Konten dari Pengguna

"Ibu Fitriyah: Sosok Visioner di Persimpangan Spiritualitas dan Inovasi Digital"

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
8 Januari 2025 14:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ibu Fitriyah adalah figur inspiratif yang dikenal luas di kalangan operator pendidikan tinggi keagamaan Islam (PTKIS) dan memiliki rekam jejak yang membanggakan. Selain menjadi bendahara Klaster Tapal Kuda, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Klaster Tapal Kuda, sebuah wadah kolaborasi PTKIS di kawasan Jawa Timur. Dengan dedikasi dan kepemimpinannya, Ibu Fitriyah turut mendorong kemajuan pendidikan, terutama melalui perannya di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bangil.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancaranya dengan Tim SEVIMA (07/01/2025), Ibu Fitriyah menyoroti relevansi peristiwa Isra’ Mi’raj di era digital. Menurut beliau, nilai-nilai spiritual Isra’ Mi’raj seperti pentingnya shalat menjadi pengingat untuk membangun karakter mahasiswa yang disiplin, memiliki akhlak terpuji, serta siap memimpin dan dipimpin. “Meskipun hidup di era digital, shalat tetap menjadi kewajiban utama umat Islam. Buah dari shalat adalah pembentukan karakter yang kokoh, yang menjadi bekal penting bagi mahasiswa di tengah tantangan teknologi,” ungkapnya.
Selain itu, nilai-nilai spiritual dari Isra’ Mi’raj, seperti keberanian melampaui batas ruang dan waktu, memberikan inspirasi untuk memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab dan bermoral. Dalam konteks ini, STIT Muhammadiyah Bangil telah menunjukkan komitmen untuk mengintegrasikan teknologi dengan pendidikan berbasis nilai spiritual.
ADVERTISEMENT
STIT Muhammadiyah Bangil menggunakan teknologi untuk memperluas akses pendidikan, misalnya melalui kerjasama dengan platform SEVIMA, digitalisasi materi pembelajaran, dan penggunaan aplikasi pendidikan interaktif. Dengan pendekatan ini, mahasiswa dari berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil, tetap dapat mengakses pendidikan berkualitas. “Teknologi memungkinkan pendidikan untuk melampaui batas fisik, serupa dengan esensi Isra’ Mi’raj yang melampaui ruang dan waktu,” kata Ibu Fitriyah.
Tidak hanya berhenti pada inovasi teknologi, STIT Muhammadiyah Bangil juga menerapkan strategi unik dalam mengintegrasikan nilai spiritual dengan kemajuan teknologi. Contohnya adalah penggunaan aplikasi Al-Qur’an digital, simulasi pengalaman spiritual melalui virtual reality, serta pengembangan kurikulum yang memadukan nilai-nilai agama dengan kemampuan teknologi.
Menurut Ibu Fitriyah, langkah-langkah ini dirancang untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang seimbang antara kemajuan teknologi dan penguatan iman. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya sukses secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan keimanan yang kokoh. Ini adalah tantangan yang tidak mudah, tetapi kami percaya bahwa pendidikan berbasis spiritualitas dan teknologi dapat menjadi solusi untuk membangun generasi yang lebih baik,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan segala upayanya, Ibu Fitriyah bersama STIT Muhammadiyah Bangil terus berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi secara bijak demi memperluas akses pendidikan dan memperkuat nilai-nilai spiritual. Perpaduan ini diharapkan dapat membentuk mahasiswa yang unggul secara akademik sekaligus memiliki kesadaran spiritual yang tinggi.