Konten dari Pengguna

Prof. Prahastiwi Utari Resmi Jadi Profesor ke-9 FISIP UNS

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
11 Februari 2025 15:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyampaian Pidato Pengukuhan Prof. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D. sebagai Guru Besar bidang Teori Komunikasi
zoom-in-whitePerbesar
Penyampaian Pidato Pengukuhan Prof. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D. sebagai Guru Besar bidang Teori Komunikasi
ADVERTISEMENT
Surakarta, 11 Februari 2025 – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mencatatkan tonggak sejarah penting pada hari Selasa, 11 Februari 2025, dengan pengukuhan Prof. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D., atau yang lebih akrab disapa Prof. Tiwi, sebagai Profesor ke-9 di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS. Pengukuhan tersebut berlangsung di Auditorium GPH Haryo Mataram, S.H. UNS yang dipenuhi oleh civitas akademika, tamu undangan, serta sejumlah pejabat dari berbagai institusi pendidikan tinggi. Acara tersebut menjadi momen yang sangat bersejarah, tidak hanya bagi Prof. Tiwi pribadi, tetapi juga bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS, yang terus menunjukkan komitmennya dalam menghasilkan akademisi berkualitas di bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prof. Tiwi diangkat sebagai Profesor berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 140055/M/07/2024. Keputusan ini mengukuhkan beliau sebagai salah satu pakar terkemuka dalam bidang komunikasi, dengan pengakuan atas keahlian dan kontribusi beliau dalam teori komunikasi. Pengukuhan ini juga menandai puncak dari perjalanan panjang beliau dalam dunia akademik dan penelitian, di mana beliau telah menunjukkan dedikasi dan konsistensi dalam mengembangkan ilmu komunikasi baik dari sisi teori maupun praktik. Dalam pidato pengukuhan yang disampaikan, Prof. Tiwi mengangkat tema yang sangat relevan dengan kondisi global saat ini, yaitu "Beyond Human Communication: Artificial Intelligence dalam Perspektif Teori Komunikasi."
Dalam pidatonya, Prof. Tiwi mengungkapkan bagaimana pesatnya perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), telah mengubah paradigma komunikasi manusia. "Dalam era digital yang semakin maju ini, kita tidak hanya berhadapan dengan interaksi manusia antar individu, tetapi kita juga harus memahami bagaimana teknologi seperti AI berperan dalam proses komunikasi itu sendiri," ujar Prof. Tiwi. Beliau menjelaskan bahwa AI telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari cara kita berkomunikasi, cara kita bekerja, hingga cara kita membangun hubungan sosial. Oleh karena itu, menurut beliau, sangat penting bagi ilmuwan komunikasi untuk terus mengembangkan teori-teori komunikasi yang relevan dengan perkembangan zaman dan dapat menjawab tantangan baru yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi ini.
ADVERTISEMENT
Menurut Prof. Tiwi, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat saat ini adalah bagaimana memanfaatkan teknologi AI dengan bijak dalam proses komunikasi, tanpa mengorbankan esensi manusiawi dari komunikasi itu sendiri. Ia menyebutkan bahwa meskipun teknologi AI menawarkan berbagai kemudahan dalam interaksi dan pengiriman informasi, teknologi ini juga membawa potensi risiko yang perlu diwaspadai. Salah satu risiko tersebut adalah dehumanisasi dalam komunikasi, di mana hubungan antar individu bisa tergantikan oleh mesin yang lebih efisien tetapi kurang memperhatikan aspek emosional dan sosial yang sangat penting dalam komunikasi. “Komunikasi bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi juga tentang membangun empati, menciptakan hubungan, dan memahami konteks sosial di mana pesan tersebut diterima,” jelas Prof. Tiwi.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, beliau juga menekankan pentingnya tetap mengedepankan teori-teori komunikasi yang berfokus pada interaksi manusia, meskipun teknologi AI menawarkan berbagai kemudahan. Sebagai contoh, beliau mengangkat pentingnya teori komunikasi interpersonal yang menekankan pada saling pengertian dan empati antara individu. “Jika kita hanya mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi, kita mungkin akan kehilangan dimensi-dimensi penting dalam komunikasi yang hanya bisa dijembatani oleh manusia,” tambahnya. Dalam pidatonya, Prof. Tiwi juga mengingatkan bahwa di masa depan, para akademisi dan praktisi komunikasi perlu menggali lebih dalam bagaimana AI dapat menjadi alat yang mendukung, bukan menggantikan, komunikasi manusia yang sesungguhnya. Beliau mengajak semua pihak untuk mempertimbangkan dampak sosial dan budaya dari penggunaan AI dalam komunikasi, serta bagaimana teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat, bukan merusak, hubungan antar manusia.
ADVERTISEMENT
Pidato pengukuhan ini menjadi sebuah ajakan untuk membuka diskusi yang lebih luas mengenai masa depan komunikasi di era digital. Prof. Tiwi juga menekankan pentingnya penelitian lintas disiplin dalam memahami perkembangan teknologi komunikasi yang semakin kompleks. Dengan munculnya teknologi seperti machine learning, chatbot, dan sistem komunikasi berbasis AI lainnya, para akademisi di bidang ilmu sosial harus beradaptasi dan mengembangkan teori-teori komunikasi yang sesuai dengan konteks perkembangan teknologi tersebut. “Sebagai ilmuwan komunikasi, kita harus berada di garis depan untuk memastikan bahwa kita memahami dan dapat mengarahkan perkembangan teknologi ini ke arah yang positif bagi masyarakat,” tegas beliau.
Prof. Tiwi sendiri mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa menjadi seorang profesor bukanlah akhir dari perjalanan akademiknya, tetapi justru merupakan awal dari tantangan baru untuk terus memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat melalui penelitian, pengajaran, dan pengembangan teori-teori komunikasi yang relevan dengan zaman. “Saya merasa sangat terhormat atas pengukuhan ini, dan saya berkomitmen untuk terus mengembangkan ilmu komunikasi serta mengaplikasikan pengetahuan yang saya miliki untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ungkap Prof. Tiwi. Beliau juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada seluruh keluarga besar UNS yang telah memberikan dukungan penuh selama perjalanan karir akademiknya.
ADVERTISEMENT
Prof. Tiwi berharap bahwa dengan pengukuhan ini, beliau dapat lebih aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, untuk mengembangkan penelitian yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan komunikasi yang dihadapi masyarakat modern. Beliau juga mengajak para peneliti dan akademisi untuk terus memperbarui pemahaman tentang komunikasi di era digital, serta untuk tidak berhenti bertanya mengenai bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang menjadi dasar dari komunikasi itu sendiri.
Pengukuhan Prof. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D. sebagai Profesor ini tidak hanya menjadi simbol penting bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS, tetapi juga mempertegas peran UNS dalam menghasilkan karya-karya ilmiah yang relevan dan aplikatif. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS terus berupaya mendidik generasi muda yang terampil secara teknis, sekaligus memiliki pemahaman yang mendalam tentang dinamika sosial, politik, dan komunikasi di dunia yang semakin global. Pengukuhan ini juga menunjukkan bahwa UNS terus berinovasi untuk menghasilkan pengetahuan dan solusi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan pengukuhan Prof. Tiwi, UNS kembali memperkuat posisinya sebagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang terus berkomitmen untuk menciptakan solusi terhadap tantangan global, salah satunya melalui pengembangan ilmu komunikasi yang relevan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.