Konten dari Pengguna

Prof Abdul Wahid: Generasi Z Wajib Teladani Nabi Muhammad

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
27 September 2024 14:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maulid Nabi bukan hanya sekedar peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga momen untuk merenungkan kehadiran seorang manusia yang telah mengubah jalannya sejarah. Nabi Muhammad SAW adalah contoh teladan bagi seluruh umat manusia, tak hanya bagi umat Islam, tetapi juga diakui oleh banyak kalangan non-Muslim.
ADVERTISEMENT
Salah satu pengakuan tersebut datang dari seorang penulis asal Amerika, Michael H. Hart, dalam bukunya The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History. Dalam buku tersebut, Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW di posisi pertama sebagai manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah.
Pengakuan ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa Nabi Muhammad SAW layak mendapat posisi tersebut? Menurut Prof. Dr. KH Abdul Wahid Maktub, yang pernah menjabat sebagai Staf Khusus Mendikbudristek pada periode 2015-2021, hal ini sangat relevan dalam konteks zaman sekarang yang ditandai dengan perubahan cepat, ketidakpastian, dan kompleksitas yang tinggi.
Prof. Abdul Wahid menjelaskan bahwa manusia, meskipun dianugerahi potensi intelektual yang luar biasa, tetap memiliki keterbatasan. Di era disrupsi ini, kita dihadapkan pada tantangan yang tidak bisa hanya dihadapi dengan kemampuan intelektual saja. "Diperlukan keseimbangan antara intelektual dan spiritual, dan di sinilah peran Nabi Muhammad SAW menjadi sangat penting. Beliau adalah perpaduan sempurna antara kecerdasan intelektual dan kedalaman spiritual, dua hal yang dapat menjadi panduan dalam menghadapi tantangan kehidupan modern," kata Prof Abdul Wahid kepada SEVIMA 24 September 2024.
ADVERTISEMENT
Menurutnya Nabi Muhammad SAW memberikan kesadaran bahwa manusia memiliki potensi yang luar biasa, tetapi juga harus memahami memiliki keterbatasan. Dengan demikian, memperingati Maulid Nabi bukan hanya sekedar mengenang kelahiran beliau, tetapi juga meresapi ajaran-ajaran dan keteladanan yang beliau wariskan kepada umat manusia.
"Perayaan Maulid Nabi SAW adalah momen untuk merefleksikan kembali nilai-nilai ini, agar kita bisa lebih memahami peran manusia dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian," ucapnya.
Menedalani Nabi Muhammad SAW Melalui Al-Qur'an
Namun, bagaimana kita bisa meneladani Nabi Muhammad SAW yang hidup 1400 tahun yang lalu? Di tengah jarak waktu yang begitu jauh, istri beliau, Aisyah R.A., memberikan jawaban penting dengan menyatakan, "Muhammad itu adalah Al-Qur'an." Pernyataan ini memiliki makna yang dalam, bahwa seluruh sikap, tindakan, dan perilaku Nabi Muhammad SAW tercermin dalam Al-Qur'an. Dengan memahami Al-Qur'an, kita bisa memahami bagaimana Nabi Muhammad SAW menjalani kehidupannya dan bagaimana kita bisa meniru teladan beliau.
ADVERTISEMENT
"Dalam Al-Qur'an, karakter Nabi Muhammad SAW diabadikan sebagai sosok yang penuh kasih sayang, pemaaf, jujur, dan dapat dipercaya. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang kolaboratif, mampu bekerja sama dengan siapa saja tanpa memandang latar belakang," ujar Duta Besar Republik Indonesia untuk Qatar Periode 2003-2007 itu.
Nilai-nilai yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW menjadi kompas moral bagi kita di zaman sekarang. Kasih sayang, kejujuran, kemampuan berkolaborasi, serta sikap pemaaf yang beliau tunjukkan adalah prinsip-prinsip yang tetap relevan dalam membangun kehidupan yang harmonis.
Dengan memahami Al-Qur'an, kita tidak hanya mengenal pribadi Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mendapatkan panduan hidup yang abadi. Peringatan Maulid Nabi SAW menjadi lebih bermakna jika kita menjadikannya momen untuk memperdalam pemahaman kita tentang ajaran-ajaran Al-Qur'an, yang memuat segala kebijaksanaan dan akhlak mulia yang pernah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebab, meneladani beliau adalah meneladani nilai-nilai universal yang dapat memandu kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Generasi Z Unggul dengan Meneladani Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW memiliki kemampuan responsif terhadap perubahan zaman, menjadikan ajaran-ajaran yang beliau bawa tetap relevan dan universal. Nilai-nilai tersebut mampu menembus batas ruang dan waktu, meskipun dunia terus berubah.
"Jika kita benar-benar mengadopsi dan mempraktikkan ajaran-ajaran beliau, insya Allah memberikan kita keberanian dan keyakinan dalam menghadapi setiap perubahan. Sikap responsif terhadap tantangan baru ini memberi kita peluang untuk menemukan jawaban-jawaban baru, karena ajaran beliau adalah jawaban atas berbagai persoalan, yang tidak lekang oleh waktu," katanya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami visi dan misi yang dimiliki Nabi Muhammad SAW sebagai model kehidupan yang utuh. Dengan menjadikan ajaran beliau sebagai pegangan, generasi Z dan generasi seterusnya akan mampu bertahan bahkan unggul di tengah tantangan zaman. "Ajaran Nabi Muhammad SAW membekali kita untuk menghadapi masalah, kesulitan, dan tantangan dengan lebih baik, serta memberi kemampuan untuk melihat peluang baru di setiap tantangan yang datang," tandasnya.
ADVERTISEMENT