Makna Isra Miraj dan Tantangan Umat Muslim di Era Teknologi dari Rektor Unisma

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
19 Januari 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dok. SEVIMA
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dok. SEVIMA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beberapa waktu mendatang, umat Islam akan memperingati peristiwa Isra Miraj yang jatuh pada tanggal 8 Februari 2024. Isra Miraj, sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam, serta memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si, Rektor Universitas Islam Malang, memberikan pandangannya mengenai Isra Miraj. Menurutnya, perjalanan Nabi Muhammad SAW ini telah dikaji oleh para ilmuwan dari berbagai perspektif, mulai dari ilmu astronomi, ilmu fisika, hingga ilmu teknologi.
"Melihat perkembangan teknologi dalam society 5.0 saat ini, masyarakat begitu dimanjakan oleh kemajuan teknologi. Orang yang menguasai teknologi dan media sejatinya akan menjadi pemenang," ujar Prof. Maskuri kepada SEVIMA pada tanggal 15 Januari 2024.
Prof. Maskuri menekankan bahwa ini merupakan tantangan tersendiri bagi umat Muslim. Kecepatan perjalanan Rasulullah dari Mekkah ke Palestina hingga ke langit ke-7 menjadi peristiwa yang sangat cepat. Dalam konteks perkembangan teknologi revolusi 4.0, hal ini memberikan kontribusi besar.
ADVERTISEMENT
Meskipun teknologi terus berkembang dengan pesat, Prof. Maskuri mengingatkan bahwa posisi manusia tetap menjadi perhatian utama. Manusia memiliki kemampuan untuk berkarya, memberikan manfaat, menjaga, melestarikan, dan membangun. Oleh karena itu, kedudukan manusia sangat terhormat, dan teknologi informasi bukanlah tujuan utama, melainkan instrumen kehidupan.
"Dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya, semua menggunakan teknologi informasi, namun itu hanya sebagai instrumen. Manusia tetap harus menjadi sentral utama yang dihormati. Di sinilah Alquran dan Isra Miraj mengajarkan untuk memanusiakan manusia dengan menurunkan perintah salat lima waktu," tegasnya.
Prof. Maskuri mengingatkan umat Muslim agar tidak terjebak dalam kemajuan teknologi semata, tetapi tetap menjadikan nilai-nilai keislaman sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan di era digital ini. Isra Miraj, selain sebagai peristiwa yang luar biasa, juga memberikan pesan moral dan spiritual yang tetap relevan dalam menghadapi tantangan zaman.
ADVERTISEMENT