Konten dari Pengguna

Rapat Kerja Paguyuban Rektor PTN Jawa Timur: Sinergi Menuju Indonesia Emas 2045

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
17 September 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Paguyuban Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jawa Timur menggelar Rapat Kerja (Raker) di Menara Wimaya I, UPN Veteran Jawa Timur. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) serta para rektor PTN se-Jawa Timur. Rapat kerja ini menjadi forum penting bagi para pimpinan PTN dalam membahas isu-isu strategis dan mempersiapkan langkah-langkah solutif untuk kemajuan pendidikan tinggi di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT., IPU, menekankan pentingnya forum ini sebagai ajang silaturahim dan diskusi strategis. “Rapat Kerja Paguyuban Rektor ini merupakan forum strategis bagi PTN di Jawa Timur. Ini menjadi ajang bersilaturahim para pimpinan PTN Se-Jawa Timur, sekaligus membahas isu-isu strategis dan menyiapkan langkah-langkah solutif serta alternatifnya. Selain itu, forum ini juga penting dalam membangun kolaborasi, koordinasi, serta berbagi pengalaman dalam rangka membangun sinergitas antar perguruan tinggi menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Prof. Fauzi juga menyoroti dua isu strategis yang perlu mendapat perhatian khusus dalam Raker kali ini, yaitu kebijakan sumber daya manusia, khususnya dosen, dan penguatan kolaborasi dalam penelitian serta publikasi ilmiah. “Peningkatan daya saing PTN di Jawa Timur sangat bergantung pada kebijakan yang tepat dalam pengelolaan sumber daya manusia, terutama dosen. Selain itu, kolaborasi penelitian dan publikasi ilmiah perlu terus diperkuat untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat dan meningkatkan reputasi akademik di kancah nasional maupun internasional,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam paparan materi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengajak para Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di wilayah Jawa Timur dapat membantu mengawal birokrasi. Menurutnya Kementerian PANRB memerlukan kolaborasi aktif dari berbagai stakeholder, termasuk akademisi. Akademisi dapat memperkuat kebijakan reformasi birokrasi dengan data dan analisa akademik (evidence-based policy).
“Kini saatnya berkolaborasi dalam membangun inovasi, bukan bekerja sendiri-sendiri. Tidak ada satu aktor pun yang dapat mencapai tujuan tanpa kontribusi dari aktor lain. Maka dari itu, peran akademisi, rektor, dan pegiat pendidikan sangat penting untuk turut mengawal birokrasi,” katanya.
Disampaikan bahwa perlu adanya tokoh pendidikan sebagai agent of change yang menjembatani program prioritas pembangunan dengan masyarakat sekaligus mencetak sumber daya manusia yang unggul. Oleh karenanya jajaran akademisi dalam hal ini PTN se-Jawa Timur dapat terus melahirkan terobosan yang bisa memberikan dampak bagi masyarakat. Kemudian kampus dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan lebih banyak pihak untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut mantan Bupati Banyuwangi ini menyampaikan bahwa digitalisasi menjadi salah satu program prioritas Kementerian PANRB, salah satunya dengan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektonik (SPBE). Saat ini, terdapat 27.000 aplikasi yang tidak terintegrasi. Melalui SPBE, pemerintah mendorong agar seluruh sistem terintegrasi dan memiliki interoperabilitas yang baik sehingga berujung pada meningkatnya kepuasan publik.
Menteri Anas juga mengajak para rektor dan civitas academica untuk dapat berinovasi dalam berbagai sektor terutama dalam proses belajar mengajar dengan lebih memanfaatkan teknologi. “Jadi digitalisasi bukan hanya sebatas aplikasi. Tapi lebih dari itu yakni memperbaiki tata kelola proses bisnis sehingga pelayanan akan lebih baik,” sambungnya.