merdeka menjadi bagian penting dalam mempersiapkan generasi emas ini. Kurikulum Merdeka memungkinkan pelajar untuk memiliki kebebasan lebih dalam menentukan jalur pendidikan mereka, dengan tetap memperhatikan standar yang ditetapkan. Namun, tantangan bagi guru dan dosen muncul dalam mengelola dan melaksanakan kurikulum tersebut.
"Peran guru dan dosen sangat penting dalam mendampingi dan membimbing para pelajar dalam mengembangkan potensi mereka. Guru dan dosen perlu menguasai metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu. Selain itu, mereka juga harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dr. Mukti juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, universitas, sekolah, dan masyarakat. Kolaborasi ini diperlukan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pengembangan generasi emas. Sinergi antara semua pihak akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi unggul.
Sementara itu, Plt Dirjen Dikti Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng menyampaikan tekad pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Ia mengakui bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan banyak negara lain, namun hal itu tidak boleh membuat kita berkecil hati.
"Sudah menjadi tekad dari pemerintah, semua tahu bahwa tidak ada bangsa yang bisa maju tanpa SDM yang unggul," tegas Prof. Nizam.
ADVERTISEMENT
Prof. Nizam meyakini bahwa para guru, kepala sekolah, dan dosen memiliki semangat tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Mereka siap melakukan segala upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
"Kita yakin bahwa para guru, para kepala sekolah, para dosen akan selalu punya semangat tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul tadi dengan segala upaya yang bisa kita lakukan," ujar Prof. Nizam.
Dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat pesat, terutama dengan semakin matangnya perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence), Prof. Nizam mengakui bahwa kehadiran OpenAI chat GPT seperti ini benar-benar telah mendisrupsi semua aspek kehidupan kita. Namun, Prof. Nizam berpendapat bahwa dalam menghadapi teknologi tersebut, kita memiliki dua pilihan.
ADVERTISEMENT
"Pertama, kita dapat menutup diri terhadap kemajuan teknologi tersebut. Namun, hal itu akan menghambat kemajuan kita sendiri. Pilihan kedua adalah dengan menggunakan dan memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan kemajuan kita, namun harus mampu memanfaatkan teknologi ini secara bijak dan efektif guna meningkatkan kualitas pendidikan kita," tambahnya.
Prof. Nizam menekankan pentingnya adaptasi dan pemanfaatan teknologi dalam konteks pendidikan. Menurutnya, teknologi dapat menjadi alat yang kuat untuk memperkaya proses pembelajaran, memfasilitasi akses pendidikan bagi semua, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem pendidikan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa penggunaan teknologi harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai pendidikan.
"Kita harus memastikan bahwa teknologi tidak hanya digunakan sebagai alat pengganti manusia, tetapi juga sebagai alat pendukung yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan kemampuan siswa," jelas Prof. Nizam.
ADVERTISEMENT
Ia menegaskan perlunya pendekatan yang seimbang antara teknologi dan interaksi manusia, sehingga para pendidik dapat tetap berperan sebagai fasilitator dan pengarah dalam proses pembelajaran.