Kenangan Pahit Gempa Palu, Akademi Keperawatan Justitia Terus Berbenah

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2022 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gempa Palu meluluhlantakan kampus Akademi Keperawatan Justitia
zoom-in-whitePerbesar
Gempa Palu meluluhlantakan kampus Akademi Keperawatan Justitia
ADVERTISEMENT
Gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu pada 2018 silam masih menyisakan duka bagi Akademi Keperawatan Justitia. Pasalnya gedung kampus porak poranda pascagempa berkekuatan magnitido 7,4 yang disusul dengan tsunami.
ADVERTISEMENT
Ketua Akademi Keperawatan Justitia Rabiah, S.S,. M.Kes mengatakan hingga saat ini bangunan kampus masih dalam tahap pembenahan. Namun hal itu tidak menurunkan semangat civitas akademika untuk memberikan pembelajaran yang maksimal.
"Pada tahun 2018 kami terkena tsunami, habis gedungnya dan sampai sekarang belum pernah dapat bantuan dari pihak manapun, kami masih pembenahan. Sempat mati suri setelah bencana itu," kata Rabiah kepada SEVIMA, Jumat (12/8/2022).
Ia menambahkan pascabencana jumlah mahasiswa sempat menurun drastis, namun secara perlahan sudah berangsur kembali meningkat. Bahkan setelah empat tahun pascagempa jumlah mahasiswa yang mendaftar melebihi target.
Dari target 100 mahasiswa tahun ini, jumlah pendaftarnya jauh lebih banyak. Pihak kampus pun menerapkan seleksi ketat bagi calon mahasiswa yang akan kuliah di Akademi Keperawatan Justitia ini. Karena memang saat ini cukup banyak peminatnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Rabiah, meski belum pernah mendapat bantuan perbaikan gedung namun pemerintah daerah setempat memberikan beasiswa kepada calon mahasiswa. Hal tersebut turut membantu meningkatkan jumlah mahasiswa yang mendaftar.
"Alhamdulillah setelah ada musibah, pemerintah membantu kami walau pun bukan dalam bentuk fisik, tapi dalam bentuk beasiswa. Musibah membawa nikmat," ujarnya.
Rabiah berencana untuk menambah dua program studi yakni Teknik Kesehatan Rumah Sakit dan Biomedik. Namun hal itu harus tertunda karena, pihaknya masih fokus dalam pembenahan fisik gedung kampus pascabencana yang melanda.
"Harapannya kami bisa lebih bagus lagi dalam pengelolaan sehingga lulusan tidak kalah saing dengan institusi perguruan tinggi di seluruh Indonesia bahkan bisa go internasional," tandasnya.