Konten dari Pengguna

Rektor UIN Malang Hadiri Rakernas Pendidikan Islam 2025

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
10 Februari 2025 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA, bersama Kepala Biro Bidang AUPK, Dr. H. Muhtar Hazawawi, turut hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan Islam 2025. Acara ini bertajuk "Execution Matters! Beres Ya." dan berlangsung di Mercure Ancol Jakarta pada 21-23 Januari 2025.
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA, bersama Kepala Biro Bidang AUPK, Dr. H. Muhtar Hazawawi, turut hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan Islam 2025. Acara ini bertajuk "Execution Matters! Beres Ya." dan berlangsung di Mercure Ancol Jakarta pada 21-23 Januari 2025.
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA, bersama Kepala Biro Bidang AUPK, Dr. H. Muhtar Hazawawi, turut hadir dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pendidikan Islam 2025. Acara ini bertajuk "Execution Matters! Beres Ya." dan berlangsung di Mercure Ancol Jakarta pada 21-23 Januari 2025. Rakernas dihadiri oleh Menteri Agama serta para pemangku kebijakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, baik secara luring maupun daring.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Prof. Abu Rohmad, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, menekankan pentingnya eksekusi yang baik dalam menjalankan rencana. “Perencanaan yang baik tidak akan berarti apa-apa jika eksekusi dan aksi tidak terlaksana dengan baik. Setiap rencana harus dijalankan dengan bersih, responsif, dan melayani,” ungkapnya. Ia juga menyoroti perlunya evaluasi atas pelaksanaan program-program yang telah direncanakan, agar langkah-langkah yang diambil memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Rakernas ini menjadi momentum untuk refleksi dan evaluasi, memastikan bahwa alokasi anggaran digunakan tepat sasaran demi mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan. Prof. Abu juga menyampaikan pesan Menteri Agama untuk menjaga integritas, menjalankan prinsip transparansi, dan menjauhkan diri dari praktik penyelewengan. “Setiap langkah harus mencerminkan nilai-nilai bersih, anti fraud, dan pelayanan prima,” tegasnya.
ADVERTISEMENT

Fokus pada Pendidikan Anak dan Pengelolaan yang Relevan

Dirjen Pendidikan Islam juga menekankan pentingnya memahami dunia anak-anak, mulai dari usia dini hingga perguruan tinggi. “Sebagai pengelola pendidikan, kita harus menyelami dunia mereka, memahami cara mereka tumbuh dan berkembang, agar pendidikan yang diberikan relevan dan sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Refleksi Menteri Agama: Tantangan Esensial Pendidikan Agama

Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, dalam pidatonya, mengulas capaian kinerja 100 hari Kemenag. Meskipun laporan menunjukkan realisasi anggaran mencapai 100 persen, beliau menyoroti tantangan esensial terkait dampak terhadap kualitas anak didik. “Apakah anggaran yang tinggi memiliki hubungan linier dengan kualitas capaian anak didik? Faktanya, tidak selalu demikian,” ujarnya. Menurutnya, keberhasilan harus diukur secara holistik, mencakup peningkatan karakter dan visi pendidikan agama.
ADVERTISEMENT
Beliau menyoroti tiga isu utama dalam pendidikan agama yaitu pertama, Penyelamatan Bumi Melalui Pendidikan Agama. Pendidikan agama harus menyertakan pesan lingkungan hidup yang kuat. Dengan pendekatan eco-teologi, doktrin agama perlu dikaji ulang agar tidak menjadi legitimasi eksploitasi alam. “Manusia sebagai khalifah di bumi harus diartikan sebagai penjaga, bukan perusak,” tegasnya.
Kedua, Pendidikan Toleransi dan Moderasi. Menteri Agama menyoroti rendahnya kesadaran toleransi dalam pendidikan agama. “Jika pendidikan agama sejak dini menanamkan kebencian, kita akan semakin jauh dari semangat kerukunan. Pendidikan harus mengajarkan toleransi sebagai inti ajaran agama,” ungkapnya.
Katiga, Penguatan Nasionalisme. Pendidikan agama harus memperkuat identitas kebangsaan melalui sejarah, budaya lokal, dan nilai-nilai Pancasila. “Nasionalisme harus menjadi ruh dari setiap kebijakan pendidikan agama, bukan sekadar slogan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT

Pendidikan Agama sebagai Transformasi Sosial

Menutup pidatonya, Menteri Agama menegaskan bahwa misi besar Kemenag adalah mendidik generasi penerus yang unggul secara intelektual dan berkarakter mulia. Pendidikan agama harus menjadi wahana transformasi sosial untuk menyelamatkan alam dan mempererat kerukunan. “Dengan visi yang kuat, kita dapat mewujudkan pendidikan yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa,” pungkasnya.
Rakernas 2025 ini diharapkan menjadi tonggak penting untuk memperkuat komitmen dalam membangun pendidikan Islam yang bersih, transparan, dan berdampak positif.
Sumber: https://uin-malang.ac.id/r/250101/rektor-uin-malang-hadiri-rakernas-pendidikan-islam-2025-soroti-pentingnya-eksekusi-yang-tepat.html