Nadiem Sebut Pandemi Covid-19 Bantu Percepat Transformasi Pendidikan

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
10 November 2022 11:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022
zoom-in-whitePerbesar
QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022
ADVERTISEMENT
Salah satu hikmah terjadinya pandemi Covid-19 adalah transformasi pendidikan yang menghadirkan banyak perubahan besar dan membuat peluang untuk melakukan hal-hal yang belum dilakukan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Perubahan besar yang telah kita lakukan ini mungkin tidak akan pernah bisa saya lakukan dalam waktu sepuluh tahun. Dengan hadirnya Covid-19, dalam waktu satu tahun memaksa hampir sekitar tiga juta guru di seluruh Indonesia menggunakan teknologi. Bahkan jika saya mencoba dengan anggaran besar, tidak dapat mencapainya dalam waktu sepuluh tahun," ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., pada hari kedua kegiatan QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022 di Hotel Intercontinental Jakarta, Rabu (09/11).
Menurut Nadiem, hal itu dapat terjadi karena sekolah dan guru terpaksa menggunakan teknologi untuk mengajar. Mereka sendiri yang membuka pintu-pintu peluang untuk mengadopsi digital dari berbagai teknologi pendidikan yang dapat kami berikan secara gratis untuk para guru sehingga kementerian mengambil kesempatan itu dan membangun berbagai platform pendidikan.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem mengatakan hal tersebut dilakukan untuk melakukan tranformasi agar dapat bergerak secepat mungkin dan salah satu contoh terobosan yang dikeluarkan adalah Merdeka Belajar. Program ini adalah kombinasi antara teori akademik dengan aplikasi dunia nyata.
Pada kesempatan yang sama, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Bidang Marves) yang hadir secara virtual menyebutkan bahwa di dalam program Merdeka Belajar terdapat Program Gerilya. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa perguruan tinggi baik dari program vokasi maupun teknologi untuk mengembangkan kompetensi energi terbarukan.
“Sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memperluas kegiatan akademik dan penelitian terkait energi terbarukan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memberikan skema beasiswa untuk program magister dan Ph.D untuk mempelajari energi terbarukan di universitas terbaik di seluruh dunia. LPDP juga menyediakan skema pendanaan penelitian yang dikenal dengan RISPRO hingga sekitar US$ 150.000 per skema penelitian yang berfokus pada energi terbarukan. Hasil dari upaya pemerintah dan banyak pemangku kepentingan pendidikan tinggi yang penting, beberapa peringkat universitas terkemuka internasional mengakui kinerja Universitas Indonesia terkemuka di tingkat global dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) termasuk masalah energi terbarukan,” ujar Luhut.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan yang disampaikan kedua menteri tersebut, dalam panel diskusi dengan tema “Intraregional Collaboration And Influence” Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, mengatakan, salah satu kunci Universitas Indonesia dalam mencapai posisi saat ini adalah dengan memggencarkan global engagement.
UI telah bekerja sama dengan mitra di 47 negara dan merupakan anggota dari 14 konsorsium regional. Selain itu, sinergi antara UI dengan program Merdeka Belajar Kemendikbudristek mendorong untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakatnya. Lebih lanjut Prof. Abdul Haris menjelaskan, kolaborasi yang dilakukan juga harus berfokus pada hasil aktual dan dampak nyata, yang menghubungkan universitas dengan dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Pada panel diskusi yang sama hadir tiga pembicara lainnya, yaitu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.; Assistant President for ASEAN Affairs and the Creative Economy Prince of Songkla University, Asst. Prof. Dr. Supatra Davison; dan Assistant Director/ Head-Education, Youth, and Sports Division The ASEAN Secretariat, Dr. Roger Y. Chao. Jr.
Prof. Nizam menyampaikan, saat ini pemerintah sedang mentransformasikan sistem pendidikan melalui banyak aspek. “Karena kami percaya bahwa peran terpenting pendidikan tinggi adalah mempersiapkan sumber daya manusia.,” ujarnya.
Pada konferensi hari kedua QS Summit tersebut, acara diawali dengan pengumuman QS Asia University Rankings 2023 dan UI berhasil menduduki peringkat ke-49 di Asia. Posisi ini merupakan posisi tertinggi di antara perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan panel diskusi dengan berbagai tema, diantaranya Equal Opportunities for All, Equatable Partnerships, dan Intraregional Collaboration and Influence.
ADVERTISEMENT
Di akhir acara, ditutup dengan pemberian penghargaan untuk QS Stars dan QS Certificate of Recognition yang terdiri dari institusi paling berkelanjutan berdasarkan wilayah dalam berbagai bidang, diantaranya Recognition of Improvement, Research Excellence, Reputation Impact, dan New Entrants Award Categories.