Pandangan Prof Togar Terhadap Pergeseran Paradigma dalam Dunia Pendidikan Tinggi

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
12 Februari 2024 13:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam era yang dinamis ini, dunia pendidikan tinggi menghadapi tantangan untuk beradaptasi dengan kebutuhan industri yang terus berubah. Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Togar Mangihut Sumatupang, menyoroti pentingnya adaptasi ini dalam sebuah kegiatan Kolaborasi ITB-Universitas Indonesia (UI) dengan tema "Penuhi Kebutuhan Industri".
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran paradigma, baik dalam ranah pekerjaan maupun dalam sistem pendidikan tinggi itu sendiri. Prof Togar Mangihut Simatupang menjelaskan bahwa dunia kerja saat ini membutuhkan individu yang memiliki kemampuan adaptif, sebagai bagian dari resiliensi. Hal ini menuntut perguruan tinggi untuk mempersiapkan lulusannya agar dapat beradaptasi dengan tantangan baru yang muncul.
"Adaptif, dalam konteks ini, berarti kemampuan untuk belajar hal baru, mengaplikasikan pengetahuan tersebut sesuai dengan kebutuhan, dan terus berkembang sesuai dengan permintaan pasar," kata Prof Togar, seperti dikutip dari Youtube Direktorat Pendidikan Non Reguler ITB, Senin (12/2/2024).
Lebih lanjut, Prof Togar menekankan bahwa perguruan tinggi kini tidak hanya fokus pada pemberian gelar akademik (degree) saja, tetapi juga telah bergeser ke konsep pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Ini menandai perubahan signifikan dalam paradigma pendidikan tinggi, di mana pendidikan tidak lagi terbatas pada periode tertentu dalam hidup seseorang, melainkan menjadi sebuah proses berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Empat Dimensi Layanan Pendidikan Tinggi
Dalam konteks adaptasi terhadap kebutuhan industri, Prof Togar menyebutkan bahwa perguruan tinggi kini menyediakan layanan yang memiliki empat dimensi, yang dirancang untuk mempersiapkan individu menjadi profesional yang handal. Dimensi-dimensi tersebut meliputi:
1. Mikroprofesional: Persiapan untuk memasuki karir baru, mengakselerasi karir, atau bahkan mengubah karir.
2. Mikroekstra: Peluang belajar hal-hal baru yang sesuai dengan tugas, minat, atau kebutuhan individu.
3. Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL): Pengakuan terhadap pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya, juga dikenal sebagai micro-recognition.
4. Mikroskolar: Kesempatan untuk mendalami suatu bidang pengetahuan secara lebih intensif, mendukung individu dalam mendesain dan mengeksplorasi bidang tertentu lebih dalam.
Pendidikan Tinggi sebagai Proses Multidimensi
Akhirnya, Prof Togar menegaskan bahwa pendidikan tinggi saat ini tidak lagi hanya berfokus pada pencapaian pembelajaran yang singular dan monolitik. Sebaliknya, pendidikan telah bergerak menuju pendekatan yang lebih inklusif dan multidimensi, mengakomodasi kebutuhan individu yang beragam serta tuntutan industri yang terus berkembang.
ADVERTISEMENT
Pergeseran paradigma dalam dunia pendidikan tinggi merupakan respons terhadap kebutuhan industri yang dinamis. Melalui adaptasi dan inovasi dalam kurikulum dan metode pengajaran, perguruan tinggi berusaha untuk mempersiapkan lulusannya tidak hanya dengan pengetahuan teoretis, tetapi juga dengan keterampilan praktis yang relevan dan adaptif terhadap perubahan zaman.