Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
ITSNU Pekalongan Komitmen Hasilkan Alumni Berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah
17 Oktober 2024 11:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Wisuda adalah momen yang dinanti oleh setiap mahasiswa, namun di balik toga dan ijazah yang diraih, tersimpan pesan mendalam yang harus diingat sepanjang hidup. Rektor Institusi Teknologi Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan, Rizqon Halal Syah Aji, menyampaikan pesan berharga dari para kiai pendiri Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) kepada para wisudawan. Ia menegaskan bahwa kelulusan bukan sekadar perayaan memperoleh gelar, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai luhur Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya di Wisuda ke-III ITSNU Pekalongan yang digelar di Parkside Mandarin Hotel, Pekalongan, Rizqon menyoroti peran penting yang harus diemban oleh para lulusan sebagai alumni Nahdlatul Ulama. Ia mengatakan, "Anda bukan semata-mata sebagai sarjana saja, tetapi Anda semua harus mewarisi sifat-sifat Ulul Albab yang harus melekat pada setiap alumni." Pesan ini disambut dengan antusias oleh para wisudawan dan keluarga yang hadir pada hari Rabu, 16 Oktober 2024.
Rizqon, yang juga merupakan anggota Lembaga Perguruan Tinggi (LPT) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengingatkan bahwa menjadi seorang sarjana NU berarti harus memiliki sifat-sifat Ulul Albab, yang meliputi kejujuran (shiddiq) dan amanah dalam menjalankan tugas di dunia kerja. Ia menegaskan bahwa kejujuran adalah fondasi penting dalam membangun ilmu yang bermanfaat.
ADVERTISEMENT
“Salah satunya adalah shiddiq, jujur dengan kondisi keilmuan, karena ilmu tidak akan dilahirkan tanpa kejujuran,” katanya dengan penuh semangat. Kejujuran, lanjutnya, bukan hanya terkait dengan aspek akademis, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai manusia beriman.
Selain shiddiq, Rizqon juga menekankan pentingnya sifat amanah. Di tengah persaingan dunia kerja yang semakin ketat, modal awal yang harus dimiliki adalah kejujuran dan kepercayaan. “Di dunia kerja, sifat amanah ini sangat penting. Tanpa amanah, kepercayaan sulit dibangun dan keberhasilan tak akan tercapai,” jelasnya.
Pesan-pesan ini mencerminkan pandangan bahwa pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama bukan hanya bertujuan mencetak lulusan yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat. Wisuda ITSNU Pekalongan kali ini tidak hanya menjadi titik akhir perjalanan akademis para mahasiswa, tetapi juga awal dari perjalanan panjang dalam mengemban tanggung jawab besar sebagai pembawa misi keilmuan dan karakter Ahlussunnah wal Jamaah.
ADVERTISEMENT
“Bukan ilmu dulu, tapi kejujuran atau amanah harus dijalankan dengan baik, baru kemudian ilmu. Amanah ini harus ditularkan kepada teman-teman Anda agar suasana di tempat kerja, institusi, lembaga, atau di mana pun Anda mengamalkan ilmu, menjadi kondusif,” lanjutnya.
Pesan ini, menurut Rizqon, merupakan amanah dari para pendiri NU dan PTNU agar alumni tidak hanya memperoleh ilmu, tetapi juga berkarakter Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
Rizqon juga menyampaikan bahwa keilmuan dan pekerjaan ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Menurutnya, belajar dan bekerja adalah bentuk apresiasi terhadap potensi diri, yang harus dimaksimalkan.
“Apresiasi potensi ini harus Anda maksimalkan hingga titik nadir atau titik optimum. Ketika Anda belajar, itu adalah latihan untuk bekerja, dan ketika Anda bekerja, itu adalah implementasi dari ilmu yang sudah dipelajari,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa konsep ini dikenal sebagai labour potential atau potensi tenaga kerja. Konsep ini, katanya, sudah tercantum dalam berbagai kitab yang dipelajari oleh para ulama.
“Di perguruan tinggi NU ini, kita lengkap. Apa pun ada, tinggal bagaimana para dosen mengamalkan ilmunya kepada anak-anak kita dengan ikhlas,” tuturnya.
“Ikhlas inilah yang akan membawa mereka (alumni) mewakili kita (pengajar ITSNU Pekalongan) di masa depan, bahwa ilmu yang kita berikan adalah ‘ilman nafi’an’ dan mudah-mudahan menghasilkan sesuatu yang dinamakan ‘rizqon halalan mubarokan,’” tutupnya.
Sebagai informasi, pada tahun keenam berdirinya, ITSNU Pekalongan telah meluluskan lebih dari 800 mahasiswa. Pada Wisuda ke-III tahun 2024 ini, sebanyak 316 wisudawan dari program studi S-1 dan D-III berhasil diwisuda.
ADVERTISEMENT
Sumber: NU Online