Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menag Nasaruddin Umar Resmi Buka Konferensi Internasional Humanitarian Islam
5 November 2024 15:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Agama, KH Nasaruddin Umar resmi membuka Konferensi Internasional Humanitarian Islam di Balairung Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, pada Selasa (5/11/2024). Pembukaan ditandai dengan prosesi penabuhan gong oleh KH Nasaruddin, yang ditemani oleh sejumlah tokoh penting, seperti Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro, Sekretaris Liga Muslim Dunia (MWL) Asia Tenggara Abdurrahman Al Khayyat, dan Menteri Luar Negeri RI Sugiono.
ADVERTISEMENT
Sebelum membuka konferensi secara resmi, Menag Nasaruddin Umar menyampaikan pidato yang sebenarnya merupakan sambutan Presiden RI, Prabowo Subianto. Dalam sambutannya, Menag Nasaruddin menyampaikan apresiasi pemerintah atas terlaksananya konferensi yang dianggap penting bagi perdamaian dunia ini.
“Atas nama Bangsa dan Pemerintah Indonesia, saya mengucapkan selamat atas terselenggaranya Konferensi Internasional Humanitarian Islam. Semoga konferensi ini melahirkan semangat dan membawa manfaat besar bagi kita semua,” kata Menag Nasaruddin mewakili Presiden Prabowo.
Humanitarian Islam sebagai Pijakan Perdamaian Dunia
Konferensi Humanitarian Islam diharapkan dapat menjadi forum yang memperkuat upaya global dalam mewujudkan perdamaian. Pemerintah Indonesia memandang Humanitarian Islam sebagai platform yang strategis untuk memperkenalkan nilai-nilai Pancasila ke ranah internasional, menekankan peran Indonesia sebagai negara yang mengusung perdamaian dan kerukunan antarumat beragama.
ADVERTISEMENT
“Humanitarian Islam memiliki prinsip-prinsip yang sejalan dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, sangatlah layak dan tepat bagi Indonesia untuk memperkenalkan Pancasila kepada dunia sebagai manifestasi dari Humanitarian Islam,” jelas Menag Nasaruddin.
Humanitarian Islam untuk Indonesia Emas 2045
Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menghubungkan konferensi ini dengan visi Indonesia Emas 2045, yaitu komitmen pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang aktif menyuarakan perdamaian dunia. Ia menegaskan bahwa Humanitarian Islam dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mencapai visi tersebut.
"Humanitarian Islam menjadi pilar penting dalam upaya kami menuju visi tersebut," ujarnya.
Konferensi Humanitarian Islam ini diinisiasi oleh PBNU sebagai kelanjutan dari gagasan kemanusiaan yang pernah diperjuangkan oleh Gus Dur, mantan presiden sekaligus tokoh pluralisme Indonesia. Tema “Humanitarian Islam” sendiri merupakan gagasan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, sebagai terjemahan dari konsep Al-Islam lil Insaniyah (Islam untuk Kemanusiaan).
ADVERTISEMENT
Dihadiri oleh akademisi, peneliti, dan ulama dari berbagai negara, seperti Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika, konferensi ini mempertemukan berbagai pandangan dan pemikiran dalam menjawab tantangan kemanusiaan global. Para peserta dijadwalkan untuk mengikuti rangkaian acara yang mencakup kunjungan ke sejumlah tempat bersejarah di Jawa Tengah dan Yogyakarta hingga 9 November mendatang.
Konferensi Internasional Humanitarian Islam ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam menyuarakan Islam yang damai dan penuh kasih, yang tidak hanya menginspirasi bangsa Indonesia, tetapi juga membawa pesan perdamaian bagi dunia.
Pada kesempatan yang sama, SEVIMA sebuah perusahaan teknologi pendidikan terkemuka di Indonesia, juga turut hadir dalam acara ini. Kehadiran SEVIMA menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung nilai-nilai Humanitarian Islam melalui inovasi di bidang teknologi pendidikan, yang memungkinkan pendidikan tinggi berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan inklusif.
ADVERTISEMENT
Dengan SEVIMA platform yang telah digunakan oleh lebih dari 1.200 kampus di seluruh Indonesia, SEVIMA berkomitmen untuk memfasilitasi kolaborasi antarbudaya dan memperkuat pendidikan berbasis nilai kemanusiaan. SEVIMA berharap dapat terus berkontribusi dalam upaya membangun masa depan yang lebih damai melalui pengembangan pendidikan digital yang inklusif dan mendorong nilai-nilai toleransi di seluruh penjuru negeri.