Konten dari Pengguna

Prof Irman Gelar Orasi Ilmiah Angkat Isu Pengelolaan Ikan Baronang Lingkis

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
19 November 2024 9:23 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pengelolaan sumber daya perikanan di Indonesia kerap menghadapi dilema. Banyak nelayan yang terjebak dalam praktik penangkapan berlebihan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi jangka pendek, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap populasi ikan dan ekosistem laut.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Luwu, sebagai salah satu wilayah yang kaya akan hasil laut, pun menghadapi tantangan serupa. Dengan potensi besar dalam komoditas perikanan, khususnya ikan Baronang Lingkis, daerah ini perlu pendekatan yang inovatif agar bisa menjadi unggulan sekaligus berkelanjutan.
Guru Besar Fakultas Perikanan Universitas Andi Djemma (Unanda), Prof. Dr. Ir. Irman Halid, S.T., M.Si., mengangkat isu penting ini dalam orasi ilmiahnya berjudul, "Pengelolaan Ikan Baronang Lingkis (Siganus Canaliculatus Park, 1797) Sebagai Komoditas Perikanan Unggulan dan Berkelanjutan Kabupaten Luwu." Acara yang diadakan pada Selasa, 19 November 2024, di Gedung Saodenrae Convention Center Palopo ini dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, serta pemangku kepentingan di sektor perikanan.
Prof Irman dalam orasinya menekankan bahwa ikan Baronang Lingkis (Siganus canaliculatus) memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan telah lama menjadi sumber mata pencaharian nelayan di Kabupaten Luwu. Namun, jika dikelola tanpa memperhatikan aspek keberlanjutan, ikan ini bisa terancam populasinya.
ADVERTISEMENT
Meskipun upaya pengelolaan keberlanjutan ini memiliki banyak manfaat, tantangan yang dihadapi tidak sedikit. Salah satu yang utama adalah keterbatasan kesadaran dan pengetahuan nelayan mengenai pentingnya praktik berkelanjutan. Selain itu, faktor ekonomi juga sering memaksa nelayan untuk melakukan penangkapan berlebihan.
Prof. Irman menekankan perlunya sinergi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga masyarakat nelayan, untuk mewujudkan pengelolaan perikanan yang lebih baik.
Melalui orasi ilmiahnya, diharapkan dapat muncul berbagai inisiatif baru yang mendorong keberlanjutan sektor perikanan di Kabupaten Luwu, menjadikan daerah ini sebagai contoh dalam pengelolaan perikanan berbasis ekosistem yang berkelanjutan.